Moeldoko Panen Kopi di Gunung Puntang

Moeldoko ingin melihat langsung kopi puntang yang mendapat prestasi luar biasa di SCAA.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 30 Mei 2018, 02:00 WIB
Diterbitkan 30 Mei 2018, 02:00 WIB
Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) menghadiri panen kopi di Gunung Puntang
Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) menghadiri panen kopi di Gunung Puntang

Liputan6.com, Bandung Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) sekaligus Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Moeldoko mengikuti acara panen kopi di kawasan Gunung Puntang, Desa Campaka Mulya, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung, Selasa, 29 Mei 2018.

“Saya ingin melihat kopi puntang yang mendapat prestasi luar biasa di SCAA. Untuk itu saya sangat tertarik melihat bahwa ini sebuah potensi yang perlu kita kembangkan. Saya harap ke sini nilai kopi ini mengalami peningkatan,” kata Moeldoko.

Dalam pantauan Liputan6.com, Moeldoko bersama rombongannya memetik langsung kopi sekaligus melihat tempat produksi kopi milik kelompok tani Murbeng Puntang.

“Saya masih lihat kelemahan, satu pohon kopi masih dua kilogram dan ingin kita intensifkan lagi menuju 5 kilogram,” ucapnya.

Dalam kesempatan itu, Moeldoko memberi saran kepada petani kopi bergabung ke dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).

Sebab, lanjut dia, budidaya kopi di area hutan seluas dua hektare dengan sistem Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) ini masih menggunakan LMDH (Lembaga Masyarakat Daerah Hutan).

“Kelemahan LMDH ini tidak bikin Gapoktan. Semua subsidi untuk petani bisa mengajukan dari Gapoktan. Semua ajuan itu dikirimkan melalui Dirjen Holtikultura dan akan langsung memberikan bantuan,” jelasnya.


Belum Mendapatkan Bantuan

Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) menghadiri panen kopi di Gunung Puntang
Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) menghadiri panen kopi di Gunung Puntang

Dalam acara panen kopi tersebut, Moeldoko mendapat aspirasi dari para petani kopi. Salah satunya soal kesulitan para petani mendapatkan bantuan pupuk yang diprogramkan pemerintah.

Ketua kelompok tani Murbeng Puntang Ayi Suteja mengatakan, sejak 2012 lalu pihaknya menggunakan lahan Perhutani. Namun, selama bertani kopi belum ada bantuan yang dirasakan termasuk soal pupuk.

“Untuk yang di perhutanan masih jauh dari bantuan. Ini kurang tersentuh dalam bantuan-bantuan,” kata Ayi.

Padahal, Ayi telah melejitkan kopi Gunung Puntang setelah tampil dalam pameran Specialty Coffee Association of America (SCAA) Expo 2016 yang digelar di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat. Kopi Gunung Puntang besutan Ayi terjual dengan harga tertinggi, USD 55 per kilogram atau Rp 750 ribu per kilogram.

Kopi Gunung Puntang juga turut diseleksi untuk mengikuti pameran SCAA. Dalam seleksi yang melibatkan 74 kopi asal Indonesia, menurut kurator kopi dari Caswells Coffee, kopi Gunung Puntang memiliki cupping score tertinggi dari 17 specialty coffee yang akhirnya diikutkan dalam pameran. Kopi Gunung Puntang paling direkomendasikan dengan skor tertinggi 86,25.

“Kita memang masih baru dari 2012. Belum dikenal kelompok taninya, cuma kopinya yang terangkat,” ucap Ayi.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya