Pagi Mengenang 478 Tahun Kedatangan Portugis di Manakarra

Kekayaan tradisi dan budaya serta keyakinan serba tujuh membuat Mamuju memiliki nilai beda. Inilah kota yang pernah menjadi jalur utama ekspedisi dagang kapal-kapal Portugis.

oleh Ahmad Yusran diperbarui 22 Jul 2018, 06:00 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2018, 06:00 WIB
mamuju
Pulau Karampang peraih nominasi Anugrah Pesona Indonesia (API) 2016, kategori Most Popular Hidden Paradise. (foto : Liputan6.com / Ahmad Yusran)

Liputan6.com, Mamuju - Selamat Pagi Indonesia. Selamat Pagi Dunia. Selamat Pagi Peradaban. Salam pagi nan eksotis terucap dari Pantai Manakarra. Di pantai ini ada cerita mengenai sejarah Mamuju.

Anjungan pantai Manakarra di Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat menjadi pusat kemeriahan menyambut hari jadi ke-478 Kabupaten Mamuju pada Sabtu, 14 Juli 2018. Jika berkunjung pagi hari, semilir angin di anjungan pantai Manakarra begitu terasa menyambut datangnya matahari. Tak ada hiruk pikuk keramaian seperti beragam aksi panggung hiburan hiburan seni budaya lokal.

Saat ulang tahun, kelompok musik Samson ikut meramaikan Manakarra Fair 2018 yang berlangsung 13 hingga 15 Juli 2018.

Menurut salah satu warga, Abdi Latief di suatu pagi, Mamuju memiliki sebutan khas 'Manakarra'. Artinya pusaka yang sakti. Setidaknya itu dibuktikan tahun 1540 saat terbentuknya kerajaan Mamuju dari hasil menyatunya tiga buah kerajaan di Rante Lisuang Ada’ Kurungan Bassi, yakni Kurri-Kurri, Langgamonar, dan Managgallangoleh Pue Tunileo.

"Fakta yang tercatat dalam sejarah, pelabuhan Kurri-Kurri adalah pelabuhan internasional. Menjadi persinggahan Portugis membawa berbagai komoditas dengan rute Kerajaan Siang di Pangkaje’ne sebelum Gowa dan Manado Tua (Sulawesi Utara)," kata Abdi Latief kepada Liputan6.com.

Dijelaskan pula, warga di Kabupaten Mamuju memandang angka tujuh sebagai angka sakral. Berbagai landmark selalu berkait dengan angka tujuh.

Mulai dari Gala’gar Pitu (7 Pemangku Adat), Pitu Ba’bana Binanga (7 Kerajaan di pesisir), Pitu Ulunna Salu’ (7 Kerajaan di Hulu Sungai), Penduang Pitu (14 sebagai kelipatan 2 dari 7), Nene Pitullapis (Nenek tujuh turunan), Ampo Pitullapis (Cucu tujuh turunan), Langi’ Pitussusung (Langit tujuh susun), Tanpo Pitullapis (Tanah tujuh lapis), Tanete Pituttodong (Gunung tujuh bersusun).

Itulah barisan serba tujuh, tradisi yang hidup, terjaga dan terawat di Mamuju. Tradisi yang menjaga pagi tetap bersemangat.

Simak video menarik pilihan berikut di bawah :

 

 

 

Serba Tujuh Lainnya

mamuju
Rumah Adat Mamuju di tengah kota Mamuju. Eksotisme rumah adat dengan berbagai simbol tersaji. (foto: Liputan6.com / Ahmad Yusran)

Ada pula Tobo Lengkong Pitu (Keris berlekuk tujuh), Nambo Pitundappa (Kedalaman tujuh depah), Pitu Tokke Pitu Sassa (Tujuh Tokke dan tujuh Cecak), Anjoro Pitu (Kelapa 7), Belua’ bare pitu (Rambut terbelah tujuh), Orang Lanta’ Pitu (Tangga beranak tujuh). Bahkan, ada pula tradisi Mingguling Pempitu Dapurang (Mengelilingi dapur hingga 7 kali), Pitumbongi, Pitungallo (7 hari 7 malam).

Bagi yang hobi plesiran yang ingin ke Mamuju, di Sulawesi Barat, sudah tak repot lagi karena Mamuju sudah memiliki bandar udara Tampapadang. Bandara ini dapat diakses melalui penerbangan rute bandar udara internasional Sultan Hasanuddin di Makassar atau dapat ditempuh dengan akses perjalanan darat Makassar-Mamuju.

Menurut Sari Ita Sari Darmawati dari Diskominfo pemkab Mamuju kepada Liputan6.com setidaknya ada destinasi lain yang layak melengkapi Pantai Manakarra.

Dimulai dari Rumah Adat Mamuju yang terletak di tengah kota Mamuju. Eksotisme rumah adat dengan berbagai simbol tersaji.

"Misalnya bangunan utama rumah raja, tempat pandai besi emas, lumbung, kandang kuda, dan kandang rusa. Kemudian dua unit tempat tinggal penjaga rumah adat. Menariknya semua material bangunan itu terbuat dari kayu," kata Ita.

Berikutnya, Pulau Karampuang yang berada di depan anjungan pantai Manakarra. Menuju pulau Karampuang, dapat ditempuh dengan menggunakan perahu. Pehobi snorkling, diving, atau hanya penikmat daratan saja akan dimanjakan dengan suasana di pulau ini.

"Pulau Karampang pernah meraih nominasi Anugerah Pesona Indonesia (API) 2016 untuk kategori Surga Tersembunyi Terpopuler (Most Popular Hidden Paradise) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata RI," kata Ita.

Berikutnya, Landmark Mamuju City. Ini destinasi wisata yang pernah meraih rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai landmark terpanjang dengan panjang total 160 meter dan tinggi 16 meter pada HUT ke-69 RI.

Berlokasi di ketinggian Anjoro Pitu (Kelapa Tujuh), landmark ini berdekatan dengan Sapota’ (sebutan untuk rumah jabatan Bupati Mamuju). Dari ketinggian lokasi landmark ini, kita bisa melihat pemandangan pesisir pantai di kota Mamuju.

 

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya