Petunjuk Penting soal Nenek Moyang dari Penemuan Perahu Abad VII di Rembang

Perahu kuno abad VII ditemukan di Desa Punjulharjo, Kecamatan Rembang Kota, Rembang, Jawa Tengah.

diperbarui 21 Agu 2018, 16:30 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2018, 16:30 WIB
Temuan Perahu Abad VII, Penegas Nenek Moyang Orang Pelaut
Tim dari Balai Arkeologi Yogyakarta sedang melakukan ekskavasi situs di Caruban Desa Gedongmulyo Kecamatan Lasem beberapa hari lalu. (foto: Liputan6.com/suaramerdeka.com/Mulyanto Ari Wibowo)

Rembang - Temuan perahu kuno abad VII di Desa Punjulharjo, Kecamatan Rembang Kota, Rembang, memancing Balai Arkeologi Yogyakarta meneliti situs itu. Tujuannya untuk mengungkap bentuk pelabuhan hingga pemukiman dari abad VI.

Ketua Tim Peneliti Balai Arkeologi (Balar) Yogyakarta, Nurhadi Rangkuti menyebutkan bahwa penelitian maritim abad VII hingga XV di Kabupaten Rembang masih terus dilakukan. Hasil penelitian itu disampaikan saat sosialisasi hasil penelitian arkeologi Rembang di hadapan Sekretaris Daerah, Subakti, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) hingga guru SMA/SMK se-Kabupaten Rembang.

"Lokasi penelitian dibatasi dari makam Sayyid Abu Bakar di sebelah barat hingga Makam Nyi Ageng Maloka di sebelah timur. Saat ini kami fokuskan di sekitar Caruban,  Desa Gedongmulyo, Kecamatan Lasem, karena wilayah ini pernah disebut dalam babad sebagai pelabuhan," kata Nurhadi, ditulis suaramerdeka.com Senin 20 Agustus 2018.

Situs Caruban adalah situs multi komponen dari abad VI hingga masuknya Islam di pesisir utara Jawa. Balai Arkeologi Yogyakarta masih terus mengumpulkan data dan temuan arkeologi yang sezaman dengan perahu kuno di Punjulharjo.

"Dari hasil pengalian sejak tahun 1985 hingga saat ini, banyak ditemukan keramik kuno dari Dinasti Tang abad ke VII hingga awal Islam," kata Nurhadi.

Di makam Ki Ageng Maloka, Balai Arkeologin menemukan tumpukan bata kuno. Pihaknya belum bisa menyimpulkan dan terus mengumpulkan data melalui sejumlah penggalian karena penelitian arkeologi maritim di Rembang merupakan awal dari penelitian besar terkait Selat Muria.

"Pada masa Demak, Gunung Muria adalah pulau yang terpisah dari Pulau Jawa. Antara Demak dengan Rembang dihubungkan dengan selat. Namun kini, Selat Muria sudah menjadi daratan. Kami melakukan penelitian terkait pasang surut Selat Muria ini dengan memulai dari Rembang," kata Nurhadi.

Sekretaris Daerah Kabupaten Rembang Subakti menyambut temuan itu. Ia meminta dinas terkait mendata temuan-temuan arkeologi di Kabupaten Rembang secara menyeluruh agar temuan arkeologi itu tidak hilang.

"Adanya temuan arkeologi di Caruban dan perahu kuno abad VII  harus disikapi. Karena tempat itu sekarang sudah menjadi tempat wisata pantai. Tata ruangnya harus diatur betul agar jangan sampai temuan arkeologi di Caruban hilang seiring adanya perkembangan wisata," kata Subakti. 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

Ikuti berita menarik lainnya dari suaramerdeka.com di tautan ini.

Simak video menarik pilihan berikut di bawah: 

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya