Wali Kota Risma Ungkap Rahasia Pemulihan Teror Bom Surabaya di New York

Menurut Wali Kota Risma, yang berbeda dari serangan bom di Surabaya adalah melibatkan perempuan dan anak-anak, baik sebagai korban maupun sebagai pelaku.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 26 Sep 2018, 03:06 WIB
Diterbitkan 26 Sep 2018, 03:06 WIB
20150825-Risma
walikota Surabaya Tri Rismaharini. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Surabaya - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini atau Risma mengatakan, aksi bom bunuh diri beberapa waktu silam tentu menyisakan kesedihan dan trauma. Namun warga Surabaya khususnya harus segera bangkit.

Menurut Risma, yang berbeda dari serangan bom di Surabaya adalah melibatkan perempuan dan anak-anak, baik sebagai korban maupun sebagai pelaku. Pemkot Surabaya pun bergerak cepat dan melakukan langkah-langkah spesifik.

Semua pemangku kepentingan bekerjasama memulihkan kondisi Surabaya.

"Karena hanya dengan bekerja bersama, kita dapat memiliki lebih banyak kekuatan dan melakukan hal-hal lebih cepat," kata Risma lewat keterangannya saat bicara di gelaran Global Counter Terrorism Forum di Roosevelt Hotel, New York, AS, Selasa 25 September 2018.

Risma menambahkan, saat itu dia langsung meninjau tiga gereja yang diserang bom dan mengerahkan jajarannya untuk membersihkan tiga gereja itu. Bahkan, bekerjasama dengan asosiasi dokter serta semua rumah sakit di Surabaya untuk fokus membantu korban.

Pihaknya juga bekerjasama dengan petugas kepolisian, terutama Detasemen Khusus 88 untuk mengungkapkan data para pelaku.

"CCTV yang kami pasang di semua area kota telah banyak membantu kami dalam mendapatkan data cepat dari para penyerang," beber dia.

Selanjutnya Pemkot menghubungkan data dari CCTV dengan database kependudukan untuk mengidentifikasi karakteristik fisik, dan informasi keluarga pelaku teror. Disusul polisi yang melakukan analisis terhadap orang-orang yang mereka temui beserta kegiatan-kegiatannya.

Akhirnya, ketemu bahwa para pelaku ini terhubung dengan keluarga lainnya yang melakukan serangan keesokan harinya.

"Jadi, data kami juga membantu petugas detasemen khusus untuk mengungkapkan jaringan mereka dalam proses yang cukup cepat," tegasnya.

Di rumah pelaku, jajaran kepolisian menemukan banyak bahan yang digunakan untuk membuat bom rakitan dan beberapa bom yang siap meledak. Polisi kemudian meledakkan bom itu di tanah Pemkot Surabaya yang sudah dipersiapkan sebelum.

Penangkapan beberapa tersangka di rumah mereka juga menyebabkan trauma bagi anak-anak mereka.

Makanya, pada hari serangan dan beberapa hari setelahnya, Wali Kota Risma memutuskan untuk menghentikan kegiatan sekolah (libur). Hal ini penting untuk menyembuhkan trauma mereka sebelum dapat kembali lagi ke sekolah.

Intensif Kunjungi Mal

Nasib Anak Pelaku Bom Surabaya
Tri Rismaharini Walikota Surabaya bersama Kombes Pol Rudi Setiawan Kapolrestabes Surabaya di Mapolda Jatim. (suarasurabaya.net/Anggi)

Secara bertahap, Risma juga bertemu dengan kepala sekolah, guru agama, pengurus masjid, dan pengamat jentik nyamuk yang biasanya masuk ke rumah-rumah warga.

"Mereka kami minta untuk melaporkan kapan pun menemukan sesuatu yang mencurigakan di rumah warga," ujarnya.

Selain itu, ia juga berkomunikasi intensif dengan psikolog untuk membantu membantu para korban dan melakukan pendidikan psiko secara teratur.

Sementara di sekolah, terus dilakukan penyembuhan trauma dibantu oleh psikolog dan mengaktifkan program konselor sejawat. Dimana beberapa siswa terpilih dapat membantu mengidentifikasi masalah teman mereka dan mencari solusi bersama.

Pasca teror itu, Wali Kota Risma juga terus berusaha meningkatkan kepercayaan warga dan untuk mengubah kondisi kota kembali normal, sehingga dia secara intensif mengunjungi mal dan tempat umum untuk meyakinkan warga bahwa tragedi sudah berakhir, semuanya terkendali, dan mereka tidak perlu merasa takut untuk melakukan kegiatan normal.

"Bagi keluarga korban, kami juga memberi dukungan finansial," kata dia.

Teror bom itu ternyata memberi pelajaran tersendiri bagi Pemkot Surabaya. Akhirnya, muncullah aplikasi SIPANDU untuk mencegah terorisme dan radikalisme di tengah-tengah warga. Dengan aplikasi ini, warga bisa mengirimkan laporan tentang orang-orang yang mencurigakan di daerah mereka.

Wali Kota Risma menambahkan, di Surabaya itu sudah ada pusat komando nomor darurat 112 yang terhubung ke semua CCTV di Surabaya. Saat ini, fungsi 112 itu tidak hanya berfungsi untuk menanggapi bencana atau situasi darurat, tetapi juga untuk memantau secara dekat area yang mungkin menjadi target serangan teroris.

"Mereka memiliki enam pos yang terletak di enam bagian Surabaya untuk siap jika terjadi insiden apa pun. Pusat komando juga dapat memberikan layanan ambulans gratis serta konseling psikolog," imbuhnya.

Di akhir paparannya, Wali Kota Risma berharap pengalaman Surabaya dalam menangani ancaman terorisme bisa menjadi pelajaran yang melibatkan mitra strategis dan pemangku kepentingan. "Saya kira, ini adalah cara terbaik dalam memerangi ekstremisme kekerasan di tingkat lokal," pungkasnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya