Liputan6.com, Jakarta - Eksekutif Siemens Agustin Escobar tewas dalam kecelakaan helikopter yang hancur di udara dan jatuh di Sungai Hudson antara Manhattan, New York dan tepi pantai New Jersey, Amerika Serikat (AS).
Diwartakan New York Post, kecelakaan tragis itu terjadi pada Kamis (10/4/2025) sekitar pukul 3:15 siang waktu setempat.
Baca Juga
Di luar dari kabar duka ini, ia dikenal sebagai seorang profesional yang memiliki pengalaman panjang di sektor energi dan transportasi. Untuk lebih jelasnya, berikut profil Agustin Escobar.
Advertisement
Mengutip Spain Investors Today, yang dilansir Livemint, Jumat (11/4/2025), Escobar adalah eksekutif atau presiden cabang perusahaan teknologi Siemens di Spanyol.
Agustin Escobar menjabat sebagai CEO Siemens Mobility Southwest Europe sejak 2019 dan wakil presiden Kamar Dagang Jerman untuk Spanyol selama lebih dari setahun.
Sebelumnya, Agustin Escobar menjabat sebagai CEO Divisi Manajemen Energi dan Sektor Infrastruktur & Kota di Amerika Latin dari tahun 2014 hingga 2018. Ia bahkan sempat menjabat sebagai CEO Sektor Infrastruktur & Kota selama dua tahun.
Ia menjadi Direktur Korporat Strategi dan Pengembangan Bisnis Internasional Siemens di Amerika Utara, dan memegang berbagai peran di Spanyol dari tahun 1998 hingga 2010, terutama di sektor energi.
Ia lulusan teknik industri dari Universitas Pontificia Comillas di Madrid dan memiliki lebih dari 25 tahun pengalaman global di sektor energi dan transportasi, memimpin tim di seluruh Amerika Latin, Amerika Serikat, dan Spanyol.
Â
Istri dan 3 Anak Meninggal Dunia
New York Post melaporkan, kecelakaan itu juga merenggut nyawa istri dan tiga anaknya. Menurut pihak berwenang, empat korban dinyatakan meninggal di tempat kejadian, sementara dua lainnya meninggal di rumah sakit.
Ketiga anak Agustin Escobar diketahui masih duduk di sekolah menengah pertama atau lebih muda. Mengutip Livemint, Jumat (11/4/2025), keluarga Escobar baru-baru ini mengunjungi New York dari Barcelona untuk berlibur.
Sebuah foto yang beredar di media sosial menunjukkan keluarga beranggotakan lima orang itu berpose di depan helikopter Bell 206L-4 LongRanger IV.
Seorang reporter bernama Emmy Mary-Lyn Buckley mengunggah video dari lokasi kejadian, yang memperlihatkan beberapa barang terdampar di dekat jembatan.
Sepatu kets anak-anak, dua kursi helikopter, bagian pintu helikopter, pamflet keselamatan, dan sebuah dompet terlihat dalam video tersebut. Namun, identitas pilot dan penyebab kecelakaan masih belum diketahui.
Advertisement
6 Orang Tewas
Menurut seorang pejabat penegak hukum yang bicara secara anonim kepada Associated Press (AP), seluruh penumpang di dalam helikopter — enam orang — dinyatakan tewas.
Saksi mata Bruce Wall menuturkan bahwa dia melihat helikopter tersebut "hancur di udara", dengan bagian ekor dan baling-baling terlepas.
"Baling-balingnya masih berputar meski sudah tidak lagi terhubung ke badan helikopter saat jatuh," kata dia seperti dikutip dari AP.
Lesly Camacho, seorang pramusaji di sebuah restoran di tepi sungai di Hoboken, New Jersey, juga melihat kejadian tersebut dari kejauhan.
"Ada banyak asap keluar. (Helikopter) itu berputar sangat cepat dan jatuh ke air dengan keras," ujarnya dalam wawancara lewat telepon.
Cuaca saat itu memang berawan, namun jarak pandang di sekitar sungai dilaporkan masih cukup baik.
Badan Penerbangan Federal AS (FAA) mengidentifikasi helikopter tersebut sebagai Bell 206 — model yang umum digunakan dalam penerbangan komersial dan pemerintahan, termasuk oleh perusahaan wisata udara, stasiun TV, dan kepolisian. Model ini awalnya dirancang untuk keperluan militer, namun kemudian diadaptasi untuk berbagai keperluan sipil. Ribuan unit Bell 206 telah diproduksi selama bertahun-tahun.
Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB) menyatakan akan menyelidiki penyebab kecelakaan helikopter ini.
Lalu Lintas Udara yang Padat
Langit Manhattan memang sering dipadati lalu lintas udara, baik oleh pesawat pribadi, helikopter komersial, hingga penerbangan wisata. Kota ini memiliki beberapa helipad yang biasa digunakan oleh eksekutif bisnis dan wisatawan untuk berpindah dengan cepat ke berbagai tempat di area metropolitan.
Selama bertahun-tahun, berbagai kecelakaan udara pernah terjadi di wilayah ini. Pada 2009, sebuah pesawat kecil bertabrakan dengan helikopter wisata di atas Sungai Hudson, menewaskan sembilan orang. Pada 2018, helikopter wisata dengan konsep tanpa pintu jatuh ke Sungai East dan menewaskan lima orang.
Pada Januari, sebuah pesawat medis juga jatuh dan menewaskan tujuh orang saat menghantam permukiman di Philadelphia. Hanya dua hari sebelumnya, terjadi tabrakan antara pesawat American Airlines dan helikopter militer di Washington, yang menewaskan 64 orang — menandai kecelakaan udara paling mematikan di AS dalam beberapa dekade terakhir.
Rangkaian insiden tragis ini, termasuk kejadian terbaru di Sungai Hudson, telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat terkait keselamatan penerbangan di wilayah perkotaan padat seperti New York.
Advertisement
Infografis 7 Insiden Fatal Pesawat Boeing. (Liputan6.com/Putri Astrian Surahman)
