Liputan6.com, Jakarta - Gempa bumi terjadi di sejumlah daerah di Indonesia, Kamis (6/12/2018). Hingga siang hari tercatat gempa terjadi di daerah-daerah dari tiga provinsi yakni Nusa Tenggara Barat, Bali, Sulawesi dan Sulawesi Barat. Berikut perinciannya.
Sejumlah daerah di Nusa Tenggara Barat, Kamis pagi (6/12/2018), diguncang gempa dengan kekuatan 5,7 Skala Richter (SR). Dari laman Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa tektonik itu terjadi pada pukul 08:02:46 WIB.
Advertisement
Pusat gempa di 23 kilometer Barat Laut Mataram. Tepatnya pada 8,37 Lintang Selatan (LS) dan 116,06 Bujur Timur (BT). Pusat gempa di kedalaman 10 kilometer, tidak berpotensi terjadi tsunami.
Baca Juga
Guncangan gempa itu sempat membuat kepanikan warga khususnya di perkantoran Jalan Langko, Mataram. Pada rumah-rumah lantai satu, atap rumah berderak-derak kencang.
"Guncangannya lumayan keras tapi mendatar. Atap rumah berderak-derak," kata salah seorang warga di Jalan Langko, dilansir Antara.
Selain di Lombok, gempa juga terjadi di Bali. Gempa bumi dengan magnitudo 5,7 yang setelah dimutakhirkan menjadi magnitudo 5,3 di Lombok dan Bali itu disebabkan oleh aktivitas Sesar Naik Flores (Flores Back Arc Thrust). Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Rahmat Triyono mengatakan, gempa tersebut merupakan jenis gempa bumi dangkal.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," kata Rahmat.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 8,5 Lintang Selatan dan 116,06 Bujur Timur, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 10 km arah barat laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 10 km.
Dampak gempa bumi tersebut dilaporkan menimbulkan guncangan di daerah Lombok Utara dalam skala intensitas VI MMI (getaran kuat dirasakan semua orang), Lombok Barat, dan Mataram V MMI (getaran hampir dirasakan oleh semua orang dan barang-barang terjatuh).
Lombok Tengah dan Lombok Timur IV MMI (getaran dirasakan orang di dalam rumah, di luar rumah dirasakan beberapa orang, pintu dan jendela berderit), Denpasar III-IV MMI (getaran seakan-akan seperti ada truk yang lewat), Jimbaran, Tabanan, Nusa Dua dan Sumbawa III MMI, Karangasem, Singaraja dan Kuta II-III MMI (getaran dirasakan beberapa orang dan benda yang digantung bergoyang).
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan juga menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami.
Siswa Tertimpa Genteng
Seorang siswi SMKN 2 Gerung, Kabupaten Lombok Barat, Kadek Ayu Lasmi Dewi (15), tertimpa runtuhan genteng ketika bencana gempa bumi berkekuatan 5,7 Skala Richter mengguncang Pulau Lombok dan sekitarnya pada Kamis pagi.
Koordinator Lapangan PMI NTB Ahmad Zaki Ali mengatakan siswi yang terkena timpa runtuhan genteng mengalami luka di bagian kepalanya.
"Dari informasi tim kami yang ada di wilayah Lombok Barat, sudah mengecek kondisi korban dan yang bersangkutan sudah ditangani oleh pihak sekolahnya," kata Zaki.
Selain di wilayah Lombok Barat, ujar Zaki, ada juga dua siswa yang pingsan, namun keduanya juga telah mendapatkan penanganan dari pihak sekolahnya.
"Untuk Lombok Timur, aman, mungkin karena titik gempanya ada di wilayah Lombok Utara, jadi dampaknya tidak begitu terasa," ucapnya.
Lebih lanjut, kata dia, timnya yang ada di sekitar lokasi gempa, yakni di wilayah Kabupaten Lombok Utara dan lainnya dikatakan masih melakukan pengamatan lapangan.
"Sejauh ini tim assessment kami masih terus memantau kondisi pascagempa. Belum ada informasi yang mengatakan adanya korban luka berat," kata Zaki.
Advertisement
Gempa di Sulawesi
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah IV Makassar kembali melaporkan adanya aktivitas gempa bumi di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat dengan kekuatan 3,1 Skala Richter, Kamis pagi.
"Tepat pukul 08:51:01 Wita telah terjadi gempabumi tektonik di daerah Mamasa, Sulawesi Barat yang kekuatan getarannya sekitar 3,1 SR," ujar Plt Kepala BMKG Wilayah IV Makassar Joharman di Makassar, Kamis (6/12/2018), dilansir Antara.
Pusat gempa yang berada di darat pada jarak 6.58 kilometer (km) barat laut Kecamatan Nosu, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, dengan kedalaman 10 km. Hasil analisis BMKG menunjukan bahwa gempa dengan kekuatan 3,1 SR itu berada di koordinat episenter 3.1 lintang selatan (LS) - 119.50 bujur timur (BT).
"Ditinjau dari kedalaman hiposenternya, tampak bahwa gempa bumi ini merupakan gempa bumi kedalaman dangkal akibat aktivitas Sesar Saddang," katanya.
Dia menyebutkan hasil analisis pada peta tingkat guncangan BMKG dan laporan dari masyarakat, gempa bumi dirasakan di Kabupaten Mamasa sebesar III MMI.
Joharman mengatakan bahwa gempa itu tidak akan menimbulkan tsunami, meskipun dalam sehari terjadi beberapa kali terjadi gempa bumi.
"Pada skala ini digambarkan getaran dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda yang tergantung sedikit bergoyang tetapi tidak menimbulkan kerusakan yang berarti," ucapnya.
Joharman mengimbau masyarakat agar tidak panik dan tetap bersikap tenang, serta memperbaharui terus informasi-informasi dari BMKG maupun BPBD.
Malam sebelumnya gempa terjadi di Sulawesi Selatan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar mencatat adanya gempa bumi di Kabupaten Luwu Timur dengan kekuatan 3,5 Skala Richter.
"Semalam tepat pukul 21:15:55 Wita telah terjadi gempa bumi tektonik di wilayah bagian timur Provinsi Sulawesi Selatan," ujar Pelaksana Tugas Kepala BMKG Wilayah IV Makassar Joharman di Makassar, Kamis.
Ia mengatakan pusat gempa yang berada di darat pada jarak 3,08 kilometer arah timur laut wilayah Luwu Timur dengan kedalaman 10 kilometer.
Hasil analisis BMKG menunjukan bahwa gempa dengan kekuatan 3,5 SR itu berada di koordinat episenter 2,47 lintang selatan (LS) dan 120,89 bujur timur (BT).
"Ditinjau dari kedalaman hiposenternya, tampak bahwa gempa bumi ini merupakan gempa bumi kedalaman dangkal akibat aktivitas Sesar Matano," katanya.
Ia menyebutkan hasil analisis pada peta tingkat guncangan BMKG dan laporan dari masyarakat, gempa bumi dirasakan di Sorowako sebesar I SIG-BMKG (II MMI).
Meskipun demikian, Joharman mengatakan bahwa gempa itu tidak akan menimbulkan tsunami. "Pada skala ini digambarkan getaran dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda yang tergantung bergoyang tetapi tidak menimbulkan kerusakan yang berarti," ucapnya.
Joharman mengimbau masyarakat agar tidak panik dan tetap bersikap tenang, serta memperbaharui terus informasi-informasi dari BMKG maupun BPBD.