Liputan6.com, Pekanbaru - Satu di antara 11 jasad mengapung di perbatasan Riau dengan Malaysia, tepatnya Selat Malaka, kembali berhasil diidentifikasi tim Disaster Victim Identification (DVI) Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau.
Dengan demikian, sudah ada empat jasad yang diketahui identitasnya, di mana tiga jenazah sudah dibawa pulang keluarganya.
Kabid Humas Polda Riau Kombes Sunarto menjelaskan, satu jasad yang ditemukan mengambang di perbatasan Malaysia-Indonesia atau Selat Malaka atas nama Faisal Ardianto. Dia merupakan warga Dusun Gelang II Bandar Khalifah, Kecamatan Serdang Bedagai, Sumatera Utara.
Advertisement
Baca Juga
"Keluarganya sudah ada di RS Bhayangkara dan tengah dimintai keterangan oleh penyidik," sebut Sunarto di RS Bhayangkara Polda Riau, Jalan Kartini, Jumat 7 Desember 2018.
Mantan Kabid Humas Sulawesi Utara ini menyebut identifikasi dilakukan berdasarkan properti dan data medis yang diberikan oleh keluarga ke petugas medis. Di antaranya warna pakaian, baju dan ikat pinggang yang dikenakan Faisal.
"Jadi sebelum pulang, korban sempat selfie lalu mengirim ke orangtuanya di kampung. Komunikasi Faisal dengan keluarga pada 21 November sebelum pulang," sebut Sunarto.
Hanya saja dalam kasus ini, Sunarto menyebut pihaknya belum sampai pada kesimpulan, apakah jasad mengapung yang semuanya ditemukan itu merupakan korban kapal karam. Penyidik masih mengumpulkan dan mendalami seluruh informasi.
"Namun dari keterangan keluarga dari jenazah yang teridentifikasi, rata-rata menyebut pulang dari Malaysia," tegas Sunarto.
Foto Terakhir
Ayah Faisal, Efendi ditemui di RS Bhayangkara menjelaskan, awalnya tak percaya jasad yang diperlihatkan petugas merupakan anak tertuanya.
Efendi mengaku dua kali melihat jasad untuk memastikannya setelah tiga kali bolak-balik ke rumah sakit itu.
"Kami berharapnya tidak, tapi ya beginilah," Efendi menahan tangis.
Efendi melanjutkan, pakaian dan celana jasad yang diperlihatkan petugas sangat cocok dengan foto terakhir kiriman Faisal sebelum pulang. Ada merek suatu produk di baju bagian tengah yang dipakai Faisal.
"Lalu ikat pinggang, itu ibunya yang belikan ketika berangkat ke Malaysia satu setengah tahun lalu," cerita Efendi.
Cerita Efendi, anaknya di Malaysia berangkat dari Tanjung Balai secara resmi. Ada paspor serta kelengkapan imigrasi lainnya untuk mengais rezeki di negeri jiran.
"Bekerja sebagai buruh bangunan, tidak menetap begitu kerjanya karena dibawa orang," ucap Efendi.
Selama mengadu peruntungan di Malaysia, Efendi menyebut Faisal tidak pernah pulang. Faisal lalu disusul oleh adik laki-lakinya ke sana dan sama-sama bekerja.
"Untuk adiknya masih di sana, belum pulang. Sudah komunikasi dan memberitahukan tentang kejadian ini ke adiknya," kata Efendi.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement