Hikayat Bumiayu Saat Raja Mengejar Gadis Cantik yang Menghilang

Nama Bumiayu diberikan oleh Adipati Anom (Amangkurat II) dalam pelariannya ke Tegal, karena di daerah ini ia bertemu dengan penduduk sekitar yang berparas cantik atau ayu dalam bahasa Jawa.

oleh Liputan6dotcom diperbarui 11 Des 2018, 03:00 WIB
Diterbitkan 11 Des 2018, 03:00 WIB
BumiAyu
Bumiayu adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Indonesia.

Liputan6.com, Bumiayu - Bumiayu adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Indonesia. Bumiayu merupakan pusat aktivitas masyarakat di bagian selatan Kabupaten Brebes seperti Tonjong, Sirampog, Bantarkawung, Salem, dan Paguyangan.

Kecamatan Bumiayu yang mayoritas penduduk petani adalah satu dari 17 kecamatan dari kabupaten Brebes. Bumiayu juga merupakan kota kecil yang dikelilingi pegunungan dan bukit yang indah.

Wilayah ini memiliki makanan khas dage, gorengan randem, sogol, ketan pencok. Masyarakat menggunakan bahasa aktif dalam percakapan sehari-hari.

Dirangkum dari berbagai sumber, dalam cerita rakyat yang berkembang, nama Bumiayu bermula dari kisah seorang raja dan perempuan cantik.

Alkisah, konon pada dahulu kala hiduplah seorang raja yang gagah nan rupawan. Dia memiliki kegemaran berburu di hutan.

Karena kerajaan yang dipimpinnya aman tenteram, gemah ripah loh jinawi, sehingga sang raja leluasa berburu ke hutan mana pun yang dia kehendaki tanpa diiringi oleh seorang pengawal.

Suatu ketika saat raja sedang berburu, pandangan raja terganggu oleh perempuan cantik alami bak bidadari. Raja sangat kaget dan rasa penasarannya membuncah.

Matanya yang tajam enggan lepas melihat sesosok gadis cantik. Dari jarak yang tidak jauh, raja terus mengamati dengan seksama.

Sang raja hampir tidak percaya kalau yang Beliau lihat adalah manusia. Rupanya gadis yang sedang mencuci di sungai Kali Keruh tersebut tidak tahu kalau dia sedang diamati oleh seseorang.

Karena rasa ingin mengenalnya lebih dekat, raja berusaha perlahan mengendap-endap mendekat. Akan tetapi, karena terlalu fokus mengamati gadis tersebut, kakinya tersandung sebatang tunggak kayu selong.

Raja terjatuh dan membuat gadis tersebut menyadari keberadaanya. Sang gadis pun ketakutan kemudian berlari. Raja mengikutinya dari belakang.

Di situ raja bersumpah, "Kelak suatu saat keturunanku tinggal di sini, tempat ini saya beri nama Munggang (munggah: naik) (salah satu desa di dekat Kali Keruh). Walaupun kondisi ngos-ngosan, raja tidak putus asa untuk terus berjuang.

Tempat Istirahat Raja

171201aMudik-Bumiayu.jpg
Ilustrasi Bumiayu

Raja kelelahan dan beristirahat. Napasnya diambil dalam-dalam dan berulang sambil memegang kedua lutut kaki. Dan di sini pun beliau bersumpah, "Kelak anak cucuku tinggal di tempat ini, maka tempat ini saya kasih nama Laren (liren atau istirahat). Setelah istirahat beberapa saat raja mengejar kembali gadis cantik.

Dari kejauhan terlihat sang gadis sudah menyeberangi sungai dan terlihat samar-samar. Di sini pun raja kembali bersumpah.

"Kelak suatu saat anak cucu saya mendiami tempat ini, maka tempat ini saya beri nama Sawangan" (sawang-sawang atau samar-samar).

Raja terus membuntuti langkah gadis, hingga dia menyadari kalau sang gadis berusaha bersembunyi di tempat raja.

Dengan langkah pasti, raja pun tersenyum-senyum. Rupanya buruannya terjebak dalam kerajaannya. Satu persatu raja memeriksa ruangan kerajaan dan terlihatlah jejak kaki basah di lantai kerajaan. Dan ternyata jejak kaki tersebut mengarah ke kamar raja.

Raja menyapa si gadis tersebut, "wahai wanita yang cantik, selamat datang di kerajaanku". Sang gadis baru sadar kalau tempat persembunyiannya adalah tempat orang yang mengejarnya.

Gadis pun menjawabnya dengan ketus. "Tolong siapa pun kisanak! Jangan sentuh aku!", raja membalasnya, "Jangan takut wanita cantik, aku adalah raja," ujar raja berusaha merayu. "Aku tidak peduli siapa kisanak, anda raja atau bukan. Tolong jangan sentuh aku, kalau kisanak menyentuhku, aku akan masuk ke dalam Bumi ini".

Saat itu sang gadis tidak paham dengan takhta sebagai raja, tapi ia tidak silau dengan harta. Terlebih raja dengan rupa yang ganteng, berkumis tebal. Gadis cantik itu tetap kukuh dengan pendiriannya. Mendengar ancaman sang gadis, raja tidak peduli, beliau menutup pintu kamar dan berusaha meraihnya.

Sebelum raja melangkah ke arahnya, dia menjejakkan kakinya ke lantai dan saat itu juga gadis cantik lenyap ditelan bumi. Raja terkaget dan tidak percaya apa yang terjadi di hadapannya, beliau pun berteriak histeris sambil menyebut, "Bumi...ayu...Bumi...ayu..." Dan lahirlah nama daerah Bumiayu

(Devi Yunita Parede)

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya