Kiai Joko, Kerbau Pusaka Keraton Solo Mati

Kerbau jenis albino yang biasa disebut kebo bule itu akan dikubur di Siti Hinggil Alun-Alun Selatan.

oleh Fajar Abrori diperbarui 23 Jan 2019, 09:00 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2019, 09:00 WIB
Kebo Bule Keraton Solo Mati
Salah satu keturunan kerbau bule Kiai Slamet milik Keraton Solo mati di kandangnya.(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Liputan6.com, Solo - Kiai Joko, salah satu keturunan kerbau bule Kiai Slamet milik Keraton Kasunanan Surakarta atau Keraton Solo, mati pada Selasa, 22 Januari 2019.

Kerbau yang biasa dikirab pada malam 1 Sura itu mati karena usianya yang sudah tua. Kerbau jenis albino yang biasa disebut kebo bule itu akan dikubur di Siti Hinggil Alun-Alun Selatan.

Salah satu Srati atau pawang kerbau bule Keraton Kasunanan Surakarta, Heru Sanjoyo mengatakan, kerbau bule keturunan Kiai Slamet memang sejak beberapa pekan terakhir kondisinya sudah sakit.

Kondisinya semakin menurun ketika kerbau Kiai Joko itu diketahui ambruk di kandangnya pada Selasa pagi tadi.

"Pagi tadi jam 06.00 WIB, saya ke sini kok sudah ambruk, tapi masih gerak-gerak," kata dia ketika ditemui di kandangnya Kiai Joko, pada Selasa, 22  Januaria 2019.

Dengan kondisi yang sudah drop, Heru pun langsung menghubungi dokter hewan yang biasa mengecek kondisi kesehatan kerbau bule keturunan Kiai Slamet. Dari hasil pemeriksaan itu, jika Kiai Joko sakit karena faktor usia yang sudah uzur.

"Kata dokter hewan sakit karena tua. Kerbau Kiai Joko itu sudah diperiksa dokter hewan selama tiga kali sejak sakit. Sakitnya sih belum terlalu lama," ujarnya.

Muncul Bisul di Mulut Kiai Joko

Kebo Bule Keraton Solo Mati
Sejumlah abdi dalem Keraton Solo sedang menggali tanah untuk kuburan kerbau Kiai Joko,Selasa (22/1).(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Sementara itu Sentana Dalem Keraton Kasunanan Surakarta, KRMH Adityo Soeryo Herbanu berkisah kerbau Kiai Joko awalnya menderita bisul yang muncul di mulutnya dan mengeluarkan nanah. Setelah itu, ia pun langsung menghubungi dokter hewan untuk memeriksa salah satu kerbau bule koleksi Keraton Kasunanan Surakarta itu.

"Ada bisul sejak sebulan lalu. Penangannya sudah dilakukan dengan pemeriksaan dokter selama tiga kali. Namun pada Selasa sekitar pukul 15.00 WIB, kerbau Kiai Joko akhirnya sedo (mati)," ungkapnya.

Matinya kerbau Kiai Joko menyebabkan jumlah kerbau keturunan Kiai Slamet milik Keraton Solo menjadi berkurang dari 17 ekor menjadi 16 ekor. Meski demikian dengan umur yang sudah tua itu, ternyata pada kirab malam 1 Sura tahun lalu kerbau Kiai Joko tidak ikut kirab.

"Karena sudah tua jadi tidak ikut dikirab. Karena usianya sudah tua jadi kandangnya di Siti Hinggil, bukan di selatan alun-alun," ujarnya.

Selanjutnya kerbau bule Kiai Joko itu akan dikuburkan di Siti Hinggil Selatan yang menjadi kandangnya selama ini. Bahkan, sejumlah abdi dalem sejak Selasa sore masih sibuk menggali liang kubur untuk penguburan Kiai Joko.

"Sehari-hari di sini (Siti Hinggil Selatan) karena sudah sepuh, sehingga saya taruh di sini," kata dia.

Dengan kondisi yang sudah tua itu, Herbanu pun mengungkapkan Kiai Joko sudah tidak ikut dalam kirab malam 1 Sura tahun lalu. Tidak ikutnya kirab pusaka itu karena pertimbangan faktor usia yang renta.

"Kalau dulu seng dikeluarkan setiap malam 1 Sura, tapi kemarin tidak ikut karena sudah sepuh," ucapnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya