Liputan6.com, Solo - Pura Mangkunegaran menggelar ritual kirab pusaka dan tapa bisu untuk memperingati malam 1 Sura. Bahkan, mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo tak ketinggalan untuk turut serta mengikuti prosesi sakral mengelilingi tembok Pura Mangkunegaran.
Gatot yang juga mantan KASAD itu terlihat mengenakan busana Jawa beskap berwarna hitam lengkap dengan bawahan jarit. Ia juga mengenakan blangkon bercorak gaya Solo saat mengikuti kirab tersebut.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Dalam kirab itu, mantan Panglima TNI didampingi oleh anggota DPR Aria Bima, Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Condro Kirono, Pangdam IV Diponegoro Mayjen Wuryanto dan Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo.
Tanpa mengenakan alas kaki, Gatot tampak khusyuk mengikuti ritual kirab dengan berjalan kaki mengelilingi beteng istana Pura Mangkunegaran. Kirab tersebut diikuti ribuan peserta yang kompak mengenakan busana adat Jawa berwarna hitam, baik untuk laki-laki maupun perempuan.
Setelah berjalan kaki selama 20 menit, Gatot dan barisan para tamu penting itu langsung tiba di istana Pura Mangkunegaran. Kedatangan para peserta kirab itu langsung disambut oleh Kanjeng Gusti Adipati Arya (KGPAA) Mangkunagoro IX di pendapa utama.
Ritual Pertama di Mangkunegaran
Usai mengikuti prosesi ritual kirab malam 1 Sura, Gatot mengaku keikutsertaannya dalam kirab pusaka dan tapa bisu di Pura Mangkunegaran merupakan pengalaman yang pertama. Meski demikian, menjalani ritual untuk menyambut tahun baru dalam kalender Jawa dan Islam itu merupakan pengalaman yang kesekian kalinya.
"Kalau ikut kirab malam 1 Sura di keraton sini memang yang pertama kalinya. Tapi saat jadi rakyat biasa, saya sering setiap malam 1 Sura itu keluar," kata dia di Pura Mangkunegaran, Senin malam, 10 September 2018.
Selama mengikuti ritual tapa bisu, Gatot mengaku melakukannya dengan sangat khidmat. Saat berjalan mengikuti kirab pusaka itu, ia hanya melantunkan dzikir dan salawat. "Setiap baca, saya baca salawat saja," akunya.
Sementara itu ketika disinggung mengenai doa yang dipanjatkan, dia tidak mau membocorkannya. Bahkan, Gatot menyatakan urusan doa hanyalah dirinya yang mengetahuinya. "Berdoa dalam hati dan hanya saya yang tahu," katanya.
Â
Advertisement