Cerita Keakraban Menteri Susi dengan Gus Mus, Lalu Aku Harus Bagaimana

Banyak persoalan yang tidak bisa saya selesaikan sendiri, ngobrol dengan bawahan juga tidak bisa, ke atas juga berbeda pendapat, kemudian ke samping kanan kiri terlalu sempit, kadang-kadang juga ngobrol dengan Gus Mus.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Jan 2019, 12:03 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2019, 12:03 WIB
Hari Jumat, Makin Sejuk Baca Quote dari Gus Mus
Gus Mus salah satu ulama besar panutan umat. Kata-kata bijaknya menyentuh hati. Jumatmu jadi makin sejuk, deh.

Liputan6.com, Magelang - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi M. Nasir menghadiri pembukaan pameran lukisan KH. Ahmad Mustofa Bisri bersama 17 perupa lainnya di Museum OHD Kota Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (26/1).

Pameran yang dibuka oleh Prof. Dr Mahfud MD ini juga dihadiri oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Mochamad Effendi, dan Kapolda Jateng Irjen Condro Kirono. Susi mengaku datang ke OHD tersebut khusus untuk menghormati Gus Mus.

"Untuk menghormati Gus Mus, karena selalu kalau saya bertemu beliau tausiah dan obrolan beliau itu selalu bikin adem saya," kata Susi.

Ia menuturkan kadang-kadang banyak persoalan yang tidak bisa saya selesaikan sendiri, ngobrol dengan bawahan juga tidak bisa, ke atas juga berbeda pendapat, kemudian ke samping kanan kiri terlalu sempit, kadang-kadang juga ngobrol dengan Gus Mus.

Selain itu, dengan para seniman lain seperti Nasirun dari tahun 2009 biasa telepon, ngobrol tentang hidup, bahagia, amarah, ketawa, dan mati. "Telepon itu bisa dilakukan sampai jam-jam-an," kata Susi dilansir Antara.

Ia menuturkan kegiatan budaya baik yang berupa puisi, syair itu adalah hal yang sebetulnya harus sering didengarkan karena kosa kata yang indah, estetik menggambarkan kekerasan maupun kemanusiaan, maupun kesedihan dan juga keindahan.

"Saya pikir itu penting pada situasi saat ini. Estetikalah yang akan memajukan bangsa menuju kepada nilai-nilai yang bisa dihormati dan dihargai oleh dunia," katanya.

Ia menuturkan tanpa estetika sebuah bangsa akan besar namun tidak akan pernah menjadi panutan dan dibanggakan serta dihormati oleh dunia. "Jadi seniman sangat penting menjadi bagian dari satu komponen bangsa," katanya.

Sementara, M. Nasir mengatakan, datang ke sini ini hanya satu tujuan, ingin menghadiri masalah seni dan budaya. Menurut dia topiknya sangat menarik "manusia dan kemanusiaan". Pada kesempatan tersebut Menristek Dikti membacakan puisi karya Gus Mus, berjudul "lalu aku harus bagaimana".

"Hanya ingin mengapresiasi bidang seni dan budaya saya datang ke sini. Bahwa seni dan budaya yang selama ini tercabik-cabik, bahkan sampai ada gesekan yang dalam hal ini terjadi mudah marah dan sebagainya," katanya.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya