Kisah Mereka yang Tandas Usai Kawal Pemilu 2019 di Cirebon dan Indramayu

Sebagian besar petugas penyelenggara pemilu di TPS meninggal karena kelelahan yang diakibatkan beban kerja berat dengan waktu istirahat yang minim

oleh Panji Prayitno diperbarui 24 Apr 2019, 12:00 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2019, 12:00 WIB
Kisah Pilu Pahlawan Demokrasi Cirebon dan Indramayu Gugur Saat Kawal Pemilu 2019
Prosesi pemakaman militer dilakukan terhadap Ketua KPPS 13 Desa Kecomberan Kabupaten Cirebon Letkol Inf (purn) Ngadiono Supaat. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Cirebon - Pemilu serentak 2019 bak bencana di tengah pesta demokrasi masyarakat Indonesia. Sejumlah petugas penyelenggara pemilu di tingkat TPS maupun kecamatan termasuk wilayah Pantura Cirebon dan Indramayu Jawa Barat meninggal akibat kelelahan mengawal pesta demokrasi.

KPU Kabupaten Cirebon mencatat, sejak masa pencoblosan 17 April hingga Selasa, 23 April 2019, terdapat lima orang petugas yang meninggal dunia. Kelima petugas penyelenggara pemilu gugur merupakan anggota KPPS dan Linmas. 

Mereka yang meninggal Letkol Inf (Purn) Ngadiono Supaat selaku Ketua KPPS 13 Desa Kecomberan Kecamatan Talun. Ngadiono meninggal pada Sabtu, 20 April 2019 sekitar 04.00 WIB pagi.

Diketahui, Ngadiono merupakan mantan Komandan Kodim 0620 Kabupaten Cirebon tahun 2007-2008.

"Iya benar, Pak Ngadiono ketua KPPS yang bertugas di TPS 13 Desa Kecomberan Kabupaten Cirebon," kata Ketua KPU Kabupaten Cirebon Sopidi, Selasa, 23 April 2019.

Selain itu, Syamsudin petugas Linmas di TPS 015 Desa Pilangsari, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon. Syamsudin meninggal pada Minggu 21 April 2019 pukul 12.00 WIB.

Lalu, Kaelani selaku Ketua KPPS 10 Kaliwedi lor Kecamatan Kaliwedi meninggal pada Senin, 22 April 2019 pukul 00.20 WIB. Kemudian anggota perlindungan masyarakat (Linmas) Inti yakni Sarmadi (49) yang bertugas di TPS 12 Blok Kedungdadap RT 12/03 Desa Beberan, Kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon.

Terakhir, anggota Linmas Tarki atau Mang Kileng (62) meninggal dunia setelah bertugas di TPS 5 warga Blok 1 RT 005/001 Desa Karanganyar, Kecamatan Panguragan, Kabupaten Cirebon. Mang Tarki meninggal pada Selasa, 23 April sekitar pukul 09.00 WIB saat mendapatkan perawatan medis di rumah sakit.

Dia mengakui, sebagian besar petugas meninggal karena faktor kelelahan akibat beban kerja yang dipikul sangat berat. Tidak banyak waktu yang mereka dapatkan untuk beristirahat.

"Mereka adalah pahlawan demokrasi yang gugur dalam tugas. Kami juga sangat terpukul dan merasa sedih atas meninggalnya sodara kami baik itu anggota KPPS ataupun Linmas," kata dia.

Dia mengatakan, KPU Kabupaten Cirebon melibatkan Dinkes setempat untuk memantau kondisi kesehatan petugas KPPS. Hal itu dilakukan sebagai upaya antisipasi kejadian serupa selama proses pemilu berlangsung.

"Kami meminta puskesmas memberikan vitamin dan mengecek kondisi kesehatan petugas baik KPU, PPK, PPS, KPPS hingga Linmas," ujar dia.

Kepala Desa Karanganyar Kabupaten Cirebon Yakub mengatakan, anggota Linmas Cirebon Tarki meninggal dalam perawatan di RS Arjawinangun. Tarki sudah 20 tahun mengabdikan diri menjadi Linmas di Desa Karanganyar.

Dia berharap kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Cirebon untuk memberi santunan kepada keluarga yang ditinggalkan. Pasalnya, di lingkungan desa, Tarki tergolong keluarga tidak mampu.

Kisah Pejuang Demokrasi dari Indramayu

Kisah Pilu Pahlawan Demokrasi Cirebon dan Indramayu Gugur Saat Kawal Pemilu 2019
Petugas KPPS di TPS 07 Kampung Pesantren Kelurahan Kalijaga Kota Cirebon bekerja tanpa henti demi kelancaran Pemilu 2019

Sementara itu, di Kabupaten Indramayu Jawa Barat, tercatat tiga petugas penyelenggara pemilu meninggal dunia. Pertama adalah Carmudi (60) anggota KPPS di TPS 01 Desa Tenajar Lor Kecamatan Kertasemaya Kabupaten Indramayu.

Carmudi meninggal pada Sabtu, 20 April 2019 setelah dua hari menjalani perawatan di RSUD Arjawinangun Kabupaten Cirebon. Selain Carmudi, ada pula Pramono, Ketua KPPS TPS 004 di Desa Jatibarang Baru, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu.

"Diduga kuat keduanya meninggal karena kelelahan. Mereka sebelumnya sudah harus menyiapkan logistik dan persiapan TPS. Kemudian menyiapkan rekap di PPK, sehingga menguras energi," kata Komisioner KPU Kabupaten Indramayu, Labib.

Menurut Labib, Pemilu 2019 yang dilakukan serentak untuk lima pemilihan memang sangat menguras energi petugas di lapangan. Termasuk petugas KPPS yang harus bekerja dari pagi hingga ke pagi lagi.

"Kami menyampaikan dukacita yang mendalam atas meninggalnya petugas KPPS tersebut," ungkap Labib.

Selain itu, seorang anggota satreskrim Polers Indramayu Bripka Mashadi meninggal saat hendak mengecek salah satu TPS pada Jumat, 19 April 2019 pukul 14.00 WIB.

Kapolres Indramayu, AKBP M Yoris MY Marzuki, menjelaskan, peristiwa itu bermula saat kedua anggotanya itu hendak mengecek salah satu TPS di Desa Plumbon, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu.

Dia menjelaskan, saat itu TPS tersebut sedang mengkaji secara hukum mengenai kemungkinan dilakukan Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pemilu 2019. Kedua orang anggota polisi itu mengendarai sebuah mobil Avanza.

Namun, saat sampai di ruas jalan di Kecamatan Widasari, Kabupaten Indramayu, tiba-tiba ada seorang pengendara sepeda motor yang keluar dari sebuah gang secara mendadak.

"Untuk menghindari sepeda motor itu, korban akhirnya banting setir hingga mobil mereka terbalik dan menabrak pohon," kata Yoris, saat ditemui usai melihat jenazah korban di RSUD Indramayu.

Akibat peristiwa itu, Bripka Mashadi meninggal dunia. Sedangkan, Bripka Eko, mengalami luka.

Yoris mengungkapkan, jajaran Polres Indramayu berduka dengan adanya peristiwa tersebut. Dia pun menyampaikan rasa duka cita yang mendalam kepada keluarga korban.

Saksikan video pilihan berikut ini: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya