Bupati dan Camat di Cilacap Cukur Gundul Usai Pemilu, Ada Apa?

Tampak sebagai inspektur upacara, Bupati Cilacap, Tato Suwarto Pamuji, berkepala plontos. Ternyata, yang berkepala plontos tak hanya bupati. Sejumlah camat dan pejabat Pemkab lainnya mencukur habis rambutnya.

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 23 Apr 2019, 07:01 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2019, 07:01 WIB
Bupati Cilacap, Tatto Suwarto Pamuji memimpin apel ASN di lingkungan Pemkab Cilacap denga penampilan baru, kepala plontos. (Foto: Liputan6.com/Dinkominfo Cilacap/Muhamad Ridlo)
Bupati Cilacap, Tatto Suwarto Pamuji memimpin apel ASN di lingkungan Pemkab Cilacap denga penampilan baru, kepala plontos. (Foto: Liputan6.com/Dinkominfo Cilacap/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Cilacap - Ada pemandangan berbeda dalam apel pagi Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cilacap, Jawa Tengah, Senin, 22 April 2019 ini. Ini adalah apel Senin pertama usai Pemilu 2019.

Tampak sebagai inspektur upacara, Bupati Cilacap, Tato Suwarto Pamuji, berkepala plontos. Ternyata, yang berkepala plontos tak hanya bupati. Sejumlah camat dan pejabat Pemkab lainnya juga mencukur habis rambutnya.

Tak diketahui secara pasti mengapa bupati mencukur gundul kepalanya. Tak diketahui pula alasan para camat atau pejabat yang berpenampilan serupa.

Kepala Bagian Humas Pemkab Cilacap, Taryo, mengaku tak mengetahui pasti alasan Bupati Cilacap bercukur plontos. Dalam apel itu, Bupati tak menyampaikan sepatah kata pun soal penampilannya yang berbeda ini.

"Dan tidak ada statement resmi dari Beliau terkait Beliau dicukur gundul tersebut," ucap Taryo, Senin sore, 22 April 2019.

Hanya saja, saat memimpin apel pagi itu, Bupati mengucapkan terima kasih kepada penyelenggara pemilu, aparat keamanan, masyarakat, dan ASN yang berkontribusi atas terlaksananya Pemilu 2019 yang aman, damai, lancar, dan kondusif.

"Mungkin salah satu ungkapan rasa syukur atas suksesnya pemilu di Cilacap itu, Beliau cukur gundul," katanya, melalui aplikasi percakapan WhatsApp.

Dikutip dari website Pemkab Cilacap, Bupati juga mengajak masyarakat untuk menjaga kedamaian agar Cilacap tetap kondusif. Masyarakat juga mesti meningkatkan semangat persatuan usai Pemilu 2019 ini.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Alasan Camat di Cilacap Bercukur Plontos

Sejumlah pejabat dan camat di Kabupaten Cilacap mencukur gundul rambutnya. (Foto: Liputan6.com/Dinkominfo Cilacap/Muhamad Ridlo)
Sejumlah pejabat dan camat di Kabupaten Cilacap mencukur gundul rambutnya. (Foto: Liputan6.com/Dinkominfo Cilacap/Muhamad Ridlo)

Tato juga mengatakan, meski terjadi perbedaan pilihan yang nyata dan polarisasi masyarakat ke kubu-kubu tertentu, di Cilacap situasi tetap nyaman. Ia mengapresiasi kerukunan masyarakat Cilacap selama kontestasi politik lima tahunan ini.

"Untuk Kabupaten Cilacap kita patut bersyukur tidak ada kejadian yang menunjukkan bahwa perbedaan politik telah mengganggu kerukunan hidup kita," ucap bupati, dikutip dari cilacapkab.go.id.

Bupati juga menyampaikan terima kasih kepada penyelenggara pemilu dan masyarakat yang telah berpartisipasi menjaga dan memastikan demokrasi berjalan dengan sehat. Segala perbedaan yang timbul selama proses tersebut, sudah saatnya dilupakan dan diterima dengan lapang dada apa pun hasilnya.

"Untuk itu mari kita kerja, kerja, dan kerja. Kita bangun Cilacap, Indonesia. Kenapa? Karena kita lahir di sini, kita bekerja, makan, dan minum di sini. Maka kita jaga Cilacap yang sudah kondusif dan damai," ucapnya.

Terpisah, Camat Sidareja, Budi Narimo, yang juga mencukur plontos kepalanya juga mengaku tak mengetahui persis alasan bupati. Itu termasuk, misalnya, sebagai wujud syukur lantaran sang istri, Tetty Rohatiningsih, berhasil dalam pencalegan DPR RI.

Hanya saja, di grup aplikasi pesan, Bupati secara bercanda mengajak para camat ikut menggundul rambutnya. Makanya, ia pun meniru gaya rambut plontos itu.

Menurut Budi, Bupati juga tak mewajibkan camat atau pegawai Pemkab bertindak serupa. Bahkan, dalam apel pagi, Bupati yang bersalaman dengan camat yang berkepala plontos pun tak mengucapkan sepatah kata pun.

"Tadi juga biasa saja. Enggak apa-apa. Kalau saya solidaritas saja. Masa bapaknya berkepala plontos, saya tidak," Budi mengungkapkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya