Padusan, Upaya Kapitalisasi Tradisi Menyambut Ramadan

Modal selalu cerdik memanfaatkan momentum. Tradisi menyambut ramadan bernama padusan pun tak luput dari intervensi modal.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 05 Mei 2019, 16:00 WIB
Diterbitkan 05 Mei 2019, 16:00 WIB
padusan
Zanafi Noval Putra Assabil, sudah jauh-jauh hari mempersiapkan diri mengikuti padusan, tradisi menyambut ramadan. (foto: Liputan6.com/fahrudin/edhie prayitno ige)

Liputan6.com, Magelang - Minggu pagi (5/5/2019), Zanafi Noval Putra Assabil yang masih kecil sudah ribut. Ia meminta Fachrudin, sang ayah segera bersiap. Hari ini adalah hari padusan, mandi secara khusus untuk menyambut ramadan.

Fachrudin sejak malam memang sudah menjanjikan bahwa Noval akan diajak ke kolam renang. Mengulang kebiasaannya saat kecil, momentum padusan dijadikan sarana rekreasi, menjaga kehangatan keluarga.

Warga dusun Semaken, Muntilan Kabupaten Magelang ini mengaku bahwa saat kecil momentum padusan akan ditunggu anak-anak. Menyambut ramadan rasanya seperti menunggu pemberian hadiah.

"Biasanya usai padusan, bisa jajan enak. Bagi kami di dusun, ini sangat mewah," katanya.

Noval pantas bergembira. Sudah beberapa tahun ia ikut puasa ramadan. Namun tahun ini sangat istimewa karena ia akan mencoba puasa sehari penuh.

Menurut Fachrudin, memperlakukan padusan sebagai sebuah peristiwa rekreatif sangat baik bagi anak-anak. Mereka akan termotivasi untuk mengikuti jejak orang tuanya, menjalankan ibadah puasa.

"Setiap tahun anak-anak ini akan merindukan datangnya ramadan. Bahkan bukan hanya umat muslim, namun nyaris seluruh anak-anak tak peduli keyakinannya akan menunggu hal ini," kata Fachrudin.

Memang bukan hanya umat muslim saja yang menyambut ramadan. Bulan puasa atau sasi pasa sudah menjadi bagian dari penanggalan Jawa. Mereka semua ikut merayakan, sepanjang masih berpedoman pada tradisi atau budaya Jawa.

 Simak video menarik berikut:

Kelindan Modal

padusan
Suasana kolam renang Semilir, Ngawen yang berada di dusun pun ikut merasakan berkah padusan, mandi menyambut ramadan. (foto: Liputan6.com/fahrudin/edhie prayitno ige)

Setiap momen padusan atau sehari sebelum bulan ramadan, seluruh kolam renang mulai dari yang paling sederhana dan berada di dusun, hingga yang mewah di perkotaan, akan selalu dipenuhi pengunjung.

"Tadi saya ke Karet, sudah beli tiket tapi penuh. Ya udah akhirnya kesini," kata Suparni, ibu dua anak saat ditemui di kolam renang Semilir Ngawen.

Banyaknya pengunjung tak mengurangi kenyamanan. Mereka beranggapan momentum ini sebagai media bertemu dan bersilaturahmi dengan saudara atau kawan-kawan masa kecil yang sangat jarang bertemu, didera kesibukan.

Momen padusan ini pula yang akhirnya menjadi penegas bahwa modal akan selalu berkelindan dengan berbagai cara. Tempat-tempat rekreasi yang menyediakan kolam renang, biasanya menampilkan hiburan sebagai penarik minat pengunjung.

"Biasa mas, kalau padusan seperti ini. Pasti ada dangdut," kata salah satu pengelola kolam renang.

Adakah kekhawatiran mengurangi kekhidmatan berpuasa?

"Nggaklah. Biar saja, mereka kan juga cari duit. Pengelola untuk memberi THR karyawannya, penyanyi dan grup juga butuh duit untuk keseharian dan lebaran. Biasa saja, saling memahami," kata Juwanto, warga lain.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya