Liputan6.com, Kediri - Erupsi Gunung Kelud pada 2015 silam membuat kebun kopi di Dusun Lahar, Kediri, Jawa Timur, makin subur. Peluang itu dimanfaatkan para petani kopi yang tergabung dalam paguyuban KSM Lamor Kelud Sejahtera untuk berinovasi. Hasilnya, kopi Kelud berhasil merambah pasar di luar Kediri.
Didik Abadi, Ketua Paguyuban Petani Kopi KSM Lamor Kelud Sejahtera, Rabu (24/7/2019) mengatakan, lereng Gunung Kelud memang sejak lama sudah ditumbuhi tanaman kopi. Tumbuhan kopi itu kemudian dimiliki bersama bukan atas nama pribadi.
"Sebelum saya lahir, tempat tingal saya dulu itu, kebun kopi ada dimana mana," katanya.
Advertisement
Hasil produksi tanaman kopi ini kemudian diolah secara berkelompok, dipasarkan, lalu harganya ditentukan sendiri oleh paguyuban. Karena letak demografisnya berada di lereng kaki Gunung Kelud sebelah utara, hasil kopinya sepakat diberi nama Kopi Bubuk Kelud.
Kopi Bubuk Kelud punya dua varian, robusta dan rebrika. Jenis robusta lebih pahit, yang dipengaruhi tanaman bergetah yang ada di samping kanan dan kiri tumbuhan kopi.
Sedang Kopi Bubuk Kelud rebrika punya aroma nangka. Kadar kafeinya lebih rendah jika dibandingkan dengan Robusta. "Rebrika di lambung aman. Ciri khas dia ada asem sedikit, ada aroma nangkanya yang bikin beda," katanya.
Selain terbagi dalam dua jenis, kopi bubuk Gunung Kelud juga dikategorikan dalam beberapa klasifikasi, yaitu grade A, B dan C. Untuk kategori B, dan C biasanya didistribusikan kepada pangsa pasar menengah ke bawah diperuntukkan warung kopi.
Dalam rentang waktu satu bulan, capain produksi kopi yang dihasilkan paling minim seberat 3 kuintal. Bahkan semenjak tiga bulan terakhir hasil produksi tembus 4 kuintal lebih.
"Kalau ngomong soal kopi, kita nggak ngomong soal usia. Apalagi untuk jenis orang itu perempuan atau laki-laki semuanya suka. Nggak jadi patokan. Kemarin aja ada anak usia 4 tahun mau coba jenis Rebrika. Tapi untuk Rebrika aman bagi lambung," ujarnya.
Tak hanya di Kediri, kopi ini juga sudah merambah pasar luar daerah, seperti Jawa Barat, Jakarta, Kalimantan, dan Sulawesi.