Warga Pontianak Salat Id Dikepung Kabut Asap

Setiap tahun warga harus selalu merasakan asap pekat akibat Karhutla yang mengakibatkan sesak nafas batuk dan pilek

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Agu 2019, 08:07 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2019, 08:07 WIB
salat id
Warga Pontianak melangsungkan salat id di Taman Alun Kapuas, dikepung oleh kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan. (foto: Liputan6.com/suarakalbar.co.id)

Liputan6.com, Pontianak - Suasana berbeda yang dialami ribuan umat muslim di Kota Pontianak pada salat Id Idul Adha 1440 Hijriah tahun 2019 ini. Warga Kota Pontianak harus melakukan salat Idul Adha ditengah pekatnya kabut asap akibat kebakaran hutan (Karhutla).

Hasil pantauan Suarakalbar.co.id,  umat muslim tiba di lokasi salat id, sebagian menggunakan masker karenak asap mulai menyebar dan suasana tampak seperti mendung sejak subuh. Asap debu yang diakibatkan oleh Karhutla sangat terasa.

Salah satu warga Pontianak yang salat Id di Korem, kawasan Taman Alun Kapuas, Amir Adrianto mengaku semenjak pukul 06.00 Wib pagi kabut asap sudah ada seperti mendung. Ia mengetahui bahwa asap dan suasana ini tidak sehat untuknya dan seluruh masyarakat lainnya.

"Idul Adha tahun ini meski asap pekat, alhamdulillah salat berjalan lancar. Tapi kasihan ibu-ibu yang sudah tua dan anak-anak karena asapnya parah," katanya kepada suarakalbar.co.id, Minggu (11/8/2019).

Kekhawatirannya sama dengan warga Kota Pontianak lainnya. Setiap tahun warga harus selalu merasakan asap pekat akibat Karhutla yang mengakibatkan sesak nafas batuk dan pilek.

"Ponakan dan anak-anak teman saya semua yang sekolah mengeluh sudah pada batuk dan pilek, tapi alhamdulillah salat id bisa dilakukan dengan lancar," kata Amir. 

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak Sidiq Handanu memastikan pemantauan penyakit Inspeksi Pernapasan terus berjalan.

"Pemantauan itu melihat kunjungan pasien di Pusat Kesehatan Masyarakat di kecamatan," tuturnya.

Handanu menambahkan pelaporan setiap pekannya terus berjalan guna memantau perkembangan penyakit.

"Biasanya ritme pelaporan meningkat menjadi setiap hari jika terjadi peningkatan kasus. Hingga, minggu ke 31, belum menunjukkan peningkatan. Meskipun kabut asap masih terjadi," kata Handanu.

 

Simak video pilihan berikut:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya