Saat Prajurit Mengajar Baca, Menulis dan Mengaji di Perbatasan RI - Malaysia

Sejumlah prajurit TNI melaksanakan berbagai aktivitas sosial dengan menjadi tenaga pengajar bagi anak- anak termasuk mengajari cara membaca dan menulis, bahkan ada yang menjadi guru mengaji.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Sep 2019, 04:00 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2019, 04:00 WIB
Belajar di Ruang Terbuka Hijau Bikin Anak Lebih Pintar
Beruntunglah anak-anak yang bisa belajar di ruang terbuka hijau seperti taman atau hutan.

Liputan6.com, Samarinda - Di sela-sela kewajibannya menjaga wilayah perbatasan RI-Malaysia, sejumlah prajurit TNI melaksanakan berbagai aktivitas sosial dengan menjadi tenaga pengajar bagi anak- anak termasuk mengajari cara membaca dan menulis, bahkan ada yang menjadi guru mengaji.

Salah satu pengajar Al Quran, Prajurit Yonif Raider 600/Modang, Sersan Satu Haris mengatakan, bahwa sebagian besar anak-anak didiknya masih dalam tahap awal pembelajaran Al Quran.

"Saya berinisiatif untuk memberikan pembekalan dasar di bidang agama bagi anak-anak di wilayah perbatasan khususnya di Desa Sei Menggaris, karena memang guru ngaji di wilayah seperti ini sangatlah jarang," kata Haris saat dihubungi dari Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (8/9/2019), dilansir Antara.

Kegiatan mengajar mengaji ini dilakukannya ketika memasuki sore hari. Hal itu karena untuk pagi hari anak-anak harus tetap melaksanakan kewajibannya bersekolah.

"Rekan kami di Yonif Raider 600/Modang juga banyak yang terlibat sebagai guru bantu di sekolah," katanya.

Dansatgas Yonif Raider 600/Modang, Mayor Inf Ronald Wahyudi menuturkan, bahwa kegiatan mengajar mengaji ini berawal dari banyaknya anak usia di bawah 10 tahun berminat memperdalam ilmu agama.

Dengan keterbatasan dana dan biaya yang ada, para personel pos penjagaan berinisiatif membuat bangunan pondok sederhana berukuran 2,5 meter x 4 meter di depan pos jaga. Pondok sederhana itu difungsikan sebagai tempat belajar mengaji bagi anak-anak di wilayah perbatasan.

Memperbaiki Pondok

Forest School
Sekolah hutan mengajarkan anak untuk bekerja dalam tim. (sumber: twitter @TaverhamHall)

Awalnya kegiatan mengaji tersebut hanya diikuti sekitar lima anak, namun lama- kelamaan bertambah. Saat ini jumlahnya mencapai 20 anak.

Bahkan telah ada rencana dari masyarakat sekitar untuk memperbaiki pondok tersebut agar lebih representatif lagi sebagai tempat belajar-mengajar ilmu agama.

"Rencana masyarakat sekitar akan memberikan bantuan berupa tenaga dan bahan untuk memperluas dan memperbaiki pondok tempat anak-anak mereka belajar mengaji supaya menambah minat anak-anak sekitar datang," katanya.

Wahyudi menilai di masa pertumbuhan dan perkembangan mental anak-anak, pendidikan agama merupakan unsur penting yang harus ditanamkan. Hal tersebut merupakan pondasi untuk masa depan mereka.

Selanjutnya, program mengajar mengaji ini akan dijadikan program tetap dan disosialisasikan ke seluruh jajaran Pos Satgas Yonif Raider 600/Modang supaya dapat lebih dekat dengan masyarakat sekitar.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya