Miris, Keberadaan Orangutan Makin Terdesak Kebakaran Hutan Kalimantan

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang masih terjadi di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, menjadi ancaman bagi satwa dilindungi itu.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Sep 2019, 14:03 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2019, 14:03 WIB
Terpapar Kabut Asap, Belasan Orangutan di Nyaru Menteng Terserang ISPA
Aktivitas orangutan di pusat rehabilitasi Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah, Selasa (17/9/2019). Belasan orangutan yang sedang direhabilitasi terserang infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akibat kabut asap dalam beberapa pekan terakhir. (Handout/Borneo Orangutan Survival Foundation/AFP)

Liputan6.com, Sampit - Keberadaan orangutan (pongo pygmaeus) semakin terdesak. Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang masih terjadi di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, menjadi ancaman bagi satwa dilindungi itu. Tidak heran jika belakangan banyak ditemukan orangutan masuk permukiman warga demi menyelamatkan diri dan mencari makanan.

"Kami kembali menerima dua laporan kemunculan orangutan di lokasi berbeda. Kemarin kami sudah memeriksa lokasi tapi orangutan tidak terlihat," kata Komandan Jaga Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah Pos Sampit, Muriansyah seperti dikutip Antara, Rabu (18/9/2019).

Laporan pertama diterima pada Senin (16/9) lalu dari seorang warga bernama Yayan. Dia melaporkan kemunculan orangutan berukuran besar di ruas jalan lingkar utara dekat gardu listrik Kelurahan Baamang Barat Kecamatan Baamang. Kawasan itu berupa semak belukar dan kebun kelapa sawit.

Kebakaran lahan yang terjadi di kawasan itu diduga menjadi penyebab sehingga satwa dilindungi tersebut masuk ke kebun warga. Hasil pemeriksaan, tim hanya menemukan tiga sarang kelas 2. Orangutan diperkirakan dewasa berjumlah satu ekor berjenis kelamin jantan.

Laporan kedua pada Kamis (12/9) di ruas jalan lingkar utara arah Desa Kandan. Kawasan itu berupa semak, kebun karet dan kelapa sawit. Saat pemeriksaan, tim hanya menemukan dua sarang kelas 1 dan 2. Orangutan diperkirakan berjumlah satu ekor usia anak atau remaja.

"Di sekitar lokasi pengecekan, kami juga menemukan jejak satwa liar lainnya yang cukup besar. Diperkirakan, jejak beruang madu," kata Muriansyah.

Kebakaran hutan yang masih terjadi dikhawatirkan akan membuat semakin banyak satwa yang masuk ke kebun warga. Tidak ada pilihan bagi satwa selain mengungsi ke tempat yang aman dari kebakaran lahan.

Muriansyah meminta masyarakat segera melaporkan jika melihat kemunculan satwa dilindungi seperti orangutan, beruang, bekantan dan lainnya. Warga diminta tidak menangkap atau membunuh satwa tersebut.

"Kami akan mengevakuasinya dengan cara yang benar sehingga tidak sampai melukai satwa dilindungi itu," ujarnya.

Simak juga video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya