Liputan6.com, Malang - Wakil Kepala Polda Jawa Timur, Brigadir Jenderal Toni Harmanto menyebut situasi di provinsi ini tetap kondusif. Meskipun gelombang aksi demo mahasiswa menolak RUU KUHP dan regulasi lainnya berlangsung di berbagai daerah.
Orang nomor dua di Polda Jawa Timur itu sendiri tampak tiba di Gedung DPRD Kota Malang sekitar pukul 14.00 WIB. Ia turut menenangkan aksi demo mahasiswa beberapa saat setelah massa bentrok dengan petugas keamanan.
"Sampai hari ini semua kondusif, baru ini tadi di Malang (demo ricuh). Saya lihat mahasiswa tadi mulai kelelahan, mungkin tadi reaksi spontan," kata Toni di Malang, Selasa, 24 September 2019.
Advertisement
Baca Juga
Ia juga memuji sikap mahasiswa yang pada akhirnya bisa mengendalikan diri sehingga kericuhan tidak berlarut-larut. Apalagi kepolisian mengedepankan pendekatan persuasif dalam menangani gelombang aksi unjuk rasa mahasiswa.
Ia mengimbau mahasiswa untuk tetap sesuai aturan dalam menyuarakan aspirasinya dan saling menjaga agar situasi tetap kondusif. Kepolisian tidak berencana menggelar koordinasi dengan pimpinan daerah maupun perguruan tinggi di Malang terkait gelombang aksi mahasiswa.
"Pertemuan dengan para rektor kan sudah pernah kami gelar dua minggu yang lalu. Jadi sekarang ini yang tidak perlu ada pertemuan lagi," tutur Toni.
Mahasiswa dan masyarakat sipil di Malang sudah tiga hari ini menggelar unjuk rasa. Selain di Malang, aksi demo dengan isu menolak RUU KUHP sampai menuntut Perppu pencabutan UU KPK hasil revisi juga terjadi di berbagai daerah di Jawa Timur.
Kelompok mahasiswa yang sejak pagi demonstrasi di Alun–Alun Tugu Malang sampai sore ini tetap bertahan usai bentrok dengan petugas. Demo mahasiswa terus berlanjut saat ada kelompok mahasiswa lainnya yang baru tiba bergabung menyuarakan aspirasinya.
Massa Aksi Bertahan
Massa mahasiswa yang baru tiba di Gedung DPRD Kota Malang sore tadi langsung berorasi di depan gedung dewan. Petugas keamanan hanya berjaga di depan gerbang yang baru dijebol oleh massa aksi siang tadi.
Sementara itu di sekitar Alun–Alun Tugu Malang juga tampak sekelompok massa aksi menggelar teatrikal. Tampak seorang di antara mereka diikat tali tanpa bisa bergerak. Aksi ini menjadi simbol matinya demokrasi di negeri ini.
Juru bicara aksi mahasiswa, Reny Eka Mahardika mengatakan, massa akan tetap bertahan sampai malam sebagai solidaritas terhadap kawan–kawan mereka yang sedang berjuang menduduki gedung DPR/MPR di Jakarta.
"Apa pun yang terjadi kami akan tetap bertahan di sini sampai malam nanti," kata Reny.
Ia mengatakan, saat ini juga mendata berapa mahasiswa yang menjadi korban saat bentrok dengan petugas di depan pintu gerbang gedung DPRD Kota Malang. Data awal, ada 10 orang terluka karena bentrok tersebut.
"Ada satu orang yang harus dibawa ke rumah sakit karena sempat tidak sadarkan diri," ujarnya.
Advertisement