Temuan 3 Aliran Diduga Sesat di Pekanbaru, Tak Wajibkan Salat dan Tolak Salib

Tim Pakem Pekanbaru menemukan tiga aliran yang diduga menyimpang karena tidak mewajibkan salat dan tidak percaya Yesus hingga perayaan Natal.

oleh M Syukur diperbarui 04 Okt 2019, 07:00 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2019, 07:00 WIB
Rapat Tim Pakem membahas temuan aliran terindikasi sesat di Pekanbaru.
Rapat Tim Pakem membahas temuan aliran terindikasi sesat di Pekanbaru. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Di Pekanbaru, Riau, ternyata ditemukan tiga aliran diduga menyimpang. Hal ini berdasarkan temuan Seksi Intelijen Kejaksaan Negeri (Kejari) Pekanbaru yang tergabung dalam tim pengawasan aliran kepercayaan masyarakat (Tim Pakem).

Menurut Kasub Seksi A Intelijen Kejari Pekanbaru Yopentinu Adi Nugraha, satu di antara aliran itu mengajarkan tidak wajib salat dan baca Alquran.

Satu lagi, tambah Yopen, ajarannya sekilas mirip Kristen tapi tidak mewajibkan merayakan Natal dan tak percaya dengan salib.

"Satu lagi masih diidentifikasi cara beribadahnya, namanya Shensei Bukkyo," kata Yopen, Kamis petang, 3 Oktober 2019.

Dia menjelaskan, aliran pertama menamakan dirinya Ilmu Pelindung Kehidupan. Aliran ini terus dipantau bersama Badan Intelijen Negara Kota Pekanbaru, Kodim 0313 Pekanbaru, Forum Umat Kerukunan Beragama (FKUB), Kesbangpol hingga Kementerian Agama Pekanbaru.

Hasil penelaahan Tim Pakem, aliran ini menyimpang jauh dari ajaran agama Islam. Aliran tersebut disebarkan dengan kedok membuka pengobatan alternatif di suatu tempat di Kota Pekanbaru.

Kepada setiap pasien yang datang, penyebar aliran yang berasal dari Provinsi Lampung itu mengajarkan tidak perlu melaksanakan salat wajib serta membaca Alquran.

"Beberapa waktu lalu dilaporkan masyarakat ke kami. Dan kini, para intelijen yang tergabung dalam tim masih menindaklanjuti laporan itu," sebut Yopen.

Menurut dia, langkah itu perlu dilakukan sebagai bentuk antisipasi agar tidak terjadi konflik di tengah masyarakat.

Ketika disinggung jumlah pemeluk ajaran menyimpang itu, dia mengaku belum mendapat data detail. Namun, dia memastikan aliran itu baru sebatas disebarkan oleh individu.

Selanjutnya, aliran lain menamakan dirinya Saksi Yewuha. Ajaran inilah yang mengajarkan kepada pengikutnya untuk tidak percaya dengan salib, Natal, hingga Yesus sebagai Tuhan.

"Menurut FKUB mereka ternyata telah meminta izin untuk mendirikan tempat ibadah. Tapi tidak diberikan izin karena belum lengkap syaratnya," ujarnya.

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.

 

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya