Polisi Sebut Penikaman Pekerja Bangunan di Wouma Wamena Diduga Ulah Free Man

Kapolda mengatakan, wilayah Woma dan sekitarnya memang cukup rawan.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Okt 2019, 15:00 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2019, 15:00 WIB
Wamena
Jembatan Kuning Maima di Wamena. (dok.Instagram @wawansuroso/https://www.instagram.com/p/BvVqiwUlwnm/Henry)

Liputan6.com, Papua - Kepala Kepolisian Daerah Papua Irjen Polisi Paulus Waterpauw mengatakan, seorang pekerja bangunan yang tewas tertikam oleh orang tak dikenal di Wamena, Sabtu (12/10), diketahui sedang mengerjakan fasilitas kamar mandi Gereja Katolik di Woma, Wamena.

Pekerja bangunan yang tewas tersebut atas nama Deri Datu Padang (30), warga asal Toraja, Sulawesi Selatan.

"Ada saudara-saudara kita yang baru mengerjakan kamar mandi Gereja Katolik di Woma itu yang menjadi korban. Kampung Woma itu terletak di seberang jembatan yang menjadi lokasi utama kerusuhan pada 23 September 2019," kata Irjen Paulus di Timika, Minggu (13/10/2019).

Kapolda mengatakan, wilayah Woma dan sekitarnya memang cukup rawan.

Lokasi itu sebelumnya padat dengan ruko-ruko dan pusat usaha ekonomi lainnya. Namun, kini tinggal menyisakan puing lantaran dibakar habis oleh massa saat kerusuhan melanda Wamena, Senin (23/9).

"Saya sudah tiba di situ, memang di situ agak sedikit tertutup masyarakatnya dan tampaknya kemarin yang melakukan kekerasan terhadap ruko-ruko yang ada di sekitar Woma itu, ya, kelompoknya mereka (pelaku penikaman pekerja bangunan) itu," kata Paulus dilansir Antara.

Kapolda menduga pelaku pembakaran maupun penikaman terhadap pekerja bangunan di Woma tersebut merupakan anak-anak muda yang tidak memiliki pekerjaan yang jelas.

"Itu anak-anak yang free man yang hidupnya mau enak saja, tidak mau bekerja hanya mau mengganggu yang lain. Mau dapat hasil yang banyak dengan cara-cara yang tidak benar," katanya.

Kapolda menegaskan, bahwa jajarannya akan mengusut tuntas kasus kematian Deri Datu Padang.

"Itu menjadi tugas kami untuk ungkap pelakunya. Hari ini juga saya akan berangkat menuju Wamena. Bapak Pangdam XVII Cenderawasih (Mayjen TNI Herman Asaribab) sudah lebih dahulu tiba di Wamena pagi ini. Saya juga mengutus Direskrim Umum Polda Papua dengan penyidiknya untuk membantu pengusutan kasus itu," kata Irjen Paulus.

Kronologi Penusukan

rusuh Wamena
Pasar Wouma yang dibakar perusuh Wamena. (Liputan6.com/Pendam Cenderawasih/Katharina Janur)

Kehadiran Kapolda Papua bersama Pangdam XVII Cenderawasih di Wamena pada Minggu siang dalam rangka mengonsolidasi semua kekuatan yang ada di Wamena baik personel Polri maupun TNI agar melakukan patroli, razia senjata tajam, maupun senjata api serta menempatkan anggota pada pos-pos yang akan dibuka di sekitar Wamena.

Informasi yang dihimpun di Timika, kasus penikaman terhadap almarhum Deri Datu Padang terjadi saat korban melintas di dekat Jembatan Woma, Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Sabtu (12/10).

Awalnya, korban bersama lima rekan lainnya berboncengan menggunakan empat unit sepeda motor saat kembali dari lokasi kerja mereka di depan Gereja Katolik Paroki Woma menuju Kota Wamena.

Ketika sampai di depan Jembatan Woma, korban yang tepat berada pada iring-iringan paling depan, tiba-tiba ditikam oleh OTK yang berjumlah dua orang.

Pelaku berciri-ciri pria dewasa memakai baju merah dan satunya masih remaja. Keduanya melarikan diri ke arah kuburan lama.

Setelah ditikam, korban yang mengendarai motor terjatuh, kemudian berusaha bangkit kembali mengendarai motor dengan kondisi pisau masih tertancap di perut.

Korban melapor di Pos Brimob, dekat Pasar Woma, kemudian dilarikan ke RSUD Wamena. Sesampainya di rumah sakit, kondisi korban makin kritis karena mengalami pendarahan hebat.

Korban sempat menjalani penanganan medis namun nyawanya tak dapat diselamatkan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya