Tabuhlah, Gerakan Konservasi Keren ala SMA di Banjarnegara

Tabuhlah, akronim dari Tanam Buah di Sekolah. Dalam program ini, satu siswa akan menanam dan merawat satu pohon, semasa ia menuntut ilmu di sekolah wilayah pegunungan ini.

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 12 Jan 2020, 12:00 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2020, 12:00 WIB
Program tanam buah di sekolah (tabuhlah) SMA Negeri 1 Sigaluh, Banjarnegara. (Foto: Liputan6.com/Dok. SMAN Sigaluh/Muhamad Ridlo)
Program tanam buah di sekolah (tabuhlah) SMA Negeri 1 Sigaluh, Banjarnegara. (Foto: Liputan6.com/Dok. SMAN Sigaluh/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Banjarnegara - Keriuhan pecah meningkahi lantunan gamelan dari pelantang di SMA Negeri 1 Sigaluh, Banjarnegara. Hari ini, sekolah meluncurkan program konservasi dengan menanam pohon buah-buahan di lingkungan sekolah.

Anak-anak ini berebut beragam pohon yang bakal mereka tanam dan rawat selama tiga tahun ke depan. Satu anak, kebagian satu pohon.

Program yang diinisiasi oleh SMA Negeri 1 Sigaluh ini bertajuk Tabuhlah, akronim dari Tanam Buah di Sekolah. Dalam program ini, satu anak akan menanam dan merawat satu pohon, semasa ia menuntut ilmu di sekolah wilayah pegunungan ini.

Jumat, 10 Januari 2020, program ini resmi diluncurkan. Gerakan konservasi ini mendapat respons baik dari Pemkab Banjarnegara. Terbukti, Wakil Bupati Banjarnegara, Syamsudin hadir dalam acara ini.

Bersama dengan Kepala SMA Negeri 1 Sigaluh, Ibnu Rohmadi dan General Manager (GM) PT Indonesia Power UP Mrica, Slamet Suwardi, secara resmi Syamsudin meluncurkan program Tabuhlah.

Syamsudin berujar kegiatan tanam buah di sekolah merupakan wujud kepedulian sekolah terhadap permasalahan yang terjadi di Banjarnegara. Salah satunya adalah kekeringan pada musim kemarau. Sebaliknya, pada musim penghujan, longsor terjadi di berbagai wilayah.

"Salah satunya adalah masalah kurangnya penghijauan. Dengan menanam pohon, maka sejatinya kita sedang menumbuhkan seribu kehidupan," ucapnya, dikutip dari keterangan tertulis Humas SMA Negeri 1 Sigaluh.

Menurut dia, program Tabuhlah merupakan wujud nyata dari wawasan wiyata mandala, di mana sekolah menjadi pusat kebudayaan. Hal itu akan mendorong terwujudnya Banjarnegara sebagai kabupaten konservasi.

Menjaga Energi Terbarukan

Program tanam buah di sekolah (tabuhlah) SMA Negeri 1 Sigaluh, Banjarnegara. (Foto: Liputan6.com/Dok. SMAN Sigaluh/Muhamad Ridlo)
Program tanam buah di sekolah (tabuhlah) SMA Negeri 1 Sigaluh, Banjarnegara. (Foto: Liputan6.com/Dok. SMAN Sigaluh/Muhamad Ridlo)

Kepala SMA Negeri 1 Sigaluh Ibnu Rohmadi mengungkapkan, selain kegiatan Tabuhlah, pihak sekolah juga menggelar kompetisi video klip lagu bertema lingkungan. Ini akan memicu siswa mengunggah konten positif di sosial media dan terlibat aktif dalam kampanye pelestarian lingkungan.

"Kita tidak hanya berhenti pada kegiatan penghijauan dengan penanaman buah di sekolah, namun juga kita tindaklanjuti dengan kampanye lingkungan di sosial media. Nantinya ada 32 konten video klip lagu yang dihasilkan para siswa kami. Tentu akan sangat bermanfaat," kata Ibnu.

Siswa SMA Negeri 1 Sigaluh, Achmad Chareul Aris begitu bersemangat mengikuti kegiatan ini. Selama ini ia merasa telah menikmati program tanam buah di sekolah.

"Kita sudah biasa panen mangga di sekolah untuk rujakan bersama. Maka ketika sekolah menambah lagi dengan bibit tanaman buah, kita jadi bersemangat, karena hasilnya kita dan juga adik-adik kelas kita juga yang akan menikmatinya," ujar Achmad.

General Manager PT Indonesia Power UP Mrica, Slamet Suwardi mengatakan, kegiatan penghijauan sangat membantu Indonesia Power dalam menjamin kelestarian alam yang berimbas pada ketersediaan air sebagai energi utama untuk memproduksi listrik.

Terjaganya kondisi alam sangat terkait erat dengan ketersediaan air yang merupakan sumber tenaga untuk membangkitan tenaga listrik. Terjaganya alam berarti menjamin keberlangsungan energi listrik di masa mendatang.

Dia sangat mengapresiasi kegiatan yang digelar oleh SMA Negeri 1 Sigaluh ini. Dia berharap, kegiatan serupa juga dilakukan oleh sekolah atau komunitas lain di Indonesia.

"Kepedulian sekolah terhadap lingkungan akan menjamin kelestarian lingkungan, dan hal itu akan berimbas pada sustainability kerja Indonesia Power dalam memproduksi listrik nasional," kata Slamet.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya