Yuk, Belajar soal Elang di Sekolah Konservasi Elang Kamojang

Selain bisa menjadi volunteer PKEK, seluruh siswa hasil sekolah konservasi diharapkan mampu menjadi duta pelestarian lingkungan di daerahnya masing-masing.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 27 Des 2019, 08:00 WIB
Diterbitkan 27 Des 2019, 08:00 WIB
Sebanyak 30 peserta Sekolah Konservasi Elang (SKE) Batch 2, tengah berbaris sebelum pelatihan di Pusat Konservasi Elang Kamojang (PKEK) Kamojang
Sebanyak 30 peserta Sekolah Konservasi Elang (SKE) Batch 2, tengah berbaris sebelum pelatihan di Pusat Konservasi Elang Kamojang (PKEK) Kamojang (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Pusat Konservasi Elang Kamojang (PKEK), Samarang, Garut, Jawa Barat, menggelar Sekolah Konservasi Elang (SKE) untuk mengenalkan seluk-beluk elang, termasuk peran penting dalam mata rantai kehidupan. 

Kegiatan yang digelar sejak 22 Desember 2019 lalu itu, mampu menarik minat, sekaligus memantik peserta didik yang didominasi mahasiswa, untuk berperan aktif dan kritis selama kegiatan berlangsung.

“Animonya cukup tinggi, padahal tadinya kita menyangka bakal kekurangan peserta, karena memang persiapannya singkat, termasuk waktu pendaftarannya,” ujar Kepala Sekolah SKE Batch 2, Fajar Gumilar, Selasa (24/12/2019).

Berada di Blok Legok Pulus, Desa Sukakarya, Kecamatan Samarang, yang dikenal berhawa sejuk, konservasi elang Kamojang memang memberikan nuansa yang beredar untuk belajar.

Selain indah, suasananya mampu memanjakan seluruh peserta yang datang. Kondisi ini membuat peserta lebih antusias dan lebih mudah memahami materi.

Menurut Fajar, sekolah konservasi elang ditujukan bagi masyarakat umum mulai pelajar, mahasiswa hingga aktivis lingkungan, yang terpanggil jiwanya untuk menjaga kelestarian alam di lingkungan masing-masing.

“Mereka nanti bisa bergabung dalam volunteer PKEK,” ujar dia.

Awalnya jumlah peserta yang mendaftar mencapai 80 orang. Namun setelah diproses melalui seleksi, juga melalui esai yang diberikan, akhirnya terpilih 30 peserta didik terbaik.

“Isu lingkungan menarik perhatian banyak peserta. Mereka juga tertarik untuk belajar konservasi elang karena sebelumnya sudah mengenal PKEK,” dia menjelaskan.

Hal senada disampaikan Zaini Rahman, manajer PKEK. Menurut dia, kegiatan sekolah konservasi elangyang kedua ini, diluar dugaan mampu menarik animo cukup tinggi dari masyarakat.

Simak video pilihan berikut ini:

Respons Peserta

Seluruh peserta SKE Kamojang tengah melakukan pengematan di lapangan didampingi mentor kegiatan
Seluruh peserta SKE Kamojang tengah melakukan pengematan di lapangan didampingi mentor kegiatan (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Para pendaftar, ujar dia, bukan hanya berasal dari Garut, tapi juga dari luar Jawa, hingga Kalimantan, Lampung dan Bali.

“Karena waktu pendaftaran singkat, banyak peserta dari luar kota hingga luar Pulau Jawa kesulitan. Mereka telah mendaftar, tapi terkendala transportasi dan waktu,” katanya.

Menurut dia, kegiatan SKE ini sengaja digelar sebagai salah satu agenda tahunan PKEK dalam upaya mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya konservasi elang dan habitatnya.

“Manusia tidak akan bisa bertahan hidup tanpa lingkungan dan seluruh isinya. Karenanya jika bicara konservasi adalah upaya kita memastikan keberlangsungan hidup umat manusia,” ujar dia.

Rizka Nala Wibawa, peserta sekolah konservasi elang dari Garut, mengaku bangga menjadi salah satu peserta didik yang berhasil lolos dalam SKE batch 2 PKEK ini.

“Bukan hanya soal konservasi elang, kita juga belajar soal konservasi kukang dengan pemateri warga negara Inggris yang melakukan penelitian kukang di Garut sejak lama,” ucap Rizka.

Selain mendapat materi konservasi dan kelestarian alam yang berkualitas, kegiatan tersebut, mampu menambah silaturahmi sesama volunteer baru.

“Ini pengalaman yang sangat jarang sekali, karena tidak sembarang orang bisa masuk kawasan itu (PT PGE),” ujarnya.

Tanggapan serupa disampaikan Chika Aglia Olasandra. Mahasiswa Universitas Kuningan ini mengaku beruntung bisa menjadi salah satu peserta didik pada sekolah konservasi elang yang kedua ini.

“Pematerinya semua orang yang berpengalaman di bidangnya dan memang punya motivasi dan komitmen yang tinggi menjaga kelestarian lingkungan,” kata Chika.

Awalnya ia mengaku ragu dengan kegiatan tersebut. Apalagi batas waktu pemberitahuan pendaftaran yang terbilang singkat dan mendadak.

”Upaya edukasi soal konservasi elang di Indonesia sangat penting bagi semua pihak agar masyarakat bisa ikut berperan aktif dalam menjaga lingkungan,” ujarnya.

Pantas saja kedua persetta ini puas. Pasalnya, selain materi di dalam ruangan, seluruh peserta bisa langsung berpraktek pengamatan burung dan tata kelola satwa di lapangan.

Pengenalan Konservasi

Sebanyak 30 peserta Sekolah Konservasi Elang (SKE) Batch 2, tengah berfoto selepas mengikuti pelatihan selama 2 hari di Pusat Konservasi Elang Kamojang (PKEK) Kamojang
Sebanyak 30 peserta Sekolah Konservasi Elang (SKE) Batch 2, tengah berfoto selepas mengikuti pelatihan selama 2 hari di Pusat Konservasi Elang Kamojang (PKEK) Kamojang (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Kepala Bidang KSDA wilayah III Ciamis, Andi Witria menilai, kegiatan SKE batch 2 PKEK ini cukup positif sebagai bagian pengenalan konservasi kepada masyarakat.

“Ini bisa membangun kesadaran masyarakat untuk mau menjaga kelestarian lingkungan, karena upaya menjaga kelestarian lingkungan bukan hanya tanggungjawab pemerintah,” ujar Andi.

Andi yang didaulat menutup acara  ini, mengaku bangga menjadi bagian dari kegiatan tersebut. Terlebih dengan tingginya animo yang ditujunkkan peserta, mulai pendaftaran hingga penutupan kegiatan.

“Saya berharap kegiatan ini bisa digelar secara berkala, dengan melibatkan lebih banyak siswa dari berbagai latarbelakang lembaga, pendidikan dan daerah,” dia berharap.

Dengan upaya itu, rencana membangun keseimbangan lingkungan bisa terwujud, seiring bertambahanya relawan hasil gemblengan sekolah konservasi ini.

“Dan yang lebih penting upaya konservasi elang yang dilakukan PKEK bisa semakin diterima oleh semua lapisan masyarakat,” kata dia.

SKE batch 2 dilaksanakan selama tiga hari dua malam di kawasan PKEK. Panitia sengaja menghadirkan berbagai narasumber ahli dari berbagai lembaga kompeten.

Sebut saja Wildlife Conservation Society (WCS), Wildlife Potography, Persatuan Wartawan Indonesia, Burung Indonesia, Pertamina Geothermal Energy, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya