Harapan Riau Tanpa Kabut Asap dengan Dashboard Lancang Kuning

Polda Riau meluncurkan Dashboard Lancang Kuning sebagai langkah mengantisipasi kebakaran lahan agar tak meluas. Penerapan aplikasi ini diharap mampu membuat langit biru tanpa kabut asap.

oleh Syukur diperbarui 26 Jan 2020, 11:00 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2020, 11:00 WIB
Kapolda Riau Irjen Agung Setya memaparkan cara kerja Dashboard Lancang Kuning untuk mengantisipasi kebakaran lahan.
Kapolda Riau Irjen Agung Setya memaparkan cara kerja Dashboard Lancang Kuning untuk mengantisipasi kebakaran lahan. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Kapolda Riau Irjen Agung Setya Imam Effendi meluncurkan Dashboard Lancang Kuning. Aplikasi memadukan teknologi, sumber daya manusia dan anggaran ini disebut-sebut bisa mendeteksi titik api sebagai indikasi kebakaran lahan dengan cepat.

Dashboard Lancang Kuning juga mampu memantau siapa saja petugas yang paling dekat dengan titik api. Selanjutnya petugas tadi dihubungi oleh Kapolda Riau ataupun Kapolres setempat untuk bergerak memadamkannya.

Menurut Agung, aplikasi ini mencatat berapa lama pemadaman berlangsung dan sudah berapa hari personel pemadam berada di lokasi. Hal ini diketahui karena laporan dibuat setiap saat oleh petugas di lapangan.

"Aplikasi ini menggunakan empat satelit. Begitu titik api terdeteksi, aplikasi ini melihat siapa saja petugas terdekat, lalu dihubungi dan diperintahkan ke lokasi," Agung menjelaskan cara kerja aplikasi ini, Sabtu siang, 25 Januari 2020.

Aplikasi ini juga mencatat titik panas dengan level confidence berbeda. Dan belum tentu juga, titik panas adalah kebakaran lahan karena terkadang ada juga hamparan tanah luas yang memantulkan suhu panas akibat terik matahari.

"Namun kalau itu titik panas itu adalah titik api, perintahnya padamkan sampai tuntas. Kalau laporannya di lokasi api sudah padam dan ada asap tipis-tipis, berarti itu belum selesai," Agung menerangkan.

Sejak dibuat tiga bulan lalu, sudah ada 9.560 anggota yang bergabung dalam aplikasi ini. Rata-rata masih personel Polda Riau. Mereka memberikan data pribadi serta nomor telepon yang bisa dihubungi.

Aplikasi ini nantinya juga menerima relawan kebakaran lahan. Caranya harus mengunduh dulu ke Playstore dan mendaftar sebagai relawan agar bencana kabut asap tidak ada lagi.

"Nantinya relawan ini dilatih agar meminimalisir resiko di lapangan. Nantinya juga ada relawan mahasiswa karena sudah ada lima universitas di Riau bergabung. Posko relawan akan dibuat di setiap kabupaten," terang Agung.

Dengan adanya aplikasi ini, polisi tidak bisa menyembunyikan keberadaannya. Aplikasi ini mencatat pergerakan personel sehingga akan ketahuan siapa yang pemalas ataupun tidak bekerja ketika terjadi kebakaran lahan di suatu daerah.

"Nanti kelihatan siapa Kapolsek yang jarang di lokasi. Kemarin tercatat Kapolres di Bengkalis yang tujuh hari tujuh malam di lokasi kebakaran," terang Agung.

Hukuman dan Penghargaan

Polisi dan petugas pemadam kebakaran lahan berusaha memadamkan titik api.
Polisi dan petugas pemadam kebakaran lahan berusaha memadamkan titik api. (Liputan6.com/M Syukur)

Anggota yang malas ataupun tidak peduli dengan kebakaran lahan bakal ditindak tegas. Sebagai bukti, ada satu kapolsek dicopot karena mengaku berada di lokasi kebakaran lahan namun nyatanya tidak.

Selain hukuman, Agung berjanji memberikan penghargaan kepada anggotanya yang rajin. Satu personel yang tercatat 10 kali memadamkan kebakaran lahan akan diberi piagam.

Kalau seandainya ada yang 30 kali, Agung menyatakan akan memberikan pin emas. Hal ini sebagai apresiasi bagi anggota yang berjuang agar langit di Riau tak kelabu lagi karena kabut asap.

"Makanya dinamakan dengan Lancang Kuning. Lancang Kuning itu berlayar malam, malam ombaknya besar sebagai rintangan. Rintangan bisa keluar dari kebakaran lahan dan kabut asap," Agung menegaskan.

Menurut Agung, aplikasi ini mengelola data begitu banyak dan menyajikannya secara akurat untuk mengatasi kebakaran lahan. Cara kerjanya terstruktur, akurat dan efisien serta bisa melihat titik api di pedalaman hutan.

"Aplikasi ini menggunakan GPS makanya lebih akurat. Untuk sinyal telepon seluler di lokasi, saya rasa Riau ini jaringannya sudah bagus karena daratannya datar," sebut Agung.

Untuk pendanaan, Agung menyebut aplikasi ini memakai anggaran kontigensi Kapolda Riau. Hal ini tentu saja boleh karena kebakaran lahan sudah masuk persoalan kontigen yang harus diselesaikan.

Anggaran ini didistribusikan ke personel ataupun relawan yang tengah memadamkan api. Dana ini digunakan untuk membeli makanan, minuman dan bahan bakar minyak petugas selama berada di lokasi kebakaran.

"Karena aplikasi ini juga mendata nomor rekening, bagi yang tidak ada kebakaran tentu tidak dikirim," seloroh Agung.

Berhasil atau tidaknya aplikasi ini dilihat pada April nanti. Saat itu ada event jungle run yang dimotori Polda Riau untuk menjajal Taman Hutan Raya Minas, Siak. Pesertanya lintas negara dan sudah ada ratusan orang mendaftar.

"April nanti itu sebagai ukuran, berharap langit selalu biru. Itu nantinya sebagai bukti kita semua bisa mengantisipasi kebakaran lahan dengan aplikasi ini," imbuh Agung.

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya