Liputan6.com, Jakarta Perjalanan penetapan pencak silat sebagai salah satu Warisan Budaya Takbenda (WBTb) dari Indonesia oleh UNESCO merupakan perjalanan panjang dan penuh tantangan.
Bagaimana tidak? Pencak silat di Indonesia memiliki ragam dan rupa yang demikian banyak, tentu banyak pula yang perlu dibenahi dari berbagai aspek.
Advertisement
Baca Juga
Pengurus Lembaga Kebudayaan Betawi Yusron Syarief, yang juga eks produser eksekutif Jejak Pendekar TVOne, melihat di dunia persilatan Indonesia ada dua hal yang harus dibenahi, yaitu internal dan eksternal.
"Internal, kita perlu menata diri, bagaimana memanajemen perguruan-perguruan kita agar bisa lebih rapi, ketika ada perkembangan-perkembangan baru yang harus kita hadapi. Kemudian, dari eksternal, perlu adanya perhatian dari lembaga pemerintah, dari instansi terkait, bisa dari lembaga-lembaga pendidikan, lembaga keuangannya, bagaimana perguruan di-support dengan layak," terang Yusron di Graha Bhakti Budaya (26/01).
Ia menilai teman-teman pesilat perlu untuk study banding ke Jepang.
"Kenapa karate bisa maju, taekwondo bisa maju, itu harus dipelajari dari sana. Karate bisa ke pelosok dunia, kenapa kita enggak? Gitu kan," ujar Yusron.
Di samping itu, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta Iwan Henry Wardhana mengatakan bahwa bakal ada rencana membangun Sekolah Khusus Budaya yang bertempat di Setu Babakan.
"Nanti bakal dibangun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kebudayaan di Setu Babakan. Tentunya, itu menjadi cikal bakal pelatihan, terutama bela diri pencak silat supaya menjadi bagian utama kurikulum," tutur Iwan. Akhmad Mundzirul Awwal/PNJ.