Heboh Pandemi Covid-19, Warga Kendari Protes Kedatangan TKA China

Di tengah heboh pandemi covid-19, warga Kota Kendari terlibat adu jotos dengan petugas Imigrasi saat protes soal TKA China.

oleh Ahmad Akbar Fua diperbarui 19 Mar 2020, 12:00 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2020, 12:00 WIB
Saat heboh soal Pandemi Covid-19, Demonstrasi di Kantor Imigrasi Kelas IA Kendari, menolak 49 TKA China, berakhir adu jotos.(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)
Saat heboh soal Pandemi Covid-19, Demonstrasi di Kantor Imigrasi Kelas IA Kendari menolak 49 TKA China, berakhir adu jotos.(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Liputan6.com, Kendari - Di tengah pandemi virus corona covid-19, warga memprotes kedatangan 49 TKA China ke Kendari, meski ke-49-nya kini tengah dikarantina dalam pabrik nikel di Konawe. Warga beralasan, dalam pabrik masih ditempati ribuan pekerja lokal.

Apalagi, mereka tidak menjalani proses karantina saat baru tiba di Jakarta setelah terbang dari Bangkok, Thailand, Minggu (15/3/2020). Kondisi ini memancing reaksi ratusan warga yang tergabung dalam Pembela Kesatuan Tanah Air Indonesia Bersatu (Pekat IB) Sulawesi Tenggara di Kota Kendari.

Warga menyerukan pengusiran TKA dari wilayah Sulawesi Tenggara. Menurut mereka, keberadaan TKA China di wilayah Sulawesi Tenggara tanpa disertai informasi dan konfirmasi yang jelas. Warga bingung, karena sudah ada larangan pembatasan TKA dari pemerintah pusat. Namun, puluhan TKA ini tetap diperbolehkan datang.

Protes 49 TKA China terkait Corona Covid-19 tersebut puncaknya saat warga mendatangi Kantor Imigrasi Kelas IA Kendari, Rabu (18/3/2020). Saat menyampaikan orasi, terjadi adu jotos antara demonstran dan petugas imigrasi.

Seorang warga diamankan polisi usai sempat dipukul saat melakukan orasi. Ketua Pekat IB Sulawesi Tenggara, Amril Sabhara menyatakan, 49 TKA China yang masuk harus segera dipulangkan. Dia menegaskan, saat ini Indonesia tengah darurat Corona Covid-19.

"Warga dirumahkan, dilarang pergi keluar jika tidak penting. Bisa-bisanya mereka datang lalu masuk di wilayah Sulawesi Tenggara sedangkan mereka harusnya melalui proses katantina," ujar Amril Sabhara.

Dia menyatakan sudah meminta pihak Imigrasi Kendari memulangkan TKA. Namun, respon terkait hal ini tidak digubris dan pihak Imigrasi Kendari tidak mau menemui warga.

Sebelumnya, soal kedatangan 49 TKA China di Kendari, Kepala Imigrasi Kendari melalui Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM, Sofyan menyatakan, kedatangan mereka ke Kota Kendari melalui Bandara Jakarta setelah terbang dari Bangkok, Thailand.

"Mereka terbang dari Bangkok, di sana sudah melalui proses karantina. Di wilayah Morosi, mereka dikarantina dalam lokasi pabrik," ujar Sofyan.

Kedatangan 49 TKA asal China ke Kota Kendari memancing kontroversi soal corona covid-19. Sebelumnya, Kapolda keliru menyampaikan informasi soal kedatangan mereka ke Kendari yang memancing kehebohan. Kapolda Sultra mengatakan TKA berasal dari Jakarta, ternyata data imigrasi TKA berasal dari China yang masuk ke Jakarta melalui Bangkok, Thailand.

Sikap Ketua DPRD

TKA asal China yang dikarantina di PT VDNI Kendari, Senin (16/3/2020).(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)
TKA asal China yang dikarantina di PT VDNI Kendari, Senin (16/3/2020).(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Desa Morosi, Kabupaten Konawe menjadi tujuan 49 TKA asal China yang tiba di Kendari, Minggu (15/3/2020). Menyikapi hal ini, Ketua DPRD Konawe Ardin, menyatakan saat ini pihaknya meminta agar pemerintah mendeportasi TKA asal China.

"Pulangkan mereka ke negaranya. Saat ini masih darurat kondisi ini jangan ditambah dengan TKA ini," ujar Ardin, Kamis (19/3/2020).

Dia juga menanyakan soal visa kunjungan wisata yang dipakai TKA asal China. Padahal, mereka berstatus pekerja yang seharusnya menggunakan visa kunjungan kerja.

"Mau wisata apa di Konawe, tidak ada objek wisata," ujarnya.

Terkait hal ini, Manager PT VDNI yang mendatangkan tenaga kerja, Chairillah Widjan, menyatakan soal visa wisata ini, status tenaga kerja ini masuk tidak langsung kerja namun pemantauan. 

"Mereka masuk dengan status dipantau kerjanya. Tidak langsung kerja," ujarnya.

Chairillah Wijdan tidak mengungkapkan apakah modus masuknya TKA asal China selama ini dengan visa wisata atau tidak. Namun, dia mengatakan visa mereka dengan kunjungan wisata bukan dengan visa kerja.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini :

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya