Tak Perlu Panic Buying, Santap Nasi Panas dan Telor Ceplok Siram Kecap Bikin Merem Melek

Jangan karena wabah Virus Corona membuat kita jadi panic buying.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 19 Mar 2020, 08:20 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2020, 08:20 WIB
[Bintang] Telur Ceplok
Telur Ceplok Masak Kecap, menu sahur praktis. foto: cookpad.com

Liputan6.com, Jakarta - Untuk memutus rantai penyebaran Virus Corona di Indonesia, sebagian masyarakatnya mengikuti imbauan presiden agar swa karantina di rumah. Anak sekolah diliburkan, dan sebagian pekerja mendapat hak istimewa untuk kerja dari rumah per Senin, 16 Maret 2020.

Gara-gara kondisi ini, tidak sedikit orang yang menyetok banyak makanan di rumah (panic buying). Segala hal diborong. Sampai yang dirasa tidak perlu pun ikut terangkut sampai ke rumah.

Nah, Edward Suhadi, salah satu pemain di film Bebas besutan Mira Lesmana, mengunggah sebuah video berisi seporsi nasi panas dan telur ceplok yang disiram kecap di akun Twitter pribadinya, @edwardsuhadi, kira-kira 18 jam yang lalu.

Maksud dari diunggahnya video tersebut, agar orang-orang mengurungkan niat latah panic buying.

"Panic buying bukan soal orang susah makan, tapi soal membuat suasana keruh yang berbuntut panjang ke mana-mana. Padahal, makan sama telur ceplok sudah bikin merem melek," tulisnya sebagai keterangan video dikutip Health Liputan6.com pada Kamis, 19 Maret 2020.

 

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Menarik Berikut Ini


Nikmatnya Telur Ceplok di Tengah Wabah Virus Corona

Nasi Telur Ceplok
Nasi Telur Ceplok di Pontianak. (foto: Youtube 'Nex Carlos)

Di dalam narasinya, Edward mengatakan bahwa nasi panas, telor ceplok, dan kecap manis adalah makanan hampir semua orang Indonesia. Tidak peduli agama, suku, dan golongannya.

"Di saat seperti ini, saya jadi sadar, supaya tidak mati kita cuma perlu makan ini. Jadi, berhenti menyetok berlebihan atau panic buying," ujarnya.

Edward mengingatkan bahwa di luar sana banyak kaum yang lebih membutuhkan. Jangan sampai karena panic buying, barang-barang jadi sulit dicari atau harganya jadi sangat mahal.

Panic buying, menurut dia hanya membuat suasana menjadi panik dan mencekam. Padahal, barang tersebut banyak dan cukup, asal tidak dibeli berbarengan.

"Kasih nafas yuk buat truk-truk yang antar barang," katanya.

"Kondisi ini tidak akan lama. Di negara-negara yang sekarang sudah pulih pun, warganya enggak ada kayak mengais-ngais makanan dan sayur basi di lemari kayak di film perang," Edward menambahkan.

Edward lalu mengajak kita semua untuk menjaga situasi ini tetap kondusif, dengan memberikan waktu bagi pemerintah pusat dan daerah menanganinya. Sebab, banyak dari kita yang bisa mengurus diri sendiri dulu tanpa harus menunggu mereka.

"Okelah kalau kamu sebal sama pemerintah. Jaga situasi buat semua tenaga kesehatan yang lagi berjuang bertarung nyawa di garis depan," katanya.

"Setiap kamu takut, ingat enaknya nasi panas dan telur ceplok saya barusan. Cukup kan, enak lagi?," Edward menambahkan.


Alasan Memilih Telur Ceplok

Liputan 6 default 4
Ilustraasi foto Liputan 6

Alasan Edward memilih telur ceplok disiram kecap sebagai konten lantaran makanan ini gampang dibuat.

Selain itu, kita mungkin lupa kalau makanan favorit banyak orang Indonesia ini harganya sangat murah.

"Sekalian mengingatkan orang-orang untuk ubah perilaku di masa-masa ini," kata Edward kepada Health Liputan6.com melalui pesan langsung (direct message) Twitter.

"Jangan makan 3 sayur dulu, makan yang ada," dia menambahkan.

Ada pun maksud dari jangan makan 3 sayur adalah makan tidak usah yang mewah-mewah dulu. Yang justru membuat kita jadi menyetok barang-barang secara berlebihan di masa-masa sulit kayak sekarang.

"Makan secukupnya, supaya supply buat yang lain," ujarnya.

Menurut Edward--seperti narasi di video tersebut--bahwa kebutuhan kalori manusia pada dasarnya hanya 2.000 kilo kalori. Sementara seporsi nasi dengan telur ceplok yang disiram kecap manis dirasa cukup untuk memenuhi kebutuhan kalori harian tersebut.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya