Liputan6.com, Demak - Peringatan Isra Mi’raj di Kabupaten Demak tak bisa dihindari dan selalu dilaksanakan. Apapun kondisinya, termasuk adanya anjuran social distancing, warga tetap menggelar hajatan tersebut tanpa kekhawatiran menjadi transmitter corona covid-19.
Menurut salah satu tokoh masyarakat di kecamatan Sayung, Agus Makmun Rizal, pelaksanaan kegiatan massal ini sudah dibatasi. Sebab warga tetap antusias dan merupakan tradisi tahunan.
"Di tengah maraknya penyebaran virus corona, masjid dan mushola tetap menggelar peringatan Isra Mi'raj, meski tak seramai tahun sebelumnya," kata Agus.
Advertisement
Situasi itu dimanfaatkan para ulama dan tokoh masyarakat untuk mengingatkan perilaku hidup bersih dan sehat.
Baca Juga
"Bukan berarti tak menghiraukan himbauan pemerintah, namun juga untuk sosialisasi PHBS,” kata Agus.
Sementara itu, Siti Zubaedah (40) warga Desa Kedunguter Kecamatan Karangtengah Demak mengungkapkan bahwa mayoritas warga desa memang memprioritaskan kegiatan keagamaan meski tahu ada social distancing sebagai efek pandemi corona covid 19.
"Ini momen untuk mendekatkan diri kepada Allah. Isra mi'raj kan mengingatkan kita terhadap kewajiban sebagai insan yang harus menjaga keseimbangan alam,” kata Siti.
Tak ada wajah khawatir. Yang ada adalah wajah-wajah gembira para pengunjung. Seakan lupa hiruk pikuk pemberitaan corona covid-19 di dunia.
Sementara itu Muhammad Rifai, Ketua panitia Peringatan Isra Mi'raj di Mushola Al Barokah Desa Jamus Kecamatan Mranggen Demak mengaku bahwa pengajian Isra Mi'raj menjadi momentum yang ditunggu jamaah. Bahkan warga berdoa bersama agar pandemi corona covid-19 lenyap.
"Kami tetap jaga jarak dan tidak bersalaman meski berkumpul. Kebetulan jumlah pengunjung juga tidak sepadat tahun tahun sebelumnya,” kata Rifai.