Sektor Pariwisata Terpukul Corona, Puluhan Hotel di Sumbar Terpaksa Tutup

Imbasnya 2.500 karyawan terpaksa dirumahkan, bahkan sebagian besar di antaranya juga tidak mendapat gaji.

oleh Novia Harlina diperbarui 08 Apr 2020, 16:00 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2020, 16:00 WIB
Salah satu hotel di Kota Padang. (ilustrasi)
Salah satu hotel di Kota Padang. (ilustrasi)

Liputan6.com, Padang - Virus corona Covid-19 tidak hanya membuat krisis kesehatan, namun juga berdampak pada sektor ekonomi. Sejak badai pandemi ini menerpa Indonesia, setidaknya ada 26 hotel di Sumatera Barat terpaksa tutup.

"Dari 110 hotel dan restoran yang tergabung dengan kami, 26 sudah tutup hingga waktu yang belum ditentukan," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumbar, Alan Maulana Yusran saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (8/4/2020).

Pengusaha hotel, kata Alan, terpaksa menutup usahanya sementara, karena jika terus buka hanya mendapat kerugian lantaran tidak ada tamu yang menginap.

Imbasnya 2.500 karyawan terpaksa dirumahkan, bahkan sebagian besar di antaranya juga tidak mendapat gaji.

"Ribuan orang bergantung pada sektor ini dalam mencari rezeki," kata Alan.

Oleh sebab itu PHRI berharap pemerintah bisa memberikan stimulus terhadap hotel dan restoran. Sehingga beban biaya selama masa tanggap darurat virus corona ini bisa diminimalisir.

Stimulus tersebut bisa dalam bentuk keringanan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan, maupun pembayaran listrik. Menurutnya ini sangat membantu hotel agar tetap bertahan di tengah pandemi ini.

"Tapi kalau yang dipotong adalah pajak hotel dan restoran, sama saja tidak ada artinya, karena biasanya pajak tersebut dibebankan kepada tamu," jelasnya.

Selain hotel dan restoran, pandemi ini juga berdampak pada pramuwisata. Bahkan hampir seluruh pemandu wisata tidak lagi beraktivitas.

"Ratusan anggota Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) kini mulai tertekan, kami terpaksa berada di rumah karena tidak ada lagi job dari agen travel," sebut ketua HPI Sumbar, Buddy.

Praktisi pariwisata ini mengaku akan mengalami masa resesi panjang, karena sulit memprediksi kapan wabah virus corona Covid-19 ini berakhir.

"Pekerjaan kami sangat bergantung pada travel agen, sejak wabah ini melanda tidak ada lagi wisatawan yang datang," katanya.

Meski demikian, pihaknya memahami kondisi ini dan tetap mendukung pemerintah untuk mengantisipasi penyebaran virus corona dengan berdiam di rumah.

Namun HPI juga di bawah dinas pariwista, Buddy berharap ada perhatian dan bantuan pemerintah kepada anggota HPI selama mereka di rumah.

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya