Hoaks dan Instruksi Wali Kota Jadi Penyebab Kendari Sepi Bak Sedang Lockdown

Instruksi Wali Kota Kendari soal larangan keluar rumah ditengah pandemi cobir-19, menyebabkan kota Kendari terlihat sepi.

oleh Ahmad Akbar Fua diperbarui 10 Apr 2020, 23:03 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2020, 21:56 WIB
Jalanan di Kota Kendari yang sepi, usai instruksi pembatasan keluar rumah oleh walikota kendari untuk mengantisipasi penyebaran Corona Covid-19, Jumat (10/4/2020).(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)
Jalanan di Kota Kendari yang sepi, usai instruksi pembatasan keluar rumah oleh walikota kendari untuk mengantisipasi penyebaran Corona Covid-19, Jumat (10/4/2020).(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Liputan6.com, Kendari - Instruksi Wali Kota Kendari ditengah pandemi covid-19 yang melarang warga beraktivitas di luar rumah per tanggal 10 hingga 12 April 2020 membuat warga Kota Kendari panik. Sejumlah warga pun memadati pasar dan pusat perbelanjaan pada Kamis, 9 April 2020, untuk membeli bahan pokok persediaan untuk tiga hari kedepan.

Aksi warga ini berlangsung dari sore hingga hampir tengah malam. Sedikitnya ada lima pasar tradisional yang dikunjungi secara beramai-ramai.

Kelimanya adalah Pasar Panjang, Pasar Basah Mandonga, Pasar Andounohu, Pasar Sentral Kota Kendari dan Pasar sore THR.

"Kelima pasar ini, berlokasi di tengah pemukiman padat penduduk," kata Syukur, salah seorang warga Kota Kendari, Jumat (10/4/2020). 

Tidak hanya di pasar-pasar tradisional, sebagian warga lainnya juga memadati toko-toko swalayan demi membeli persediaan makanan untuk tiga hari kedepan.

Syukur mengatakan bahwa warga sebenarnya tak perlu membeli secara serentak dan berdesak-desakan ditengah pandemi covid-19. Sebab, kondisi ini hanya membuat panik orang lain dan mereka terpancing untuk ikut-ikutan.

"Jangan berkerumun sampai di pasar malah bikin masalah baru, kita mau hindari penyakit malah kena di pasar," ujarnya.

Pada Jumat, 10 April 2020, Kota Kendari pun terlihat sepi bak sedang terjadi karantina wilayah atau lock down ditengah pandemi covid-19. Belakangan diketahui ternyata beredar informasi bahwa siapa saja yang masih nekat keluar pada 10 hingga 12 April 2020 maka akan langsung ditangkap oleh TNI-Polri.

Isi Instruksi Wali Kota Kendari

Isi instruksi Wali Kota Kendari.(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)
Isi instruksi Wali Kota Kendari.(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Sebelumnya, pada Rabu, 8 April 2020, Wali Kota Kendari mengeluarkan surat edaran berisi instruksi untuk melarang warga beraktivitas di luar rumah untuk menghambat pandemi Corona Covid-19. Ketiga poinnya yakni: Pertama, tidak melakukan aktivitas di luar rumah selama 3 hari berturut-turut sejak 10-12 April 2020.

Kedua, kepada masyarakat Kota Kendari yang masih beraktivitas di luar rumah akan dilakukan pengamanan oleh TNI dan kepolisian.

Ketiga, selalu memperhatikan physical dan social distancing serta membudayakan pola hidup bersih dan sehat, mencuci tangan dengan sabun, serta memperhatikan etika bersin dan batuk.

Anggota DPR-RI asal Sultra, Ridwan BAE mengkritik kebijakan walikota Kendari itu. Dia menyatakan, pembatasan keluar rumah kepada warga dinilai konyol. Dia menyebut, pembatasan untuk keluar rumah dengan sanksi tegas, sudah sama dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

"Ini wali kota sudah melanggar ketentuan, kalaupun mau lockdown bukan kewenangan dia, itu kewenangan presiden. Dia harus bermohon dulu," ujarnya, Kamis (9/4/2020).

Warga Termakan Informasi Hoaks

Warga yang memadati sejumlah perbelanjaan di Kota Kendari usai instruksi wali kota, Kamis (9/4/2020).(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)
Warga yang memadati sejumlah perbelanjaan di Kota Kendari usai instruksi wali kota, Kamis (9/4/2020).(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Alasan lainnya yang menyebabkan warga menyerbu pasar Kota Kendari untuk membeli persediaan bahan makanan adalah karena adanya kabar hoaks yang beredar luas di tengah masyarakat yang membawa-bawa nama BMKG. Kabar itu adalah adanya informasi hoaks soal arus angin yang akan bertiup dari daratan benua Asia (Utara) menuju Australia (Selatan).

Angin itu disebutkan membawa wabah penyakit dan akan melintas di Sulawesi Tenggara. Penjabat Deputi Bidang Metereologi BMKG Pusat, Herizal, melalui BMKG Kendari membantah pesan yang terlanjur tersebar luas di Kota Kendari itu.

Dalam uraiannya, dia menjelaskan bahwa saat ini sebagian besar wilayah Indonesia sedang berada pada peralihan musim hujan menuju musim kemarau. Sehingga sirkulasi angin tidak lagi di dominasi angin dari utara (dari Benua Asia), bahkan di beberapa wilayah di bagian selatan Indonesia kini sudah mulai berhembus angin dari timur - selatan (dari Benua Australia).

Sehingga, bagi masyarakat yang hendak memproleh informasi terkini agar berhubungan langsung dengan BMKG terdekat.

Saksikan juga video pilihan berikut ini :

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya