Bisakah Nyamuk Membawa Virus Corona?

Nyamuk merupakan vektor penyakit yang cukup terkenal seperti virus DBD, Zika, West Nile, Chikungunya dan beberapa jenis penyakit lainnya yang dapat membuat manusia sakit. Bagaimana dengan virus corona?

oleh Fitri Syarifah diperbarui 10 Apr 2020, 21:00 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2020, 21:00 WIB
Nyamuk
Ilustrasi Foto Nyamuk (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Nyamuk merupakan vektor penyakit yang cukup terkenal seperti virus DBD, Malaria, Zika, West Nile, Chikungunya dan beberapa jenis penyakit lainnya yang dapat membuat manusia sakit. Lalu, bisakah Covid-19 juga disebar melalui vektor nyamuk?

Dengan menghangatnya suhu udara saat ini dan seluruh pekerjaan dialihkan ke rumah, bisa saja nyamuk menggigit Anda tanpa tahu ia membawa sesuatu dengannya.

Seluruh virus corona (termasuk MERS dan SARS) merupakan keluarga besar virus yang umumnya menulari manusia. Namun baru-baru ini peneliti menemukan dugaan penularan virus dari manusia ke hewan seperti kasus harimau Malaya di BronX Zoo yang positif Covid-19.

Ada juga laporan selain itu yang menyatakan kalau manusia menulari hewan peliharaannya (kucing dan anjing).

Hal ini tentunya membuat kita bertanya-tanya, bagaimana jika seekor nyamuk menggigit manusia yang terinfeksi Covid-19, lalu menggigit manusia lainnya yang sehat seperti kasus virus Zika, bisakah penyakitnya ditransfer?

"Tidak ada laporan penyebaran virus corona ke manusia oleh nyamuk," ujar Dr. Mary Schmidt, spesialis penyakit infeksi, seperti dilansir Fox News.

"Jika ini merupakan jalur transmisi, kami seharusnya sudah melihatnya terjadi di Timur Tengah, yaitu awal ditemukannya MERS yang disebabkan oleh virus corona pada 6 tahun yang lalu.

 

Berdasarkan studi

Mengintip Ruang Isolasi Pasien Virus Corona di RSUP Persahabatan
Tim medis saat menangani pasien dalam pengawasan (PDP) virus corona atau COVID-19 di ruang isolasi Gedung Pinere, RSUP Persahabatan, Jakarta Timur, Rabu (4/3/2020). RSUP Persahabatan menangani 31 pasien dalam pemantauan dan pengawasan dari potensi terpapar virus corona. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Schmidt berkata demikian berdasarkan referensi studi yang menunjukkan kalau nyamuk menghisap darah yang mengandung virus corona MERS.

"Nyamuk tersebut harus menelan virus saat makan (menghisap darah), lalu virus akan bereplikasi di dalam jaringan virus kemudian mengalami replikasi dalam jaringan usus. Setelah mereplikasi diri, termasuk di kelenjar ludah, akhirnya dilepaskan melalui sekresi ludah, sehingga virus dapat diinokulasi ke dalam kulit dan pembuluh darah kulit host (manusia) selama makan (menghisap darah manusia) berikutnya," kata Schmidt.

Mengingat temuan tersebut, Schmidt mengatakan kalau nyamuk juga harus dimonitor. American Mosquito Control Association (AMCA) juga mengatakan akan terus memonitor situasi bersama dengan pejabat kesehatan masyarakat.

Pada awal Maret, World Health Organization (WHO) mengatakan masih belum ada informasi ataupun bukti yang menyatakan COVID-19 bisa ditransmisikan melalui nyamuk.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya