Liputan6.com, Sigi - Di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah cara unik dilakukan sejumlah pemerintah desa untuk mengantisipasi lonjakan Orang Dalam Pemantauan (ODP). Mereka menggunakan Hunian Sementara (huntara) penyintas gempa yang telah ditinggalkan untuk jadi ruang-ruang isolasi penanganan Covid-19.
Salah satu pemerintah desa yang telah menyiapkan huntara sebagai ruang isolasi ODP adalah Pemerintah Desa Bora di Kecamatan Biromaru. Ketimbang membuat bangunan baru untuk penanganan Covid-19 di daerah itu, kompleks huntara yang telah ditinggal penghuninya ke hunian permanen dimanfaatkan untuk membantu upaya pemerintah memutus penyebaran wabah tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Kompleks huntara itu dipilih bukan tanpa alasan. Selain karena letaknya yang jauh dari permukiman warga, fasilitas penunjang juga masih dalam kondisi baik, seperti listrik dan air.
Antisipasi adanya penolakan masyarakat terhadap warga yang datang dari daerah terpapar Covid-19 juga menjadi alasan pemdes menyiapkan huntara tersebut sebagai tempat isolasi.
Pihak Pemdes Bora juga berharap lokasi karantina mandiri yang mereka siapkan itu nantinya juga mendapat pengawasan dari pihak Pemkab Sigi agar penanganan ODP bisa maksimal.
“Kami sudah koordinasikan ke Dinas Kesehatan Sigi. Nantinya semua warga khususnya asal Desa Bora yang datang dari daerah terpapar Covid-19 kami haruskan untuk sementara menjalani isolasi mandiri di sini,” ujar Kepala Desa Bora, Kusmayadi, Rabu (6/5/2020).
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Meminimalisasi ODP Kontak Dengan Warga Desa
Pihak Pemdes Bora menilai isolasi mandiri bagi warganya di lokasi tersebut lebih efektif untuk memutus penyebaran virus karena dapat meminimalisasi kontak ODP dengan warga lainnya.
Untuk sementara, sebanyak 12 bilik huntara disiapkan Pemdes Bora untuk ODP. Sedangkan kebutuhan pokok warga selama menjalani isolasi juga diupayakan akan ditanggung oleh pemerintah desa setempat dengan menggunakan dana desa yang ada.
Huntara tersebut sendiri sendiri dibangun oleh salah satu BUMN pascagempa dan likuefaksi yang terjadi di Kabupaten Sigi pada 28 September 2018. Dari total 80 bilik huntara, hingga awal Mei, 2020, sebanyak 30 bilik telah kosong ditinggal penyintas bencana yang telah mendapatkan dana stimulan perbaikan dan pembangunan rumah mereka yang rusak.
Pemdes Bora berharap pemanfaatan huntara kosong itu dapat membantu upaya pemerintah dalam memutus penyebaran wabah Covid-19 khususnya di Kabupaten Sigi, yang hingga 8 Mei telah ditemukan 3 kasus Positif.
“Kalau karantina mandiri di rumah dikhawatirkan masih ada potensi kontak dengan warga lainnya, tapi kalau di sini bisa dicegah dan kontrol,” jelas Kusmayadi.
Advertisement