Hari Raya Tanpa Perayaan di RS Rujukan Covid-19 Sulbar

Tak mengenal hari raya, tenaga medis di RSUD Regional Sulawesi Barat akan tetap melakukan penanganan pasien Covid-19 saat hari Idul Fitri 1441 H. Tak ada salat Idul Fitri, bahkan tak ada jamuan khas Lebaran.

oleh Abdul Rajab Umar diperbarui 22 Mei 2020, 00:11 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2020, 00:00 WIB
RSUD Regional Sulbar
RSUD Regional Sulbar menjadi rumah sakit rujukan Covid-19 pemerintah di provinsi ke-33 itu (Abdul Rajab Umar/Liputan6.com)

Liputan6.com, Mamuju - Saat perayaan Idul Fitri 1441 H nanti, tenaga medis di RSUD Regional Sulawesi Barat akan tetap bekerja seperti biasanya. Mereka harus menjalankan tanggung jawab mereka, yakni melakukan penanganan terhadap pasien Covid-19 yang saat ini menjalani perawatan.

"Kita tidak ada persiapan apa-apa untuk lebaran nanti, kita akan tetap bekerja seperti biasanya. Tidak ada juga pelaksanaan salat Id di rumah sakit," kata Direktur RSUD Regional Sulawesi Barat dr Indahwati Nursyamsi kepada Liputan6.com, Kamis (21/05/2020).

Indah menuturkan, untuk perayaan Idul Fitri kali ini, akan ada penyesuaian jadwal jaga tenaga medis, mereka yang tidak merayakan akan bertugas. Hal itu dilakukan untuk memberi kesempatan kepada tenaga medis yang beragama Islam melaksanakan salat Idul Fitri di rumah masing-masing.

"Saat pagi saja mereka tidak dijadwalkan bertugas, kalau siang sudah masuk kerja menangani pasien seperti biasa," tutur Indah.

Indah juga mengatakan, pihaknya tidak mempersiapkan jamuan khusus berupa makanan khas Idul Fitri bagi tenaga medis dan pasien di rumah sakit. Bagi tenaga medis mungkin bisa membawa sendiri dari rumah dan bagi pasien bisa dibawakan oleh keluarganya, tentu dengan prosedur yang sudah ada.

Jelang hari nan Fitri itu, Indah hanya berharap, agar masyarakat tetap menaati imbauan pemerintah, untuk meringankan pekerjaan mereka. Ia tak ingin, terjadi lonjakan kasus positif Covid-19 akibat masyarakat yang mengabaikan physical distancing. Karena saat ini masyarakat mulai berbondong-bongdong menuju pusat perbelanjaan guna memenuhi kebutuhan lebaran.

"Tidak perlu berdesak-desakan ke pusat perbelanjaan, kita tidak tahu siapa yang kita temani berdesak-desakan, bisa saja ada diantara mereka yang sudah terjangkit," tutur Indah.

Karena menurut Indah, bagaimana pun usaha pemerintah atau tenaga medis dalam melakukan penanganan Covid-19, tidak akan ada gunanya, jika masyarakat tidak memiliki kesadaran sendiri. Maka bisa dipastikan, penanganan wabah Covid-19 ini akan berlarut-larut.

"Secukupnya saja kita keluar, kalau tidak terlalu penting kita di rumah saja. Jadi physical dan sosial distancing harus tetap kita laksanakan," ujar Indah.

"Karena virus ini ada dan tidak akan hilang. Jadi imbauan pemerintah itu cara kita menyiasati ini virus, karena sudah terlanjur ada. Apa lagi belum ada vaksin yang ditemukan," sambungnya.

Simak Video Pilihan Berikut:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya