Mencetak Santripreuner Lewat Spirit Gotong Royong dan Platform Gus Iwan

Gus Iwan sebagai platform gerakan santripreneur mempunyai target mencetak santri yang keren.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Jun 2020, 17:11 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2020, 14:46 WIB
Ilustrasi – Santri Ponpes El Bayan dan sejumlah pesantren lainnya berselawat. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Ilustrasi – Santri Ponpes El Bayan dan sejumlah pesantren lainnya berselawat. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Jakarta - Menjawab tekanan ekonomi akibat pandemi virus corona baru (Covid-19), pemerintah diminta memberi perhatian khusus pada pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Salah satu langkah penting yang bisa diambil oleh pemerintah adalah memberikan ruang koperasi dan desa sebagai sasaran redistribusi aset di sektor agro, maritim, perkebunan, kehutanan, dan tambang.

Demikian disampaikan Presiden Simac (Santri Milenial Centre), Nur Rohman saat menjadi narasumber diskusi online dengan para Diaspora yang tersebar di 5 benua, Jumat (5/6/2020).

Dalam diskusi bertema 'Seberapa dibutuhkan peran UMKM dalam pemulihan Ekonomi Nasional' itu, Rohman mengatakan, ekonomi berkeadilan berlandaskan Pancasila dan Pasal 33 UUD 45 memberikan ruang bagi rakyat mendapatkan hak untuk memanfaatkan SDA yang dimiliki negara, sehingga pertumbuhan ekonomi nasionalnya berkualitas.

"Santri misalnya bisa dijadikan subyek pembangunan," kata Nur Rohman.

Rohman mengatakan, Simac sebagai wadah para santripreneur berkomitmen melahirkan 1 juta santripreneur baru. Meski akibat wabah Covid-19 target susah direalisasikan dalam waktu dekat. Tapi Rohman optimis bisa mencapai target apabila berkolaborasi dengan pemerintah.

Simac memiliki platform Gus Iwan (Gerakan Santri Usahawan). Platform gerakan itu fokus pada pendampingan. Beberapa format pendampingannya yakni, memberi pelatihan kewirausahaan, memfasilitasi permodalan dengan lembaga keuangan, penguatan sistem informasi, dan juga peningkatan mutu produksi.

"Gus Iwan sebagai platform gerakan santripreneur mempunyai target mencetak santri yang keren. Santri dengan pemahaman agama kuat tetapi juga memiliki kapital modal yang besar," jelas Rohman.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Spirit Gotong Royong

Para Santri Ikuti Khatam Al Quran Saat Pandemi
Sejumlah santri berusia belasan tahun membaca Al quran atau tadarus bersama-sama dengan menerapkan jaga jarak di Masjid Daarul Qu'ran Pesantren Al Kautsar, Cibinong, Bogor, Kamis (7/5/2020). Kegiatan Khatam Al quran tersebut dilakukan rutin di setiap bulan Ramadan. (merdeka.com/Arie Basuki)

Sementara itu, Dewan Pembina Santri Milenial Centre (Simac), Syauqi Ma'ruf Amin menjelaskan, semua pelaku usaha harus mengamalkan spirit gotong royong yang terkandung dalam Pancasila.

Terkait dengan masalah UMKM, Gus Oqi, sapaan akrabnya, menyoroti tiga komponen penting dalam membangun UMKM, diantaranya, pemerintah, pelaku UMKM di sektor hilir, dan kelompok ekonomi besar.

Kecenderungan berjalan sendiri-sendiri dan adanya saling curiga mengakibatkan pengembangan UMKM di Indonesia mengalami kendala apalagi saat pandemik Covid-19 seperti saat ini.

"Harus ada sinergi antar UMKM, pemerintah dan kelompok ekonomi makro. Nilai Pancasila bisa jadi spirit gotong royong dalam membangun ekosistem arus ekonomi ekonomi baru yang lebih komprehensif, menguatkan yang lemah, tanpa melemahkan yang kuat," kata Syauqi Ma'ruf Amin.

Gus Oqi mencontohkan, bagaimana pelaku UMKM di akar rumput masih sering berjalan sendiri. Bahkan tak jarang sebagai usaha mikro yang memiliki brand dalam skala kecil justru terjadi saling sentimen.

"Tak jarang ada sentimen antara pelaku UMKM, seharusnya brand-brand lokal itu bersatu menjadi kekuatan produk UMKM yang bisa bersaing dengan brand besar sehingga menggerakkan roda ekonomi," ujar Syauqi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya