Nias Utara Diguncang Gempa Magnitudo 5,2 Pagi Ini

Wilayah Samudera Hindia Pantai Barat Sumatera diguncang gempa tektonik, Minggu (7/6/2020) pukul 06.50 WIB. Hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan gempabumi memiliki parameter update dengan magnitudo 5,2.

oleh Reza Efendi diperbarui 07 Jun 2020, 08:40 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2020, 08:40 WIB
Ilustrasi Gempa Bumi.
Ilustrasi Gempa Bumi. (iStockphoto)

Liputan6.com, Nias Utara Wilayah Samudera Hindia Pantai Barat Sumatera diguncang gempa tektonik, Minggu (7/6/2020) pukul 06.50 WIB. Hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan gempabumi memiliki parameter update dengan magnitudo 5,2.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono Episenter melaporkan, gempabumi terletak pada koordinat 1,57 LU dan 96,97 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 46 km arah Barat Kota Lotu, Kabupaten Nias Utara, Sumatera Utara (Sumut) pada kedalaman 29 Km.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi," kata Rahmat.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini memiliki mekanisme pergerakan naik. Guncangan gempabumi ini dirasakan di daerah Lahewa Nias Utara III MMI dan Gunung Sitoli II MMI.

"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut," ucapya.

 

Saksikan juga video pilihan berikut:

Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa Indonesia
Ilustrasi gempa

Diungkapkan Rahmat, hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami. Hingga pukul 07.32 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan.

"Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," Rahmat mengimbau.

Masyarakat juga diminta agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempabumi. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan.

"Masyarakat juga diimbau untuk memastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi," Rahmat menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya