Kreuz, Sepeda Lipat Kualitas 'Brompton' Harga Lokal Karya Anak Muda Bandung

Di sana kami menjual pannier (tas sepeda) untuk touring, merknya juga Kreuz. Ternyata banyak yang pakai Brompton

diperbarui 25 Jun 2020, 23:20 WIB
Diterbitkan 25 Jun 2020, 04:00 WIB
Sambut New Normal, Warga Antre Berburu Sepeda Lipat
Teknisi merakit sepeda pesanan pembeli di Toko Sepeda Maju Royal, Cipondoh, Kota Tangerang, Kamis (11/6/2020). Selama masa pandemi Covid-19 penjualan sepeda lipat mengalami kenaikan dibanding sebelum masa pandemi. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Bandung - Saat ini, tren sepeda lipat tengah menjamur di kalangan masyarakat. Tak tanggung-tanggung, merk sepeda asal Inggris, Brompton, yang dibanderol dengan harga ratusan juta rupiah pun kini ramai diincar.

Namun, Anda tak harus merogoh kocek sedemikian tinggi untuk memiliki unit sepeda lipat impian. Di Kota Bandung, sekelompok pengrajin sepeda berhasil membuat sepeda lipat yang desainnya terinspirasi dari merk sepeda asal London tersebut.

Sepeda yang dinamai Kreuz ini juga tidak kalah digilai. Betapa tidak, sejak diproduksi pada awal 2020, antrean pre-order sepeda Kreuz sekarang telah mencapai September 2021.

Salah satu pendiri Kreuz, Yudi Yudiantara (50) mengaku dirinya pun tidak menyangka animo masyarakat sedemikan besar. Ia awalnya mencoba membuat prototipe sepeda lipat pada akhir 2019, ketika mengikuti Indonesia Cycling Festival (ICF) di Senayan, Jakarta.

"Di sana kami menjual pannier (tas sepeda) untuk touring, merknya juga Kreuz. Ternyata banyak yang pakai Brompton, akhirnya bulan Desember mulai terpikir untuk bikin sepeda," ungkapnya ketika ditemui di workshop Kreuz di bilangan Cikutra, Bandung, Selasa (23/6/2020) malam, dikutip Ayobandung.com.

Kala itu, ia dan rekan-rekannya mencoba membuat prototipe sepeda lipat dengan mereka-reka bentuk Brompton. Hal yang ada di pikirannya saat itu adalah membuat sepeda dengan kualitas yang tak kalah dari sepeda Inggris, namun dapat dijual dengan harga sekelas sepeda lipat buatan China.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Preorder Sepeda Lipat Hingga September 2021

Sambut New Normal, Warga Antre Berburu Sepeda Lipat
Teknisi merakit sepeda pesanan pembeli di Toko Sepeda Maju Royal, Cipondoh, Kota Tangerang, Kamis (11/6/2020). Selama masa pandemi Covid-19 penjualan sepeda lipat mengalami kenaikan dibanding sebelum masa pandemi. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

"Dan kami berusaha bikin produk yang kualitasnya jauh lebih baik dari buatan China. Sekarang China juga punya sepeda lipat yang terkenal, yaitu 3Sixty dan Pikes (Element Pikes)," ungkapnya.

Di akhir 2019, bersama rekannya, Jujun Junaedi (37), ia membawa sepedanya prototipenya tersebut ke Solo, Jawa Tengah untuk diperlihatkan kepada seorang rekan yang juga pehobi sepeda. Ternyata, kala itu ia didaulat untuk melakukan presentasi sederhana di depan komunitas pehobi sepeda.

"Saya enggak meminta mereka untuk beli, tapi berusaha ngasih lihat bahwa produk lokal Indonesia pun bisa bersaing," ungkapnya. Selepas kunjungan ke Solo tersebut, sejumlah orang akhirnya mengontak Yudi untuk memesan sepeda Kreuz. Namun, kala itu pemesanan tidak dilakukan secara terbuka.

"Karena yang nanyain terus bertambah, akhirnya saya bikin lelang di Facebook. Waktu itu tidak sampai satu jam sudah habis 10 buah," ungkapnya.

Akhirnya, pada awal Mei 2020, ia mulai mengumumkan pre-order Kreuz secara terbuka via WhatsApp. Untuk satu kloter pemesanan, ia membatasi untuk hanya mengerjakan 10-15 sepeda.

Ketika Ayobandung.com menyambangi workshop Kreuz pada Senin (22/6/2020) malam, pre-order sepeda tersebut telah terisi hingga Februari 2021. Keesokan siangnya, Selasa (23/6/2020), slot pre-order telah terisi hingga September 2021.

"Sekarang saya tutup semua order agar bisa konsentrasi bekerja. Takutnya jadi enggak kekontrol," ungkapnya.

 

Harga Sepeda Lipat Kreuz

Potret Pembuat Tas Sepeda Lipat di Jakarta
Taylor Amin Robert melakukan test-fit sebuah tas sepeda buatan tangannya di rumahnya, Jakarta (18/2/2020). Taylor yang otodidak memulai karirnya 30 tahun lalu, sekarang berspesialisasi dalam tas sepeda, dengan mayoritas klien mengendarai sepeda lipat di jalan-jalan kota. (AFP/Bay Ismoyo)

Yudi menyebutkan, selain hampir seluruh bagian sepeda Kreuz menggunakan produk lokal, teknologinya pun disesuaikan dengan kontur jalan di Kota Bandung khususnya, dan Indonesia pada umumnya. Hal ini yang menjadikannya berbeda dengan Brompton ataupun sepeda lipat lainnya.

"Medan jalan di luar negeri dan Indonesia kan berbeda. Kami menyesuaikan dengan jalanan di Indonesia, khususnya di Bandung yang rata-rata tidak mulus," ungkapnya.

Ia memaparkan, secara fisik perbedaan yang kentara antara Brompton dan Kreuz terletak pada frame-nya. Frame sepeda Kreuz tampak lebih melengkung dan 'slim'.

"Selain itu perbedaan juga ada headtube, yang kami ada cincinnya. Headset pakai yang oversized MTB. Ukutan bushing juga berbeda. Kalau secara visual perbedaan hanya di detil tekukan," jelasnya.

Ia juga menyebutkan bahwa produk Kreuz memiliki jaminan garansi purna jual. Untuk mengerjakan lebih dari 100 unit sepeda tersebut, saat ini pihaknya bekerjasama dengan 34 UMKM asal Kota Bandung.

"Kami cari vendor-vendor UMKM yang bisa support dan mau berjuang bareng. Intinya kami juga ingin membangun bisnis yang bisa memberdayakan banyak pihak," ungkapnya.

Satu unit sepeda Kreuz memiliki harga yang bervariasi, tergantung dari jenis dan kualitas sparepart yang bisa dipilih sesuai keinginan. Namun, mereka membanderol harga satu set frame sepeda seharga Rp3,5 juta. Setidaknya, diperlukan Rp7 juta untuk membawa pulang satu unit sepeda lipat Kreuz yang telah terpasang utuh siap pakai.

Dapatkan berita menarik Ayobandung.com lainnya, di sini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya