Nestapa Pelajar di Sikka NTT Tak Bisa Belajar Karena Tidak Punya Radio

Tinggal di daerah terpencil, menjadi cerita sendiri bagi murid dan guru di masa pandemi Covid-19

oleh Ola KedaDionisius Wilibardus diperbarui 26 Jul 2020, 13:00 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2020, 13:00 WIB
Belajar online
Foto: Salah satu gedung SMP di Baumata Utara, Kabupaten Kupang, NTT (Liputan6.com/Ola Keda)

Liputan6.com, Sikka - Tinggal di daerah terpencil, menjadi cerita sendiri bagi murid dan guru di masa pandemi covid-19.

Kampung Todang Ili Gai, Desa Hokor, Kecamatan Bola, Kabupaten Sikka, Provinsi NTT menjadi salah satu wilayah yang terisolir dari berbagai akses kehidupan saat ini.

Untuk menuju kampung Todang Ili Gai, kita harus berjalan kaki sejauh tiga kilometer dengan jalan setapak yang berbukit. Sejak sebelum kemerdekaan Indonesia, kehidupan masyarakat kampung Todang memang masih jauh dari semua akses baik, listrik, jalan hingga telekomunikasi.

Selama masa pandemi Corona, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tidak bisa terlaksana karena diliburkan oleh pemerintah untuk mencegah penularan penyakit ini.

Pemerintah Kabupaten Sikka, melalui Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (PKO) pun membuat kebijakan pembelajaran melalui radio bagi murid Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Manengah Pertama (SMP).

Tetapi, kebijakan itu tidak bisa diterapkan pelajar di kampung Todang. Pasalnya, orangtua siswa mengaku tidak bisa membeli radio. Hal ini membuat aktivitas belajar mengajar di SDN Todang pun tidak berjalan karena sekolah juga tidak menyiapkan radio.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Tak Ada Kenaikan Kelas

“Anak-anak tidak belajar, guru juga tidak mendampingi anak didik belajar di rumah. Kita tak punya biaya membeli radio," ungkap, Lukas Lupa,warga Dusun Todang, Desa Hokor, kepada Liputan6.com, Minggu (21/6/2020).

Lukas mengatakan, hampir seluruh orangtua murid di SDN Todang adalah petani miskin dengan pendapatan pas-pasan. Telepon genggam yang dimiliki pun hanya ponsel biasa yang dipakai untuk menelepon dan mengirim pesan singkat.

Lantaran tidak ada radio, anak-anak tidak bisa belajar dan hanya bermain di rumah. Bahkan, hingga kini pembagian rapor dan pengumuman kenaikan kelas pun tak kunjung dilaksanakan.

“Kalau sudah ada pengumuman kenaikan kelas, orang tua bisa segera mendaftarkan anaknya ke SMP," ucapnya.

Ia berharap, pemerintah daerah bisa memperhatikan infrastruktur menuju wilayah itu termasuk listrik dan telekomunikasi, agar pelajar bisa mengakses pelajaran virtual.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya