Miris, Internet Tak Ada Frekuensi Radio Tak Sampai, Anak-Anak di Sikka Tak Bisa Belajar

Frekuensi radio yang tidak sampai ke Kampung Todang Ili Gai, Sikka, Provinsi NTT, membuat anak-anak di kawasan itu tak bisa menerima pelajaran.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Jul 2020, 09:00 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2020, 09:00 WIB
Percepatan Gerakan Cukupi Gizi dan Mutu Pendidikan 10 SD di NTT
Program Smart Center Project untuk mencukupi gizi dan mutu pendidikan di pedalaman NTT. (Liputan6.com/ Novi Nadya)

Liputan6.com, Sikka - Frekuensi radio yang tidak sampai ke Kampung Todang Ili Gai, Desa Hokor, Kecamatan Bola, Kabupaten Sikka, Provinsi NTT, membuat anak-anak di kawasan itu tak bisa menerima pelajaran. Para orangtua hanya bisa mengeluh dan menerima nasib.

Paulus Moa (56) warga Dusun Todang, Desa Hokor, Senin (27/7/2020) mengatakan, untuk jaringan telepon ada, tetapi untuk jaringan internet serta frekuensi radio tak ada sama sekali, sehingga anak-anak di kampung itu sama sekali tak bisa merasakan aktivitas belajar melalui radio, seperti yang dirasakan oleh anak-anak lainnya.

Seluruh warga yang tinggal di kampung itu pekerjaannya sebagai petani, penghasilan pas-pasan, sehingga walaupun ada frekuensi kata dia warga setempat tak mampu juga membeli radio.

"Ya walaupun ada jaringan atau frekuensi radio, kami juga tak bisa membeli radio karena penghasilan kami pas-pasan saja, sehingga dengan program dari Pemkab Sikka ini jujur saya dan warga di sini khususnya anak-anak kami tak bisa belajar seperti biasanya," katanya.

Ia mengatakan bahwa untuk sampai ke desa itu, warga kampung itu harus berjalan kurang lebih 13 kilometer dan harus melintasi perbukitan dan hanya jalan setapak yang ada di jalur tersebut karena memang kampung itu dikelilingi oleh hutan lindung.

Paulus mengatakan, anak-anak mereka saat ini hanya bisa berada di rumah saja. Jika tak ada aktivitas belajar mengajar di sekolah maka anak-anak di kampung itu hanya bisa membantu orangtuanya berkebun.

"Ya mau bagaimana lagi. Keadaan kami seperti ini. Kami juga berharap anak-anak kami bisa sekolah seperti biasa lagi tetapi mau bagaimana lagi," ujar dia.

Pauluspun dan warga di kampung itu sendiri memang juga sudah berharap agar pandemi Covid-19 ini cepat berakhir sehingga aktivitas sekolah bisa kembali terlaksana seperti biasa.

Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Sikka, Mayela da Cunha mengatakan, memang ada beberapa daerah di kabupaten itu yang tak mendapatkan frekuensi radio.

"Tetapi saat ini kami sedang berusaha untuk menambah repiter sehingga semua daerah di pelosok Kabupaten Sikka juga dapat mendengarkan siaran radio," ujar dia.

Bagi yang tak mendapatkan siaran radio ujar dia para guru akan mencopy materi yang ada kemudian dibagikan kepada para murid. Selain itu merekam video sehingga bisa ditonton oleh para murid di daerah terpencil.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya