Liputan6.com, Pekanbaru - Suasana mencekam dialami ratusan karyawan dan keluarga PT Langgam Harmoni pada 15 Oktober 2020 malam. Mereka terpaksa meninggalkan rumah operasional atau barak di kebun karena ratusan orang datang membawa senjata tajam.
Ratusan orang tak dikenal ini memaksa karyawan meninggalkan barak malam itu juga. Mereka ketakutan setelah mendapat ancaman penganiayaan, hingga ratusan karyawan ini mengungsi di Balai Desa Pangkalan Baru, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar.
Advertisement
Baca Juga
Perusahaan sudah melaporkan kejadian ini ke Polres Kampar. Pasalnya, selain intimadasi, rumah beberapa karyawan juga dijarah dan dirusak.
Kuasa hukum PT Langgam Harmoni, Patar Pangasian SH menyebut kondisi di barak karyawan sudah mulai tenang sejak polisi datang. Hanya saja, ketakutan masih membayangi karena keluarga karyawan takut ratusan orang tadi datang lagi.
"Ada 210 karyawan dan keluarganya jadi korban, pengancaman dan penjarahan dilakukan 400 orang lebih," kata Patar, Selasa siang, 20 Oktober 2020.
Patar menyatakan pengusiran ini murni pidana. Meskipun sebelumnya ada sejumlah pihak mengaitkan konflik lahan antara sebuah koperasi dengan perusahaan perkebunan milik negara.
"Kalau ada yang nyebut ini konflik antara Koperasi KOPSA-M yang bekerjasama dengan PTPN V (plasma), itu tidak benar karena, ini murni dugaan tindak pidana," kata Patar.
Menurut Patar, hal ini bisa dibuktikan karena Dinas Perkebunan Pemerintah Kabupaten Kampar sudah turun ke lokasi. Hasilnya, areal PT Langgam Harmoni di luar koperasi itu ataupun PTPN V.
"Ada apa di belakang kejadian ini, biarlah polisi yang menyelidiki," kata Patar.
Dalam perusakan ini, Patar menemukan beberapa otak pelaku inisial HS dan MR. Patar menyebut keduanya orang bayaran yang menjadi koordinator kerusuhan setelah dibayar oleh AH yang diduga punya kepentingan di lahan PT Langgam Harmoni.
Simak Video Pilihan Berikut Ini
Paksa Matikan Listrik
Patar menjelaskan, pengusiran mulai terjadi sejak Kamis petang, 15 Oktober 2020. Ketika datang ke lokasi, beberapa orang tak dikenal menarik pimpinan kebun PT Langgam Harmoni, Basken R Manalu dan mengancam dengan senjata tajam.
Basken dipaksa mematikan mesin genset listrik ke barak karyawan dan akan dibunuh kalau melawan. Genset mati membuat barak menjadi gelap karena malam mulai menghampiri.
"Tujuannya menghilangkan bukti foto dari karyawan, serta membuat teror agar karyawan merasa takut," kata Patar.
Tak hanya itu, sekelompok perusuh lainnya mengambil semua kunci barak karyawan. Mereka datang ke lokasi dan mengusir karyawan beserta keluarga sehingga barak sepi.
"Setelah itulah terjadi penjarahan dan pembongkaran rumah atau barak, harta benda milik keluarga karyawan diambil," kata Patar.
Karyawan dan keluarga yang ketakutan mengungsi di balai desa tersebut. Mereka bertahan di sana hingga pagi menjelang tanpa selimut, padahal saat malam hari, udara dingin karena habis turun hujan deras.
Mereka baru berani kembali setelah polisi datang melakukan olah tempat kejadian perkara. Perusahaan juga berkoordinasi dengan pihak desa untuk mengetahui asal ratusan penyerang dan penjarahan itu.
"Kepala desa menyatakan orang yang menyerang itu bukan warga mereka," sebut Patar.
Akibat kejadian ini, Patar menyebut ratusan karyawan dan keluarga merugi Rp500 juta lebih. Tidak hanya tunai, warga kehilangan perhiasan emas, barang elektronik, dan pakaian serta peralatan dapur.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Kampar Ajun Komisaris Berry Juana Putra SIK menyebut sudah ada empat orang diperiksa dalam kejadian ini. Pihaknya masih mencari dalang penyerangan.
"Motifnya masih dicari dengan memeriksa saksi, nanti diinformasikan lebih lanjut," kata Berry.
Advertisement