Cerita dari Kampung Mualaf Mamasa, Belajar Agama di Musala Seadanya

Musala mungil di Kampung Mualaf Mamasa itu kondisinya sangat memprihatinkan dan membutuhkan bantuan.

oleh Abdul Rajab Umar diperbarui 22 Okt 2020, 10:40 WIB
Diterbitkan 21 Okt 2020, 18:00 WIB
Musala Mamasa
Musalah Al-Muyasyarah di Kampung Mualaf Mamasa (Foto: Liputan6.com/Istimewa)

Liputan6.com, Mamasa - Sebuah musala di pedalaman Dusun Kondo, Desa Makuang, Kecamatan Messawa, Mamasa, Sulawesi Barat, menjadi saksi perjuangan para mualaf belajar agama Islam. Kini, musala mungil di Kampung Mualaf itu membutuhkan uluran tangan.

Musala berukuran 5x5 meter bernama Al-Muyasyarah kondisinya mulai memprihatinkan, beberapa bagiannya sudah lapuk termakan usia. Sejak dibangun seadanya tujuh tahun lalu, musala ini belum pernah mengalami renovasi. Padahal hampir 80 persen jemaah musala ini merupakan mualaf yang baru belajar agama Islam.

Selain kondisinya yang hampir rusak, ukuran musala yang mungil ini tak mampu menampung 30 orang jemaah saat sedang beribadah dan belajar agama bersama. Tak hanya itu, jumlah Al-Qur'an dan buku Iqra juga tidak memadai untuk para jemaah belajar mengaji.

Aswan Setiawan, salah seorang guru mengaji di musala Kampung Mualaf Mamasa kepada Liputan6.com, Selasa (21/10/2020) mengatakan, umat muslim di Kecamatan Messawa tergolong minoritas, persentase jumlahnya sekitar 20 persen saja. Musala di Kampung mualaf itu, merupakan satu dari empat rumah ibadah umat muslim yang ada di Kecamatan Messawa.

"Kenapa musala itu didirikan di sana (Kampung Maulaf), karena daerah itu jauh dari masjid. Jarak masjid terdekat jika ditempuh menggunakan kendaraan roda dua memakan waktu hampir 30 menit," katanya.

Aswan berharap ada dermawan yang mau memberikan bantuan untuk renovasi dan pengadaan Al-Qur'an dan buku Iqra, agar jemaah bisa nyaman beribadah dan belajar agama Islam. Dirinya hanya bisa prihatin melihat semangat para mualaf yang tengah serius belajar agama Islam, namun tidak didukung sarana dan prasarana yang memadai.

"Hampir semua jamaah musala itu adalah mualaf, mereka semangat sekali untuk belajar agama. Untuk Al-Qur'an dan Iqra', kami biasanya mengambil di masjid lain untuk digunakan para jamaah belajar," ungkap Aswan.

Bahkan, Aswan dibuat takjub akan semangat para mualaf belajar agama Islam. Sebab, akses jalan ke musala itu tidaklah mudah, mereka harus berjalan kaki melewati jalan setapak yang tak bisa dilalui kendaraan roda dua untuk bisa sampai ke musala.

"Mereka tetap menghadiri proses pembelajaran Al-Quran yang dilakukan tiga kali dalam seminggu itu," ujar Aswan.

Berbagai upaya telah dilakukan Aswan demi bisa membantu memperbaiki musala di Kampung Mualaf itu. Dirinya bahkan pernah meminta seorang kerabatnya membagikan potret kondisi musala yang memprihatinkan itu ke media sosial untuk mendapat perhatian.

"Harapan kami sangatlah besar, mudah-mudahan ada bantuan dana untuk kami merenovasi musala ini. Sehingga para jamaah dapat belajar agama dengan kondisi yang lebih layak," tutup Aswan.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya