Buya Yahya Sebut LGBT Bisa Jadi Wali, jika Begini

Buya Yahya memberikan pemahaman bahwa orang dengan kecenderungan LGBT bukan untuk dicaci, tetapi perlu mendapatkan bimbingan

oleh Liputan6.com Diperbarui 28 Mar 2025, 09:30 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2025, 09:30 WIB
buya yahya 221
Buya Yahya (TikTok)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Isu mengenai LGBT sering kali menimbulkan perdebatan di tengah masyarakat. Tidak sedikit yang memandang kelompok ini dengan penuh kebencian, tanpa melihat aspek kemanusiaan yang lebih luas.

Dalam pandangan Islam, perilaku menyimpang yang bertentangan dengan syariat tentu dilarang. Namun, bagaimana dengan orang yang memiliki kecenderungan tersebut tetapi berusaha menahan diri?

Dai kharismatik KH Yahya Zainul Ma’arif atau Buya Yahya memberikan pandangannya terkait hal ini. Ia menegaskan bahwa seseorang yang memiliki kecenderungan tersebut tetapi mampu menahan diri dari perilaku terlarang, justru bisa menjadi kekasih Allah, atau wali.

Buya Yahya menjelaskan bahwa ujian seseorang dalam hidup berbeda-beda. Ada yang diuji dengan hawa nafsu, ada yang diuji dengan kekayaan, dan ada pula yang diuji dengan kecenderungan tertentu.

Dirangkum dari tayangan video di kanal YouTube @al-bahjahblitarofficial8802, Buya Yahya memberikan pemahaman bahwa orang dengan kecenderungan LGBT bukan untuk dicaci, tetapi perlu mendapatkan bimbingan.

Menurutnya, seseorang yang memiliki perasaan atau kecenderungan tertentu tetapi mampu menjaga diri dari perbuatan haram, bisa menjadi orang yang sangat istimewa di sisi Allah.

Ia menjelaskan bahwa dosa bukan berasal dari kecenderungan seseorang, melainkan dari tindakan yang dilakukan. Jika seseorang memiliki ujian berat tetapi mampu menahan diri, maka hal itu menjadi bentuk mujahadah yang sangat mulia.

 

Promosi 1

Simak Video Pilihan Ini:

Perjuangan Melawan Hawa Nafsu

Ilustrasi LGBT. (AP Photo/Andre Penner)
Ilustrasi LGBT. (AP Photo/Andre Penner)... Selengkapnya

Dalam Islam, perjuangan melawan hawa nafsu adalah salah satu bentuk jihad terbesar. Oleh karena itu, orang yang menghadapi ujian berat dan tetap berpegang teguh pada aturan agama, memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah.

Buya Yahya mengajak masyarakat untuk tidak serta-merta mencela atau menghakimi seseorang yang sedang berjuang melawan kecenderungannya. Sebaliknya, mereka harus mendapatkan kasih sayang dan bimbingan.

Ia menekankan bahwa tugas umat Islam adalah saling menolong dalam kebaikan, bukan justru menjauhkan seseorang yang sedang dalam kesulitan.

Perlakuan kasar dan hinaan tidak akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Justru, pendekatan yang penuh kasih sayang lebih efektif dalam membantu seseorang untuk kembali ke jalan yang benar.

Menurutnya, seseorang yang memiliki kecenderungan tersebut tetapi mampu menahan diri hingga akhir hayatnya dalam keadaan taat kepada Allah, bisa termasuk dalam golongan wali.

Wali dalam Islam adalah orang-orang yang dekat dengan Allah dan mendapatkan keistimewaan karena kesabarannya dalam menghadapi ujian dunia.

Buya Yahya menegaskan bahwa yang terhina bukanlah seseorang yang memiliki kecenderungan tertentu, melainkan perbuatan menyimpang yang dilakukan tanpa rasa takut kepada Allah.

Jangan Berzina

Ilustrasi LGBT
Ilustrasi LGBT | Via: istimewa... Selengkapnya

Perbuatan zina dalam bentuk apa pun, baik antara laki-laki dan perempuan, maupun sesama jenis, adalah tindakan yang dilarang dalam Islam.

Namun, bagi mereka yang memiliki kecenderungan tetapi mampu menahan diri, hal itu justru menjadi bentuk pengorbanan yang luar biasa.

Ia mengajak siapa pun yang merasa memiliki masalah tersebut untuk tidak menyerah dan datang untuk berdiskusi agar mendapatkan solusi yang baik.

Selain itu, ia juga mengingatkan kepada masyarakat agar tidak membiarkan seseorang yang memiliki kecenderungan tersebut terjerumus lebih jauh karena dibiarkan tanpa bimbingan.

Semakin seseorang dibiarkan tanpa arahan, semakin besar kemungkinan ia terjerumus ke dalam dosa yang lebih besar.

Sebagai sesama muslim, sudah seharusnya ada upaya saling membantu agar semua orang bisa mendapatkan kesempatan untuk kembali ke jalan yang diridhai oleh Allah.

Buya Yahya menutup dengan pesan bahwa tidak ada dosa yang lebih besar dari rahmat Allah. Selama seseorang masih hidup dan mau bertaubat, pintu ampunan selalu terbuka.

Maka, siapa pun yang sedang berjuang melawan hawa nafsunya, jangan pernah merasa sendiri. Masih ada harapan untuk menjadi hamba yang mulia di sisi Allah.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya