Simsalabim, Pria Pariaman Sulap Limbah Kelapa Jadi Pupuk Media Tanam

Sebagai komoditas unggulan di Kabupaten Padang Pariaman, buah kelapa sangat gampang dijumpai, tetapi tidak banyak yang memanfaatkan buah dengan nama latin Cocos Nucifera ini menjadi pundi rupiah sampai ke sabutnya.

oleh Novia Harlina diperbarui 24 Okt 2020, 07:00 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2020, 07:00 WIB
Risih Dengan Limbah Kelapa, Suryadi Sulap Sabut Kelapa Jadi Cocopeat
Pabrik pengolahan sabut kelapa jadi media tanam milik Suryadi (Liputan6.com/Novia Harlina)

Liputan6.com, Padang - Limbah sabut kelapa jika tidak dimanfaatkan dengan baik, tentunya akan menjadi sampah. Itulah yang dirasakan Suryadi, warga Lurah Ampalu, Kecamatan VII Koto, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar).

Lelaki 45 tahun ini risih terhadap sampah sabut kelapa yang dibuang begitu saja oleh warga sekitar, sehingga menimbulkan persoalan baru di Nagari Lurah Ampalu.

Suryadi pun tidak tinggal diam, ia mulai mencari tahu cara pengolahan serat sabut kelapa di internet agar bernilai ekonomi.

Sebagai komoditas unggulan di Kabupaten Padang Pariaman, buah kelapa sangat mudah dijumpai, tetapi tidak banyak yang memanfaatkan buah dengan nama latin Cocos nucifera ini menjadi pundi rupiah sampai ke sabutnya.

Di tangan Suryadi, sabut dari pohon seribu manfaat ini diolah menjadi cocopeat atau media tanam sehingga bernilai ekonomis. Bisnis ini pun kini sudah bisa menyerap tenaga kerja.

"Saya risih sampah sabut kelapa menumpuk di mana-mana, lantaran hampir semua warga di sini memiliki kelapa untuk keperluan sehari-hari ataupun dijual," ucap Suryadi.

Bermodalkan pengetahuan yang dipelajarinya di internat serta bimbingan Tim Inovasi Desa, Suryadi mulai mengumpulkan sabut kelapa dari petani. Kemudian, tangan-tangan terampil itu mulai memprosesnya menjadi cocopeat yang bisa dijadikan sebagai pupuk media tanam bagi masyarakat lokal untuk tanaman palawija, kelapa sawit, dan cabai.

Target utamanya adalah perusahaan-perusahaan dalam dan luar Sumatera Barat, agar bisa mengganti pupuk dari berbahan kimia. Terutama perusahaan kelapa sawit dan bubuk kertas dari akasia.

Saksikan Juga Video Pilihan Berikut Ini:

Proses Pembuatan yang Mudah

Suryadi sudah memiliki mesin dan pabrik kecil untuk mengolah sabut kelapa menjadi media tanam. Bahkan, lelaki paruh baya ini sudah mampu membuka lapangan pekerjaan dengan memperkerjakan warga sekitar.

Untuk proses pengolahan sabut kelapa menjadi produk turunan berupa cocopeat tidaklah terlalu sulit, yakni dengan memproses sabut kelapa menjadi serbuk halus dengan cara digiling menggunakan mesin.

Suryadi menjelaskan, sabut yang sudah halus (sudah menjadi serbuk) dijemur di bawah terik matahari hingga menjadi kering atau cocopeat, tetapi dicuci terlebih dahulu untuk mengurangi kadar garam dalam sabut.

Serbuk sabut yang sudah kering alias cocopeat bisa digunakan sebagai media tanam, karena memiliki sifat yang dapat menahan kandungan air dan unsur kimia pupuk, serta dapat menetralkan keasaman tanah.

Itu sebabnya cocopeat banyak digunakan sebagai media tanam hortikultura dan rumah kaca.

"Dengan adanya pabrik sabut kelapa di Nagari Lurah Ampalu, saya berharap dapat memotivasi desa-desa lainnya di Kabupaten Padang Pariaman untuk memanfaatkan sabut kelapa menjadi produk turunan lainnya," harap Suryadi.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya