Liputan6.com, Palembang - Penyebaran Covid-19 di Indonesia dimulai sejak awal bulan Maret 2020 lalu. Wabah ini pun akhirnya menyebar hingga ke seluruh provinsi di Indonesia, tak terkecuali di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).
Kabupaten Musi Banyuasin Sumsel menjadi salah satu kawasan, dengan angka penularan Covid-19 yang naik turun setiap bulannya.
Advertisement
Baca Juga
Sebelum penularan Covid-19 terkonfirmasi, Pemkab Musi Banyuasin sudah melakukan screening awal di bulan Maret 2020 ketika wabah Covid-19 sudah masuk ke Indonesia.
Dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Musi Banyuasin, penularan awal Covid-19 terkonfirmasi sejak tanggal 10 April 2020, dengan jumlah 1 kasus. Total kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di bulan April hanya sebanyak 3 orang.
Karena akurasi rapid test antigen yang rendah atau sekitar 40-50 persen, Pemkab Musi Banyuasin lalu menyediakan alat tes lainnya, yaitu rapid test antigen sekitar bulan Mei 2020 lalu.
Kepala Dinkes Musi Banyuasin Azmi Dariusmansyah mengatakan, penyediaan rapid test antigen merupakan wujud komitmen Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex Noerdin, yang menginginkan penanganan Covid-19 harus diprioritaskan. Mulai dari screening awal dan alat tes Covid-19 , sarana prasarana dan rumah sakit.
Dia menilai, ada banyak keunggulan penggunaan rapid test antigen. Salah satunya bisa lebih cepat dalam penanganan Covid-19.
“Selain waktu pemeriksaan cepat, jadi kita cepat bergerak dan mengisolir orang-orang beresiko. Sehingga tingkat penularan berkurang dalam kelompok tersebut. Akurasinya juga lebih tinggi dibandingkan rapid test antibodi,” katanya kepada Liputan6.com, saat ditulis Sabtu (5/12/2020).
Penggunaan rapid test antibodi dan rapid test antigen di Musi Banyuasin, sejauh ini masih tetap beriringan dilakukan. Namun, ada spesifikasi khusus untuk kedua rapid test ini.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini :
Klasifikasi Rapid Test Antigen
Rapid test antigen lebih efektif untuk kasus baru, yang tertular di bawah 5 hari dan dilakukan dalam klaster komunitas, seperti satu desa, perkumpulan, perkantoran dan lainnya.
"Kalau screening total tetap pakai rapid test antibody. Namun dalam komunitas yang salah satunya terkonfirmasi Covid-19, Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan Orang Tanpa Gejaka (OTP), wajib pakai rapid test antigen," ujarnya.
Sedangkan untuk rapid test antibody lebih efektif untuk kasus yang tertular setelah 7 hari. Sedangkan swab test sendiri, memang khusus untuk mencari RNA atau virusnya dan merupakan tes Covid-19 paling bagus.
“Hanya sistem pengambilan beda. Rapid test antibody diambil dari darah, sedangkan rapid test antigen melalui hidung atau tenggorokan, seperti swab test,” katanya.
Advertisement
Efisiensi Biaya Screening Awal
Akurasi dari rapid test antigen juga sudah teruji dibandingkan rapid test antibody. Dinkes Musi Banyuasin pernah melakukan sampel 100 orang, di salah satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Musi Banyuasin.
“Awalnya kita lakukan rapid test antibody dan ada 30 orang yang terdeteksi reaktif. Dari 30 orang tersebut, kita lakukan rapid test antigen dan didapatkan 10 orang reaktif. Lalu, 10 orang tersebut dilakukan swab test, dan 7 orang yang ternyata positif Covid-19,” ucapnya.
Lalu, 100 orang tersebut juga kembali dilakukan swab test secara massal dan didapati ada 8 orang yang positif Covid-19. Penambahan 1 orang tersebut, ternyata tidak masuk dalam hasil reaktif rapid test antigen, namun reaktif di rapid test antibody.