Screening Rapid Test Antigen Berpotensi Besar Jadi Penentu Covid-19 (1)

Dinas Kesehatan (Dinkes) Musi Banyuasin Sumsel menggelar screening awal rapid test antigen ke klaster komunitas.

oleh Nefri Inge diperbarui 02 Des 2020, 20:15 WIB
Diterbitkan 02 Des 2020, 20:15 WIB
Screening Rapid Test Antigen Berpotensi Besar Jadi Penentu Covid-19 (1)
Salah satu PNS di Dinas Pendidikan (Disdik) Musi Banyuasin mengikuti rapid test antigen di Puskesmas Balai Agung Musi Banyuasin Sumsel (Liputan6.com / Nefri Inge)

Liputan6.com, Palembang - Tujuh orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Pendidikan (Disdik) Musi Banyuasin Sumatera Selatan (Sumsel) menanti dengan cemas, saat akan mengikuti rapid test antigen, di Puskesmas Balai Agung Musi Banyuasin Sumatera Selatan (Sumsel), pada hari Jumat (20/11/2020) pagi.

Mereka diminta untuk melakukan screening awal Covid-19, setelah beberapa orang PNS di Disdik Musi Banyuasin terkonfirmasi Covid-19.

Kepala Puskesmas Balai Agung Musi Banyuasin Tri Sinarum (kini sudah diangkat jadi Direktur RSUD Sungai Lilin Musi Banyuasin) dan satu petugas lainnya yang sudah menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap, meletakkan alat rapid test antigen di meja screening.

Untuk tenaga medis yang melakukan rapid test antigen, harus menggunakan APD level 3 atau sama dengan screening swab test. Yaitu menggunakan baju apron putih hazmat, masker N95, masker bedah dan sepatu boots.

Satu paket rapid test antigen berisi stik dacron, tabung, papan sampel dan cairan reagen. Di papan sampel tersebut, terdapat tanda Control (C) dan Test (T). Pemeriksaan rapid test antigen dilakukan di halaman puskesmas, agar tidak menggangu aktifitas pelayanan puskesmas.

Sekitar pukul 10.30 WIB, satu per satu PNS Disdik Musi Banyuasin diperiksa menggunakan rapid test antigen. Stik dacron berbentuk panjang, dimasukkan ke dalam lubang hidung atau nasofaring, lalu diputar beberapa kali untuk mendapatkan lendir.

Setelah mendapatkan lendir dari nasofaring, ujung stik dacron lalu dipotong dan dimasukkan ke dalam tabung kecil yang berisi cairan reagen.

“Kita tunggu 15 menit dulu, baru nanti diteteskan ke papan sampel rapid test antigen dan ditunggu selama 3-5 menit. Jika hanya ada garis merah di C, maka pasien non reaktif Covid-19. Namun jika garis dua di C dan T, berarti pasien reaktif Covid-19,” ujarnya kepada Liputan6.com, saat ditulis Rabu (2/12/2020).

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini :

Tanda C dan T

Screening Rapid Test Antigen Berpotensi Besar Jadi Penentu Covid-19 (1)
Papan sampel rapid test antigen garis dua menunjukkan reaktif Covid-19 (kanan), sedangkan garis satu non reaktif Covid-19 (kiri) (Liputan6.com / Nefri Inge)

Dia menjelaskan, virus Corona akan bereaksi ketika dicampur dengan reagen. Untuk itu, di papan sampel akan menunjukkan dua garis C dan T jika ada virus yang terdeteksi.

Dari tujuh orang PNS Disdik Musi Banyuasin, ada satu orang yang menunjukkan reaktif Covid-19. Hal ini ditunjukkan dengan dua garis C dan T di papan sampel. PNS tersebut diinstruksikan untuk mengisolasi mandiri di rumah dan menunggu hasil PCR. Keluarga pasien juga, diwajibkan mengikuti swab test.

Sisa sampel di dalam tabung rapid test antigen, dipindahkan ke tabung PMT dan ditutup dengan penutup berwarna merah. Bagian penutup tabung PTM ditutup dengan isolasi bening, lalu diberi identitas pasien.

Dicek PCR Covid-19

Screening Rapid Test Antigen Berpotensi Besar Jadi Penentu Covid-19 (1)
Tenaga medis di Puskesmas Balai Agung Musi Banyuasin Sumsel, menunjukkan tabung rapid test antigen (Liputan6.com / Nefri Inge)

Setelah itu dibungkus pakai tisu, diisolasi kembali dan dimasukkan ke dalam plastik klip yang bertuliskan data pasien. Yang terakhir disimpan ke dalam box berisi batu es dan langsung dikirim ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sekayu, untuk dites di alat PCR.

“Pengecekan di alat PCR dilakukan selama 5-6 jam. Baru nanti akan ada hasilnya, apakah negatif atau positif Covid-19. Tapi untuk pasien reaktif Covid-19 tersebut, hasilnya positif Covid-19 dari PCR,” ujarnya.

Screening awal Rapid Test Antigen di Puskesmas Balai Agung Musi Banyuasin, lanjut Arum, baru dimulai sekitar bulan Juni 2020 lalu. Sebelumnya, mereka hanya mengandalkan rapid test antibody dan swab test.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya