Penjelasan Ilmiah Pakar Geologi soal Penyebab Banjir Bandang di Bogor

Kawasan tersebut berada di bawah kawasan wisata Gunung Mas yang berada di lembah tapal kuda yang berpotensi terjadi longsor.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 21 Jan 2021, 15:00 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2021, 15:00 WIB
Banjir bandang di Gunung Mas, Puncak, Bogor.
Banjir bandang menerjang kawasan Komplek Gunung Mas, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Selasa (19/1/2021) pagi.

Liputan6.com, Bandung - Kepala Bidang Gerakan Tanah Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM Agus Budianto menanggapi bencana banjir bandang yang menerjang Kampung Gunung Mas, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Selasa (19/1/2021). Menurut Agus, kawasan tersebut berada di bawah kawasan wisata Gunung Mas yang berada di lembah tapal kuda yang berpotensi terjadi longsor.

Agus mengatakan, dengan pemukiman warga yang ada di mulut lembah, maka daerah itu memang berpotensi kapan pun terancam bencana serupa.

"Di Kali Cisampay, kondisi morfologi dan geologinya merupakan tata kawasan mulut lembah dari satu bentukan tapal kuda yang besar dan wilayah ini merupakan pelapukan vulkanik yang tebal dan di bawahnya merupakan material keras Gunung Mas," kata Agus dalam diskusi yang digelar Badan Geologi secara virtual, Rabu (20/1/2021).

Agus menjelaskan, kawasan agro wisata Gunung Mas dan sekitarnya bukan tempat yang pas untuk dikembangkan. Kawasan di sana, menurut Agus, harus ditata ulang ketika ingin dibangun dengan mengikuti kondisi geologi lokal.

"Konteks mulut lembah ini berpotensi kapanpun juga ada ancaman ini (banjir bandang). Membangun oke saja di mana juga, tapi kontrolnya tetap harus dicek lagi," tegasnya.

Sementara itu, Kepala PVMBG Kasbani menjelaskan, kawasan di Jawa Barat (Jabar) saat ini berpotensi terjadinya pergerakan tanah. Wilayah tersebut meliputi Jabar bagian tengah dan selatan.

Menurutnya, permukiman di kawasan banjir bandang Cisarua memang berada di daerah lembah. Maka ketika longsor dan ada banjir bandang maka akan lebih mudah terdampak.

"Karena adanya hujan yang sangat lama dan kondisi geologinya seperti itu memang berpotensi longsor. Patut diduga potensi longsor ini menyebabkan bendungan alami yang akhirnya menyebabkan banjir bandang diduga juga dari lembah Cisampay," tuturnya.

Kasbani menjelaskan, jenis gerakan tanah diperkirakan berupa longsoran yang berkembang menjadi aliran bahan rombakan atau banjir bandang pada di bagian hulu pada perkebunan teh. Aliran bahan rombakan terjadi di sepanjang aliran Kali Cisampay dan melanda kawasan Agro Wisata Gunung Mas yang berada di hilir.

Adapun lokasi bencana pada bagian hulu merupakan morfologi cekungan berbentuk tapak kuda dengan kelerengan agak curam hingga sangat curam, dengan kemiringan > 45 derajat, sementara pada lereng bagian bawah kemiringan lereng berkisar 10 derajat hingga 20 derajat. Lokasi berada pada ketinggian antara 1.000 sampai dengan 1.100 meter di atas permukaan laut.

Berdasarkan Peta Geologi Lembar Bogor, Jawa (A.C. Effendi, dkk., 1998), daerah bencana tersusun oleh batuan Gunungapi Gunung Pangrango yang merupakan endapan lebih tua, lahar dan lava, basalt andesit (Qvpo).

Berdasarkan Peta Prakiraan Terjadi Gerakan Tanah Bulan Januari 2021 di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat (Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi), Kecamatan Cisarua termasuk dalam zona potensi gerakan tanah Menengah-Tinggi.

"Artinya, daerah ini mempunyai potensi menengah hingga tinggi untuk terjadi gerakan tanah. Pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, sedangkan gerakan tanah lama dapat aktif kembali," tutur Kasbani.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya