Tingkat Aktivitas Gunung Lokon Turun dari Awas Level III ke Waspada Level II

Dia memaparkan, aktivitas vulkanik Gunung Lokon dipantau secara visual dan instrumental dari Pos Pengamatan Gunungapi (PPGA) yang berada di Kelurahan Kakaskasen, Kecamatan Tomohon Utara, Kota Tomohon, Sulut.

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 31 Jan 2025, 22:23 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2025, 22:20 WIB
Gunung Lokon - Tomohon
Gunung Lokon dilihat dari kompleks Vihara Buddhayana... Selengkapnya

Liputan6.com, Tomohon - Berdasarkan hasil pengamatan, analisis dan evaluasi data visual dan instrumental, maka tingkat aktivitas Gunung Lokon di Kota Tomohon, Sulut, diturunkan dari Level III Siaga menjadi Level II Waspada sejak, Jumat (31/1/2025), pukul 06:00 Wita.

“Rekomendasi pada tingkat aktivitas Level II Waspada adalah, masyarakat dan wisatawan untuk tidak mendekati dan melakukan aktivitas di dalam radius 1,5 km dari kawah Tompaluan atau pusat aktivitas,” ungkap Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Priatin Hadi Wijaya pada, Jumat pagi.

Jika terjadi erupsi dan hujan abu, maka warga diimbau untuk tetap berada di dalam rumah, dan apabila berada di luar rumah disarankan untuk menggunakan pelindung masker dan mata kacamata.

“Warga mewaspadai potensi lahar pada sungai-sungai yang berhulu dari puncak Gunung Lokon terutama pada musim penghujan,” ujarnya.

Dia memaparkan, aktivitas vulkanik Gunung Lokon dipantau secara visual dan instrumental dari Pos Pengamatan Gunungapi (PPGA) yang berada di Kelurahan Kakaskasen, Kecamatan Tomohon Utara, Kota Tomohon, Sulut.

Erupsi terakhir terjadi pada tahun 2011 berupa erupsi abu dan lontaran material pijar yang jatuh kembali di sekitar kawah. Tingkat aktivitas Gunung Lokon adalah Level III (Siaga) sejak 10 November 2024, sebelum diturunkan pada, 31 Januari 2025.

Aktivitas vulkanik asap kawah pada Desember 2024 hingga 10 Januari 2025 umunya putih tipis hingga sedang tinggi sekitar 15 - 25 meter. Kegempaan didominasi oleh gempa Vulkanik Dangkal terekam berkisar antara 1 hingga 102 kejadian per hari.

“Pada Januari 2025 secara visual asap kawah teramati putih tipis dengan tinggi umumnya 10 m di atas puncak yang sebelumnya sekitar 15 m di atas puncak,” ujarnya.

Secara instrumental terjadi penurunan aktivitas kegempaaan khususnya gempa Vulkanik Dangkal sejak 1–29 Januari 2025 kegempaan menunjukan penurunan jumlah gempa, dimana pada 2 Januari 2025 gempa Vulkanik Dangkal terekam sebanyak 102 kejadian per hari. Kondisi ini berangsur menurun hingga pada 15 Januari 2025 gempa Vulkanik Dangkal terekam sebanyak 15 kejadian per hari.

“Pada 20 hingga 29 Januari 2025 jumlah gempa terekam berkisar antara 1-5 kejadian per hari,” ujarnya.

Berdasarkan data instrumental terindikasi adanya penurunan tekanan di bagian dangkal (permukaan), setelah terekamnya gempa Vulkanik Dangkal yang berasosiasi dengan pelepasan gas hembusan.

“Potensi ancaman bahaya aktivitas Gunung Lokon untuk saat ini adalah terjadinya erupsi yang diakibatkan kontak uap magma dengan air hidrotermal secara tiba-tiba, dengan atau tanpa indikasi peningkatan signifikan,” tuturnya.

Dia mengatakan, pada musim penghujan atau bila terjadi hujan deras di puncak Gunung Lokon, warga diingatkan untuk mewaspadai terjadi lahar di sungai-sungai yang berhulu dari puncak Gunung Lokon.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya