Mencari Jalan Tengah Agar Kasus Komodo Gigit Balita tak Terulang

Upaya tindak lanjut untuk mencegah munculnya kasus serupa

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Feb 2021, 12:45 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2021, 12:31 WIB
Selamatkan Naga Terakhir, Pulau Komodo Menjadi Target Selanjutnya
Pulau Komodo, menjadi salah satu tempat dimana Komodo, sang naga terakhir di dunia hidup. (Liputan6.com/ Harun Mahbub)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melakukan pemagaran pada sejumlah wilayah desa di dalam kawasan Taman Nasional Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, untuk melindungi warga setempat dari serangan satwa Komodo.

"Sekarang kita sedang melakukan pemagaran sepanjang 1,4 kilometer karena ada kasus digigitnya seorang anak (oleh Komodo) di Kampung Komodo," kata Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem KLHK Wiratno dalam keterangan yang diterima di Kupang, Sabtu (20/2/2021)..

Kasus digigitnya seorang anak yang dimaksud adalah balita berusia 4,5 tahun yang tinggal di Pulau Komodo berinisial F, yang digigit Komodo pada Sabtu (16/1) hingga pergelangan tangannya putus.

Wiratno menjelaskan upaya tindak lanjut untuk mencegah munculnya kasus serupa maka dilakukan pemagaran wilayah sepanjang 1,4 kilometer, dilansir Antara.

Pemagaran dilakukan pada sejumlah titik di dalam kawasan Taman Nasional Komodo yaitu di Kampung Komodo, Kerora, dan Rinca.

Lebih lanjut Wiratno mengatakan, warga yang tinggal di dalam kawasan TN Komodo juga tidak direlokasi.

Ruang hidup masyarakat di kawasan itu telah dimasukkan ke dalam zona khusus seluas sektiar 310 hektare.

"Jadi mereka tidak diusir atau dipindahkan. Tidak ada program itu dalam konsep pengelolaan Taman Nasional," katanya.

Wiratno mengatakan pemerintah melalui Ditjen KSDA dan Balai TN Komodo justru berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program kemitraan konservasi.

Program lima tahun ke depan yang disiapkan dengan fokus pada community based ecotourism di tiga desa akan disusun bersama-sama Balai TN Komodo, Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) dan Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya