Perjalanan Biji Kakao Fermentasi Jembrana Sampai Mendunia

Biji kakao fermentasi dari Jembrana mampu menembus pasar internasional. 1 ton biji-biji kakao Selasa 2 Maret 2021 setelah melalui pemeriksaan karantina akan dikirim ke Jepang.

oleh Dewi Divianta diperbarui 04 Mar 2021, 23:00 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2021, 23:00 WIB
Petugas Karantina Pertanian Menunjukkan Kakao Fermentasi Jembrana
Petugas Karantina Pertanian Menunjukkan Kakao Fermentasi Jembrana (Dewi Divianta/Liputan6.com)

Liputan6.com, Denpasar - Pengolahan pascapanen kakao melalui teknik fermentasi, membuat petani kakao asal Kabupaten Jembrana, Bali berhasil memperoleh biji kakao dengan kualitas super. Bahkan kakao Jembarana ini mampu menembus pasar internasional.

Kepala Karantina Pertanian Denpasar, I Putu Terunanegara saat melakukan monitoring tindakan karantina pertanian di gudang PT KKSS mengatakan, sebanyak satu ton biji kakao organik fermentasi milik Koperasi Kerta Semaya Samaniya (KKSS) diperiksa oleh pejabat Karantina Pertanian Denpasar untuk dikirim ke Jepang.

"Dari data IQFAST Barantan tercatat volume ekspor biji kakao Denpasar meningkat seiring pengakuan kualitasnya oleh pasar internasional. Tercatat di tahun 2020, ekspor biji kakao mencapai 26 ton dibandingkan tahun lalu yang hanya 7,5 ton saja," ujarnya.

Ia menyebut hingga Februari 2021, total ekspor tercatat sebanyak 2 ton. "Harapannya dengan pendampingan dan pulihnya geliat ekonomi Indonesia, tahun ini ekspor komoditas ini mampu naik tiga kali lipat dari tahun 2020," ucap Putu.

 

 

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak juga video pilihan berikut ini:

Organik dan Tanpa Pestisida

Putu menambahkan biji kakao tersebut memiliki keunggulan dibanding dari daerah lain, karena proses penanaman dan pasca panennnya.

"Kakao ini dikembangkan secara organik tanpa pestisida apapun dan pengolahan pasca panennya menggunakan teknik fermentasi. Meskipun butuh waktu agak lama namun teknik fermentasi menghasilkan kakao yang memiliki aroma khas," ujar Putu.

Lebih lanjut Putu mengatakan dengan adanya pendampingan ekspor dari Karantina Pertanian Denpasar, diharapkan adanya sinkronisasi antara permintaan pasar yang semakin meluas dengan peningkatan produksi di petani.

"Saat ini selain Jepang, biji kakao dari Denpasar sudah menembus pasar mancanegara seperti Amerika Serikat, Malaysia, Singapura, Jerman, Francis, Belanda, Austria dan Swiss," kata dia.

Sementara itu, Ketua koperasi KKSS, I Ketut Wiadnyana menjelaskan manfaat pendampingan oleh Karantina Pertanian terkait persyaratan ekspor komoditas bahan dasar cokelat ini dari negara tujuan dan percepatan dalam pelayanan sertifikasi karantina.

"Kami benar-benar didampingi dan dipermudah dalam hal ekspor biji kakao. Hasil pertanian kami selalu diterima dengan baik dan lancar di negara tujuan karena persyaratan ekspornya yang sudah terpenuhi dengan baik," ucapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya