Liputan6.com, Jakarta - Film The Conjuring 2 menjadi salah satu film horor yang banyak ditonton. Para pecinta film horor dengan setia menanti kelanjutan dari film the conjuring berikutnya.
Namun demikian, rentetan peristiwa pernah terjadi sebelum film The Conjuring 2 ini tayang dan banyak digemari para pecinta film horor. Cerita digambarkan pada tahun 1976 atau setahun sebelum kejadian aneh di Enfield yang menjadi fokus utama The Conjuring 2, Lorraine dan Ed menuju Amityville.
Mereka berniat membongkar motif Ronald J DeFeo Jr tega menghabisi keluarganya sendiri. Apakah dia ingin mendapatkan harta keluarga, seperti disangka polisi, atau karena bisikan 'iblis'.
Advertisement
Baca Juga
Peristiwa menyeramkan di Amityville tersebut terkuak pada 13 November 1974 sekitar pukul 18.30. Kala itu, Ronald DeFeo Jr menyeruak masuk ke Henry's Bar dan membawa kabar buruk.
"Seseorang menembak ibu dan ayahku," teriaknya, panik, seperti dikutip dari situs New York Daily News.
Orang-orang sontak menghambur dari tempat nongkrong itu, menuju lokasi. Pemuda yang kala itu berusia 23 tahun juga melapor ke aparat. Ia mengaku menemukan jasad ayah dan ibunya di kamar lantai dua.
Petugas Kepolisian Suffolk County menerima laporannya pada pukul 18.35 waktu setempat. Saat polisi tiba di lokasi kejadian, Ronald Jr juga mengaku menemukan jasad adik-adiknya di kamar lainnya.
Total korban berjumlah enam orang di antaranya, Ronald J. DeFeo (43), istrinya Louise (42), dua anak laki-laki: John (9) dan Mark (12), serta dua putri mereka: Allison (13) dan Dawn (18). Semua dengan luka tembak.
Aparat yang menyisir rumah tak menemukan tanda-tanda perlawanan. Korban diduga dihabisi dalam kondisi terlelap. Senjata si pembunuh juga raib.
Setelah pengujian post-mortem dilakukan, para korban dinyatakan telah meninggal dunia setidaknya sejak pukul 07.00. Ronald DeFeo Jr adalah satu-satunya anggota keluarga yang selamat.
Simpati pun mengalir bagi pemuda yang kehilangan seluruh anggota keluarganya sekaligus. Namun, dua hari kemudian ia digiring polisi dalam kondisi tangan terborgol.
Setelah diinterogasi selama 20 jam, Ronald Jr akhirnya mengakui bahwa dia yang menembak ayah, ibu, dan adik-adiknya.
Kala itu motif pembunuhan belum diketahui. Menurut penyelidik pemuda emosional itu ingin mendapatkan harta keluarga di Amityville.
Namun, pelaku bersikukuh, "Suara di dalam rumah itu yang membuatku melakukannya."
Kasus tersebut memang diwarnai sejumlah keanehan. Meski pelaku tak menggunakan senapan yang dilengkapi peredam, para tetangga tak mendengar bunyi letusan senjata.
Apa pun, dalih penyakit jiwa ditepis hakim. Ronald 'Butch' DeFeo Jr dinyatakan bersalah atas enam dakwaan pembunuhan tingkat dua, yang masing-masing dijatuhi hukuman selama 25 tahun hingga penjara seumur hidup.
Selama penyelidikan dan persidangan, rumah Amityville dibiarkan kosong. 13 bulan kemudian, kepemilikannya berpindah tangan ke George Lutz -- yang pindah bersama istri dan tiga anaknya pada Desember 1975.
Harga rumah besar yang jadi lokasi pembunuhan itu jatuh, 'hanya' US$ 80 ribu. "Ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan," kata George Lutz soal kediaman barunya yang megah.
Saksikan video pilihan berikut ini
Horor Versus Hoaks
Pada hari pindah, mereka mengundang seorang pemuka agama untuk memberkati rumah itu. Kata Lutz, tamunya itu mengaku tangan tak terlihat memukulnya di ruang menjahit.
Pemuka agama itu, tambah Lutz, juga mendengar suara tanpa raga. "Pergi dari sini!" entah dari siapa kalimat itu terucap. Juga mengalami perasaan aneh mirip gejala flu dan tangannya tiba-tiba mengeluarkan darah.
Meski demikian, keluarga itu akhirnya menetap di rumah itu dan mengaku menemui sejumlah hal mistis.
"Ada aroma asing yang tercium lalu hilang," kata Lutz, seperti dikutip dari ABC News. "Juga terdengar suara-suara aneh. Pintu depan terbanting tengah malam...selama berhari-hari tak ada hawa hangat di dalam rumah."
Lutz mengaku membiarkan perapian tetap menyala, agar rumah tak dingin menggigit. Namun, alih-alih nyaman, ia justru mengaku menemukan zat misterius mirip lendir yang berjatuhan di karpet saat terbangun pada pagi hari.
Suatu ketika, kata dia, istrinya tiba-tiba berubah rupa menjadi perempuan sepuh, yang wajah, rambut, dan kerutannya mirip nenek 90 tahun.
Dan segala keanehan terjadi mulai pukul 03.15. Hampir tiap hari -- bertepatan dengan waktu diperkirakannya terjadi pembunuhan.
Suatu malam Lutz mengaku melihat tempat tidur anak-anak terangkat naik dan turun, namun ia tak berdaya melakukan apa pun. Sang istri pun terlihat melayang di atas ranjang.
Pagi harinya, setelah 28 hari tinggal di rumah Amityville, Lutz dan keluarganya ngacir. Meninggalkan pakaian di lemari, dan kulkas penuh makanan.
Pria itu yakin, hal buruk akan terjadi jika ia tak buru-buru pergi. "Aku tak sanggup membayangkannya," kata Lutz.
Pengalaman keluarga Lutz menarik perhatian banyak orang. Dua bulan setelah kepindahan tiba-tiba mereka, reporter Laura Didio mengumpulkan sekelompok pemerhati supranatural untuk membuktikan klaim tersebut.
Mereka menghabiskan malam di rumah itu, menyisir kamar demi kamar. Mencari jejak keberadaan makhluk tak kasat mata.
Salah satu dari mereka, Lorraine Warren -- yang asli -- mengaku mengalami sensasi 'ledakan' perasaan depresi yang luar biasa. Sejumlah foto pun diambil. Tak ada apa pun yang tertangkap kamera, kecuali satu, yang dideskripsikan Didio sebagai 'penampakan' bocah laki-laki mengintip dari salah satu kamar.
Sementara itu, George Lutz menghubungi pengacara Ronald Jr, William Weber -- yang telah mengantongi proposal untuk menerbitkan buku tentang kliennya.
Bagi Weber, kisah seram Lutz bisa menambah gereget buku tersebut.
Pertemuan berlangsung menyenangkan. Setelah menghabiskan empat botol anggur, sisa malam itu menjadi sesi menulis kreatif tentang apa saja yang menarik untuk dimuat dalam sebuah buku horor. Keduanya saling berkhayal soal alur kisah seram.
Namun, kerja sama tak terjalin antar keduanya. Lutz yang tak mau berbagi untung dengan Ronald DeFeo Jr, menggandeng seorang penulis bernama Jay Anson.
Hasilnya adalah buku berjudul 'The Amityville Horror: A True Story' yang dirilis pada 1976. Yang dicetak ulang 13 kali, enam juta buku laku dijual. Versi film yang diluncurkan tiga tahun kemudian juga sukses besar.
Lutz mengakui, tak semua adegan dalam buku dan film adalah nyata -- seperti halnya yang digambarkan The Conjuring 2. Salah satunya soal lendir hijau. Namun, sisanya, ia klaim berdasarkan pengalaman sesungguhnya, bukan dusta atau hoaks, seperti yang ditudingkan banyak orang.
"Aku tak bisa mengatur apa yang dipikirkan orang. Aku hanya mengatakan apa yang kami alami," kata Lutz.
Kini, rumah tiga lantai bergaya kolonial Belanda yang jadi lokasi pembunuhan sadis ditawarkan seharga US$ 850 ribu atau 11,3 miliar. Ada 11 ruangan, fasilitas kolam renang, dua garasi mobil, dan tempat untuk mengandangkan kapal.
Alamatnya baru saja berganti, dari 112 Ocean Avenue menjadi 108 Ocean Avenue, New York. Namun, orang awam mengenalnya sebagai 'rumah horor' Amityville.
"Ada empat pemilik sejak pembunuhan terjadi. Tak ada satu pun dari mereka yang keluar rumah sambil berteriak. Tak ada kejadian aneh apa pun termasuk pembunuhan," kata pihak broker, seperti dikutip dari Curbed.
Lilin-lilin dinyalakan, tirai ditutup rapat, kemudian hening. Raga Lorraine Warren masih duduk menghadap meja bersama sang suami, Ed dan dua orang lainnya.
Namun, sukmanya melayang ke tahun 1974, pada hari ketika Ronald J DeFeo Jr membantai seluruh keluarganya.
Tak hanya menyaksikan, Lorraine menirukan gerakan bagaimana pelaku mengokang senjata, menembakkan peluru ke ayah, ibu, dan empat adiknya. Para korban diduga meninggal dalam kondisi tertidur.
Setelah itu, hal-hal aneh ia temui. Ada penampakan anak kecil yang mengintip dari tangga. Makhluk yang konon tak kasat mata itu kemudian membawanya bertemu dengan sosok mengerikan, iblis jahat yang menyaru sebagai biarawati: Valak.
"Seakan mendekat ke neraka yang sama sekali tak ingin kualami," kata Lorraine, menangis dan tersengal, seperti yang digambarkan dalam adegan awal film The Conjuring 2.
Digambarkan, pada 1976 -- setahun sebelum kejadian aneh di Enfield yang menjadi fokus utama Conjuring 2, Lorraine dan Ed menuju Amityville.
Advertisement