Penjual Tusuk Sate Raup Berkah Iduladha di Tengah Pandemi Covid-19

PPKM Darurat tak menghentikan minat warga untuk tetap membakar sate, sehingga kebutuhan tusuk sate tetap tinggi.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 21 Jul 2021, 04:00 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2021, 04:00 WIB
Pemberlakuan PPKM Darurat Covid-19 tak menghalangi warga untuk tetap melestarikan tradisi nyate, walhasil kebutuhan tusuk sate pun terbilang tinggi.
Pemberlakuan PPKM Darurat Covid-19 tak menghalangi warga untuk tetap melestarikan tradisi nyate, walhasil kebutuhan tusuk sate pun terbilang tinggi. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Bagi penjual tusuk sate, perayaan Iduladha adalah anugerah. Tak terkecuali bagi Agus (64), salah satu pedagang tusuk sate di Pasar Induk Ciawitali, Garut, Jawa Barat.

Pedagang sepuh di blok Y pasar terbesar di kota Intan Garut itu, mengaku penjualan tusuk sate saat Iduladha tahun ini lumayan tinggi. "Untuk lebaran hari ini saya sudah menjual sekitar 120 pcs tusuk sate ukuran seperempat kilogram," ujar Agus saat ditemui di kiosnya, Selasa (20/7/2021).

Menurut Agus, kebutuhan masyarakat terhadap tusuk sate memang tidak sepi saat lebaran haji tiba, meskipun Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Covid-19 tengah berlangsung, namun hal itu tak menghentikan minat warga untuk tetap membakar sate.

"Kalau membuat sendiri kan tanggung dan sulit, jadi mendingan membeli saja, lagian harganya juga terjangkau," katanya.

Walhasil, tradisi nyate atau memotong daging dalam ukuran kecil kemudian membakar hingga matang tersebut, tetap lestari hingga kini.

"Kalau lebaran Iduladha tidak nyate sepertinya tidak afdol,” ujarnya sedikit bercanda.

Saat ini harga satu pcs tusuk sate ukuran seperempat kilogram, berisi ratusan tusuk sate siap pakai sebesar Rp 5 ribu. "Biasanya barang jualan kami dipasok dari Tasik," katanya.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

Jadi Berkah

Agus menyatakan, dibanding hari biasa, kebutuhan tusuk sate memang terbilang jomplang. Sehingga masuknya Iduladha merupakan kabar baik untuk meningkatkan penjualan.

"Biasanya menjelang Iduladha kami selalu menyimpan cadangan cukup banyak, sebab kebutuhan terbilang tinggi," ujarnya.

Kondisi itu memang cukup beralasan, selain tradisi bakar sate yang masih kental di tengah kebiasaan warga, kebutuhan tusuk sate di hari biasa memang terbilang minim.

"Apalagi sekarang acara hajatan dan pesta masih dilarang selama PPKM, jadi datangnya Iduladha cukup membantu (penjualan)," kata dia.

Namun dibanding momen Iduladha sebelum pandemi Covid-19 berlangsung, Agus mengakui penjualan tahun ini memang terbilang sepi.

"Jauh sekali (turun) dulu bisa sampai ratusan pcs habis tiap hari selama Iduladha dan tasrik," katanya.

Namun meskipun demikian, Agus tetap bersyukur pembeli tusuk sate tahun ini masih ada di tengah pelemahan ekonomi termasuk pemberlakuan PPKM Darurat Covid-19.

"Lumayanlah ada saja pembeli yang membutuhkan buat nyate daging kurban," kata dia.

Selain hari ini, Agus berharap masuknya hari tasrik atau tiga hari setelah lebaran Iduladha, penjualan tusuk sate tetap bergairah.

"Semoga saja pembelinya tetap tinggi, doakan saja," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya